Mohon tunggu...
Garth Irawan
Garth Irawan Mohon Tunggu... -

Menjadi mempesona, karena memahami bahwasanya; hidup adalah take and give, keep rolling, keep flowing, and swing it on!! :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makan di Warteg "Ruarr Byazaa!"

31 Maret 2010   07:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Soto Ayam itu biasanya memang menjadi makanan yang cukup digemari di Indonesia, tak jarang juga di warteg-warteg menu ini tersedia. Biasanya di sebuah warteg, daging Soto Ayam berasal dari daging Ayam Goreng yang biasa terpampang pada etalase warteg.

Suatu hari aku pergi ke daerah Kebon Jeruk untuk bertemu seorang teman lama, waktu sudah cukup jauh melewati jam makan siang. Dengan spontan aku berhenti di sebuah warteg. Seperti biasanya jika ke warteg, maka menu yang akan aku pilih adalah Soto, entah itu Soto Daging, Babat, maupun Ayam. Alasan aku memilih Soto, karena Soto diproses secara lebih panas dibanding makanan lainnya. Memang menu Soto biasa aku pesan pada warteg-warteg asing, yang kurang meyakinkan suasananya.

Di warteg itu, penjualnya terlihat seperti seorang Ibu muda, belum lebih dari 25 tahun [Feelingku], namun tubuhnya langsingnya terlihat seperti sudah "terpakai"[Feelingku], parasnya lumayan cantik khas Wong Sunda, ia juga dibalut kulit yang putih, rambutnya juga hitam panjang dan cukup berkilau *wah...wah, gue kesemsem sama mba-mba warteg kali ye!?*

Oke, kemudian aku bertanya.

"Ada Soto?"

"Ada", jawabnya, tenang.

"Soto apa saja?"

"Soto Ayam."

"Boleh dech", jawabku mantap.

Seingatku, selain aku ada 1 orang lagi yang makan di warteg tersebut, seorang Bapak-bapak berusia paruh baya.  Si Teteh warteg menyiapkan Soto buatku yang cukup lama prosesnya, dimulai dari masuk ke dapur yang, lalu mondar-mondir ke ruang etalase dengan ekspresi yang dingin, setelah cukup lama berada di dapur.

Maka...

Eng ing eng, akhirnya Soto Ayam pun datang, setelah melewati proses yang rahasia dan penuh misteri itu, terjawab sudah. Aku mengambil sendok yang ada di manggkuknya menyendok kuahn dan menyeruputnya.Hmmm, rasanya RUARRRRRRR BYAZAAAAA !! Secara kuat diperkirakan komposisinya adalah perpaduan antara air hangat, kecap asin+garam, minyak goreng, dan sedikit kecap manis. Begitulah, Soto itu tersaji di depan mataku, belum pernah aku makan Soto warteg sedahsyat itu.

(Soto Ayam : Illustrated by Google)

"Sadis dan juga NEKAD, pikirku, sambil melirik si Teteh!!"

Ok lah, paling tidak masih bisa dimakan, dan tidak menyebabkan kematian mendadak, dengan cepat  juga aku minta tambahan gulai usus, supaya aku bisa  lebih cepat menyantap nasi yang cukup banyak porsinya itu. Gulai usus itu pun rasanya juga RUARRR BYAZAAA!!, kuahnya terasa hambar walau berwarna kuning, rasa ususnya pun lebih terasa pahit ketimbang gurih.

Dengan menyisakan cukup banyak Soto, nasi dan usus, aku segera memanggil si Teteh untuk membayar semuanya. Dengan langkah pasti aku pergi ke luar warteg dan segera menuju ke tempat kawanku, tentunya dengan siap-siap berbagi cerita, bahwa ada warteg yang rasanya RUAARR BYAZAA !!di dekat komplek rumahnya. Jika mengingatnya memang mengharukan, terharu karena cita rasa masakan tersebut tidak seindah Teteh penjualnya. Aku berharap warteg itu lagi apes saja saat aku datang, dan semoga esoknya warteg kembali menyediakan menu yang memang  bercita-rasa "menggoyang lidah" penikmatnya.

*[The Right Man in the Right Place, produce the Right Way and Great Output]*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun