Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengapa Jersey Klub Sepak Bola Relatif Mahal?

25 Mei 2023   07:57 Diperbarui: 25 Mei 2023   08:19 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jersey away Venezia musim 2021/22. Sumber gambar: Soccer Bible

Sejak diakuisisi oleh pangeran Arab, penjualan jersey Newcastle United meningkat hingga 300%. Dalam setiap bulannya, mereka diperkirakan telah mendapat pasokan dana sebesar 1 juta euro dari hasil penjualan jersey.

The Athletic melaporkan bila setiap dua detik, terdapat satu penjualan jersey klub sepakbola. Angka itu diperkirakan terus bertambah dan tinggal menunggu saja, klub mana yang berhasil menjual jersey paling banyak.

Penjualan jersey memang dikatakan sebagai salah satu pemasukan menjanjikan setiap klub sepakbola. Apalagi dengan jumlah penggemar yang terus meningkat, kebanyakan dari mereka ingin mencicipi pengalaman mengenakan jersey klub kebanggaan. Manchester United yang pada musim lalu sukses daratkan Cristiano Ronaldo ke Old Trafford langsung menarik atensi.

Menurut situs love the sales, Ronaldo berhasil memecahkan rekor penjualan jersey tercepat di kompetisi Liga Primer Inggris dengan total penjualan 187 juta pounds. Dari hasil penjualan jersey sang superstar, Manchester United dilaporkan telah mendapatkan kembali dana senilai 12,9 juta pounds yang dikeluarkan untuk keperluan transfer dari Juventus.

Saat ini, jersey tidak hanya berfokus pada tujuan pertandingan sepakbola saja, namun juga fashion. Itu mengapa banyak sekali penggemar yang tak ragu mengeluarkan banyak uang demi mendapat jersey idaman. Ya, jersey sepakbola memang relatif mahal. Penggemar diminta untuk merogoh kocek cukup dalam untuk bisa menikmati pengalaman memakai jersey klub kebanggaan.

Kira-kira, apa yang membuat jersey sepakbola relatif mahal?

Sejarah Singkat Penggunaan Jersey dalam Sepakbola

Sebelum masuk ke alasan apa saja yang membuat jersey sepakbola relatif mahal, ada baiknya kita mengetahui dahulu sejarah singkat tentang mulai kapan diberlakukannya aturan penggunaan jersey.

Dahulu, sepakbola tidak mengenal kostum tim. Lantas dengan alasan setiap klub dirasa perlu menunjukkan identitas, maka muncul aturan Sheffield 1858 yang mengatakan bila klub sepakbola pada saat itu harus menyiapkan tiga setel kaus (putih, merah, dan biru) untuk dipilih setiap kapten sebelum pertandingan, guna mempermudah jalannya pertandingan.

Seiring berjalannya waktu, klub-klub sepakbola zaman dahulu mulai menentukan warnanya sendiri. Dari situ pula, muncul klub yang mulai menggunakan sponsor di jersey dan mendapat bayaran dari perusahaan yang menampilkan merek. Namun hal itu sempat mendapat pertentangan dari media televisi yang menyiarkan tayangan sepakbola. Mereka beranggapan bahwa tidak seharusnya klub menjadi wadah beriklan perusahaan tertentu.

Perlahan namun pasti, dengan desas desus yang menyebut bila media ikut mendapat bagian dari terpampangnya logo sponsor di jersey klub sepakbola, pertentangan itu mulai mereda. Terlebih ketika klub-klub sepakbola bisa mendapat keuntungan lebih besar dari hasil penjualan jersey yang terus meledak.

Terdapatnya sponsor di jersey klub sepakbola dianggap sebagai model bisnis baru yang terus berkembang hingga sekarang.

Mengapa Jersey Sepakbola Relatif Mahal?

Ketika kompetisi Liga Primer Inggris mulai diresmikan pada tahun 90-an, harga jersey sepakbola replika klub-klub disana berkisar di angka 29,99 pounds. Namun ketika memasuki musim 2020/21, harga jersey replika klub sepakbola di Inggris sudah mencapai angka rata-rata 70 sampai 80 pounds atau setara lebih dari satu juta rupiah. Bahkan untuk jersey otentiknya sendiri berkisar di angka 100 pounds atau nyaris menyentuh harga dua juta rupiah.

Malah, untuk jersey retro seperti yang dikatakan oleh situs footy dot com, nilai nya meningkat tajam dari yang dahulu 29,99 pounds menjadi 150 pounds, atau berada diatas harga jersey otentik klub-klub populer Liga Primer Inggris sekarang.

Jersey otentik sendiri merupakan jersey yang dikenakan pemain di atas lapangan. Terdapat banyak keunggulan seperti kenyamanan, teknologi yang digunakan, serta bahan yang memang diperuntukkan bagi setiap pemain. Sementara jersey replika sengaja dibuat untuk para penggemar dengan hanya memberikan penawaran kenyamanan ketika dipakai.

Kembali ke apa saja alasan yang membuat jersey sepakbola mahal, pertama adalah tentang persoalan inflasi. Ya, hal tersebut sangat jelas dan boleh dikatakan sebagai faktor utama dari bahasan kali ini. Menurut Bank of England, tingkat inflasi rata-rata sejak 1992 adalah 2,8%, atau yang berarti bahwa 30 pound dahulu bernilai sekitar 62,55 pound di hari ini.

Bisa dikatakan bila sejatinya, nilai jersey replika sekarang tidak jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan jersey replika era 90-an.

Alasan yang membuat jersey sepakbola relatif mahal selanjutnya adalah karena teknologi yang digunakan semakin maju dan berkembang.

Dalam hal ini, jersey Manchester United bisa menjadi contohnya. Adidas yang merupakan produsen jersey tim Setan Merah baru-baru ini telah menambahkan teknologi aero ready yang dipercaya bisa menyerap kelembapan. Penggemar sepakbola saat ini disebut telah mendapat banyak sekali inovasi baru yang tentunya tidak bernilai murah.

Kemudian selain inflasi dan teknologi yang kian maju, permintaan pasar yang terus meningkat juga membuat harga jersey semakin mahal. Pada tahun 2021, situs statista mencatat bila FC Bayern yang duduk di peringkat pertama berhasil menjual sebanyak 3.250.000 keping jersey. Di bawahnya ada Real Madrid dengan penjualan sebanyak 3.050.00 dan diikuti oleh Liverpool dengan 2.450.000, serta Manchester United yang berhasil menjual sebanyak 1.950.000 jersey.

Dengan besarnya minat para penggemar akan jersey klub kesayangan mereka, menjadi sebuah hal wajar bila kemudian barang tersebut memiliki nilai yang relatif besar pula.

Satu lagi alasan yang membuat jersey sepakbola relatif mahal adalah karena naiknya biaya percetakan.

Pada penjualan jersey Tottenham Hotspurs musim lalu, penggemar 'hanya' dipaksa untuk mengeluarkan dana sebesar 70 pound saja. Namun ketika ada permintaan lain seperti penambahan nomor dan nama punggung, termasuk lencana Liga Primer Inggris, maka harga jersey nya bisa bertambah menjadi 85 pound. Biaya percetakan yang meningkat membuat harga jersey yang lengkap dengan nama plus nomor punggung ikut meningkat pula.

Meski banyak yang rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk membeli sebuah jersey, tidak sedikit pula yang mengeluhkan hal ini. Maka Ben Hyde dari situs footy kemudian membeberkan alasan tentang cara agar para penggemar bisa mendapat harga jersey lebih murah. Menurutnya penggemar harus lebih sabar dalam membeli jersey idaman. Mereka bisa membeli jersey klub kesayangan sehabis natal, karena seperti biasa harga jersey di awal kemunculan cenderung mahal.

Dia mengatakan bila dengan diskon dan masa penjualan yang sedang tidak meningkat, seorang penggemar bisa menyimpan uang hingga 50% dari yang seharusnya dikeluarkan.

Namun kembali lagi, bila membeli jersey sudah menjadi hobi, maka gelontoran uang yang harus dikeluarkan tidak menjadi masalah. Seperti kisah berikut ini misalnya. Terdapat sosok asal Belanda bernama Arjan Wijngaard, yang memiliki koleksi 3000 jersey di ruangannya. Arjan mengaku mulai mengumpulkan jersey sejak tahun 1992 dengan klub Everton jadi koleksi pertamanya. Dia yang sangat hobi mengoleksi jersey bahkan sampai mengumpulkan kostum klub-klub non-liga.

Arjan mengaku jika dirinya bisa mendapatkan koleksi tersebut dari eBay, grup facebook, sampai dari kolektor asal Belanda maupun negara lainnya. Pria yang merupakan sosok di balik situs  www.voetbalshirts.org itu mengaku tidak akan berhenti selama ada ruang untuk barang koleksi.

Dengan mahalnya harga sebuah jersey, muncul pertanyaan baru, yaitu berapa pendapatan yang diterima oleh setiap klub sepakbola dari penjualan kostum kebanggaan mereka?

Berapa Pendapatan Klub dari Penjualan Jersey?

Pendapatan klub dari penjualan jersey bervariasi, berdasarkan sejumlah faktor seperti berapa banyak jersey yang bisa mereka jual dan berapa besaran komisi yang telah mereka sepakati dengan produsen.

Klub-klub di luaran sana biasanya mendapat komisi sebesar 7,5% sampai 15% dari total penjualan jersey. Meski tergolong kecil, klub biasanya sudah mendapat keuntungan besar dari kesepakatan kontrak. Sebagai contoh Liverpool yang menjalin kontrak bersama Nike selama lima tahun dengan nilai 150 juta pounds. Lebih dari itu, kesepakatan tersebut juga memunculkan besaran komisi sebesar 20% untuk klub.

Dalam kasus Liverpool, bila dalam setahun mereka bisa menjual satu juta jersey dengan nilai 80 pound setiap kepingnya, maka keuntungan yang didapat sudah berada di angka 16 juta pounds. Itu belum ditambah dengan nilai kontrak sebesar 30 juta pounds setiap tahunnya.

Formula tersebut juga bisa diaplikasikan di tim-tim lainnya. Tergantung berapa banyak jersey yang mereka jual, besaran komisi, dan kontrak tahunan yang telah disepakati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun