Maka...
Eng ing eng, akhirnya Soto Ayam pun datang, setelah melewati proses yang rahasia dan penuh misteri itu, terjawab sudah. Aku mengambil sendok yang ada di manggkuknya menyendok kuahn dan menyeruputnya.Hmmm, rasanya RUARRRRRRR BYAZAAAAA !! Secara kuat diperkirakan komposisinya adalah perpaduan antara air hangat, kecap asin+garam, minyak goreng, dan sedikit kecap manis. Begitulah, Soto itu tersaji di depan mataku, belum pernah aku makan Soto warteg sedahsyat itu.
(Soto Ayam : Illustrated by Google)
"Sadis dan juga NEKAD, pikirku, sambil melirik si Teteh!!"
Ok lah, paling tidak masih bisa dimakan, dan tidak menyebabkan kematian mendadak, dengan cepat juga aku minta tambahan gulai usus, supaya aku bisa lebih cepat menyantap nasi yang cukup banyak porsinya itu. Gulai usus itu pun rasanya juga RUARRR BYAZAAA!!, kuahnya terasa hambar walau berwarna kuning, rasa ususnya pun lebih terasa pahit ketimbang gurih.
Dengan menyisakan cukup banyak Soto, nasi dan usus, aku segera memanggil si Teteh untuk membayar semuanya. Dengan langkah pasti aku pergi ke luar warteg dan segera menuju ke tempat kawanku, tentunya dengan siap-siap berbagi cerita, bahwa ada warteg yang rasanya RUAARR BYAZAA !!di dekat komplek rumahnya. Jika mengingatnya memang mengharukan, terharu karena cita rasa masakan tersebut tidak seindah Teteh penjualnya. Aku berharap warteg itu lagi apes saja saat aku datang, dan semoga esoknya warteg kembali menyediakan menu yang memang bercita-rasa "menggoyang lidah" penikmatnya.
*[The Right Man in the Right Place, produce the Right Way and Great Output]*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H