Mohon tunggu...
Garinda Garinda Almaduta
Garinda Garinda Almaduta Mohon Tunggu... -

Lelaki di awal kepala 3.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Singkat Wirasaba Hingga Karesidenan Banyumas (1/2)

9 Desember 2016   21:10 Diperbarui: 9 Desember 2016   21:13 2749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah Mertadireja I wafat, ditunjuklah Mertadireja II sebagai Wedana Bupati Banyumas Kanoman di Patikraja dari 1830-1831 dengan gelar K.P.A. Mertadireja II. Beliau kemudian memindahkan pusat pemerintahan Kanoman dari Patikraja ke Ajibarang (1831-1832).13  Ajibarang  pada akhir Perang Jawa dipimpin oleh Tumenggung Djayasinga  yang dikenal juga dengan nama Singadipa. Singadipa adalah orang Banyumas yang menjadi anak buah Pangeran Diponegoro. 14

Pemerintahan di Ajibarang hanya berlangsung dari tanggal 22 Agustus 1831 hingga 6 Oktober 1832.14 Karena adanya bencana angin topan selama 40 hari 40 malam ibu kota Kabupaten Ajibarang dipindahkan ke desa Paguwon distrik Purwokerto.14 Pemindahan yang kedua ini mengganti nama Kadipaten Kanoman Banyumas menjadi Kabupaten Purwokerto.13

Sepeninggal K.P.A. Mertadireja II, untuk sementara ditunjuk menantunya, Tumenggung Djayadiredja (1853-1860). Tahun 1860 beliau dipindah ke Padang. Sehingga jabatan Bupati Purwokerto dijabat oleh putera K.P.A. Mertadiredja II, yaitu K.P.A. Mertadiredja III (1860-1879)13 yang kelak setelah dipindahkan ke kabupaten Banyumas dikenal sebagai K.P.A. Aria Gandasubrata.13 Tumenggung Cokrosaputro adik Cokronegoro II mantan bupati Banyumas menggantikan untuk memimpin kabupaten Purwokerto pada tahun 1879 – 1882. Selanjutnya tahun 1882 jabatan bupati Purwokerto kosong hingga tahun 1885. Kekosongan jabatan Kabupaten Purwokerto sementara diisi oleh Patih Wiraatmadja.14

Raden Mas Tumenggung Cakrakusuma putra Cakranegara II mengisi jabatan pada tahun 1885 – 1905. Selanjutnya Tumenggung Cakranegara III yang merupakan adik Cakrasaputra mengisi jabatan pada tahun1905 – 1920.14  Kabupaten Purwokerto terakhir dipimpin R.A.A. Cakraadisurya (1924-1935).13 Cakraadisurya adalah putra Raden Cakranegara yang sebelumnya menjabat bupati Ponorogo,14

Kasepuhan Banyumas yang diawali dengan kepemimpinan  Cakrawedana sejak tahun 1816 dan berakhir di tahun 1830 setelah Perang Diponegoro.13 Cakrawedana selanjutnya digantikan oleh R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864).8 Cakranegara II memimpin Kabupaten Banyumas pada tahun 1864-1879. Cakranegara II digantikan oleh Martadiredja II yang sebelumnya menjabat Bupati Purwokerto. Martadiredja III menjabat di Kabupaten Banyumas pada tahun 1879-1913 dan selanjutnya bergelar K.P.A.A. Gandasubrata.11

Karena alasan memasuki masa pensiun Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengangkat putera Gandasubrata yaitu Sudjiman Mertasubrata Gandasubrata sebagai Bupati Banyumas. Sudjiman Mertasubrata Gandasubrata saat itu sedang menjabat sebagain Patih di Kabupaten Kendal. Pada tahun 1939, oleh pemerintah Belanda gelarnya ditambah menjadi ‘Adipati’ sehingga namanya menjadi, R. Adipati Sudjiman Mertasubrata Gandasubrata mendampingi  Residen Banyumas Mr. J. Ruys.13

Pada tanggal 1 Januari 1936 Kabupaten Purwokerto dihapus dan digabung ke dalam Kabupaten Banyumas. Selanjutnya bukota Kabupaten Banyumas ditetapkan di Purwokerto. Sedangkan Banyumas ditetapkan sebagai ibukota Karesidenan Banyumas untuk sementara karena di kota Purwokerto belum ada fasilitas untuk kantor karesidenan dan rumah dinas residen.13

DAFTAR BACAAN

1.         Wahyudi A. Perpindahan Pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas ke Kota Purwokerto tahun 1930-1937 [Diss.]. Yogyakarta: UNY; 2014.

2.         Ananda R. In: Sarasehan Sejarah dan Budaya Panjer Dalam Rangka Pemantapan Ketahanan Nasional di Kebumen. Kebumen Kodim 0709/Kebumen; 2012.

3.         Asal Mula Wong Banyumas. (Accessed athttp://ongrosyadi.wordpress.com/2010/03/19/asal-mula-wong-banyumas/.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun