Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengupas Kejeniusan Jose Mourinho Saat Membawa FC Porto Juara UCL

16 Mei 2023   09:21 Diperbarui: 16 Mei 2023   09:40 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: UEFA.com

Pembelian Jose Mourinho yang tak sampai 10 juta euro itu pun tergolong sangat jitu. Jose Bosingwa yang didatangkan sebagai pemain muda dari Celta Vigo sukses jadi salah satu pilar terbaik Mourinho dalam memenangi gelar Liga Champions Eropa. Sementara itu Benni McCarthy sukses menggondol sepatu emas usai berhasil mencetak dua gol melawan Manchester United di babak 16 besar.

Ya, di musim tersebut, FC Porto sukses mengandaskan Manchester United yang dihuni oleh sejumlah nama legendaris asuhan Sir Alex Ferguson. Itu boleh dibilang sebagai awal dari kesuksesan mereka di kompetisi Liga Champions Eropa musim 2003/04, usai di fase grup mereka menempati posisi runner grup F di bawah Real Madrid.

Sukses kandaskan perlawanan Manchester United, FC Porto lalu mempecundangi raksasa Prancis, Lyon, dengan skor agregat 4-2. Di babak semifinal, mereka juga mampu menumpas perjalanan dramatis Deportivo La Coruna dengan skor akhir 1-0.

Di babak final, tanpa kesulitan berarti, Jose Mourinho mampu membawa FC Porto menekuk AS Monaco asuhan Didier Deschamps dengan skor telak 3-0.

Ramuan Jose Mourinho di Musim Terbaik FC Porto

Menggunakan skema permainan 4-4-2 diamond, FC Porto besutan Jose Mourinho sangat mengandalkan kesolidan lini pertahanan. Pelatih asal Portugal itu akan menginstruksikan anak asuhnya untuk segera melakukan serangan balik ketika terdapat celah sedikit saja dari tim lawan.

Di posisi penjaga gawang, Vitor Baia yang ketika itu sudah berusia 35 tahun berhasil disulap menjadi sosok penting dalam kebanyakan laga. Di lini pertahanan terdapat nama Ricardo Carvalho dan Jorge Costa yang menampilkan kerjasama sempurna. Jorge Costa jadi sosok tangguh yang kerap melakukan tekel kepada lawan. Dia lihai dalam melakukan ball recovery dan tak jarang menjadi titik awal dari serangan balik yang dilakukan FC Porto.

Sementara itu Ricardo Carvalho kerap disebut sebagai salah satu bek terbaik Portugal sepanjang masa. Dia memiliki kemampuan menarik berupa pandai menguasai bola, mengambil keputusan tepat ketika melakukan tekel, dan seringkali mengirim umpan-umpan panjang ke garis depan.

Lini belakang FC Porto pun disempurnakan oleh peran dua fullback didikan Mourinho, yakni Nuno Valente dan Paulo Ferreira. Dua sosok tersebut sering menjadi permulaan serangan FC Porto dari sisi lapangan. Mourinho sendiri lebih sering menginstruksikan Nuno Valente untuk naik membantu serangan mengingat dia punya karakter ofensif yang cukup baik.

Sementara itu, Paulo Ferreira yang lebih solid dalam bertahan, lebih sering berada di belakang untuk ikut menggagalkan serangan lawan.

Di bagian tengah lapangan, Mourinho secara cerdik mampu mengkombinasikan kemampuan tiga pemain andalan, seperti Costinha, Pedro Mendes, dan juga Maniche. Ketiga pemain tersebut berhasil menjadi penyeimbang tim dan penghubung antar lini. Dengan kelebihan dari masing-masing pemain, FC Porto kerap terlihat rapi dalam melakukan transisi baik serangan maupun ketika bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun