Keharmonisan Keluarga
AIkisah, pada sebuah malam sebelum Tahun Baru tiba,hujan turun dengan lebatnya. Seorang gadis cilik yang tampak kesepian sedang bersedih karena keluarganya tidak rukun.“Tahun Baru sebentar lagi akan tiba, tapi keluargaku tidak bahagia. Kakak memaksa ingin dibelikan sepeda motor baru. Tetapi Ayah dan Ibu tidak menyetujui karena kakak dianggap suka ngebut. Mereka pun bertengkar terus soal itu,”Keluhnya dalam hati.
Saat matanya nanar melihat keluar jendela, didapati ada empat pria tua berjalan di tengah guyuran hujan, dia pun segera berlari ke ruang tengah sambil membuka pintu rumah dan berseru:“Ayah,Ibu,lihatlah! Kakak, coba ke sini cepat!”Sangibu keluar rumah dan menyapa sekumpulan pria tua itu. "Tuan-tuan,di luar hujan lebat sekali.Mari silakan mampir dan berteduh di rumah kami!”
Keempat pria tua itu berhenti di depan rumah dan memperkenalkan diri satu persatu sebagai: Kekayaan,Kesuksesan, Kesejahteraan,dan Harmoni.,Salah seorang menjawab sapaan si ibu: “Terima kasih atas kebaikan Anda, Nyonya. Kami berempat dan kami punya sebuah aturan, yaitu hanya salah satu dari kami yang boleh masuk ke rumah. Siapakah yang ingin Anda undang ke rumah Anda?
Ayah berkata,“Kami seharusnya mengundang masuk Kekayaan, dengan begitu kami bisa mendapat kehidupan yang nyaman dan menyenangkan!”
Si kakak berkata, “Jangan, pilih Kesuksesan saja! Aku ingin keluargaku bangga padaku! Dan tentunya, sukses juga berarti kaya sehingga aku bisa memiliki sepeda motor impianku"
Ibu berujar, “Tunggu! Kupikir Kesejahteraan yang paling penting! Karena sejahtera berarti tidak berkekurangan dan sehat.”
Si gadis cilik yang sedari tadi diam, menyela bertanya pada ibunya, “Ibu, Ibu, harmoni itu apa? Kenapa tidak ada yang mengajak masuk Harmoni?”
Setelah terdiam sejenak, Ayah berkata,“Ya,benar! Kenapa kita tidak undang Harmoni? Tahun Baru sebentar lagi datang, sudah seharusnyalah kita sekeluarga rukun dan damai. Tidak perduli kita kaya, sukses atau sejahtera, jika kita rukun pasti bahagia. Kita putuskan, kita undang Tuan Harmoni ke rumah kita. Silahkan masuk Tuan Harmoni.”
Tuan Harmoni pun masuk ke dalam rumah dan diikuti dengan tiga pria tua lainnya. “Lho? Katanya tadi hanya salah satu dari kalian yang boleh masuk ke rumah? Kenapa sekarang semuanya ikut masuk?" tukas Ayah
Mereka menjawab,“Kami punya aturan lainnya! Jika Harmoni yang diundang masuk, maka Kesejahteraan, Kesuksesan,dan Kekayaan akan mengikuti." Si gadis cilik itu berkata
dengan penuh bahagia, “Sekarang aku mengerti. Kita bisa bahagia kalau kita hidup rukun.”
Memang benar. Kerukunan dalam keluarga adalah yang utama dan segalanya. Di dalam diri anak-anak....ada bagian ayah dan ibu, demikian pula sebaliknya. Tiap bagian diri harus harmoni.Jika harmoni terjaga, kerukunan terpelihara, maka sukses, bahagia, dan sejahtera pasti akan mengikuti.
Justru karena itulah,kerukunan bukan hanya ada didalam rumah tangga, tetapi dimulai dari rumah tangga, jika dari rumah tangga itu dimulai maka akan ada kerukunan mau tidak mau kerukunan akan bertetangga, ber-RT, ber-RW, Bernegara maka ada disebut Kerukunan umat beragama.
dikutip dari buku sapaan Kasih Djasarmen Purba,SH|
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H