Setelah berhasil mendapatkan bakat-bakat berkualitas, Udinese akan bekerja keras dalam membentuk pemain tersebut.Â
Mulai dari karakter hingga skill, mereka benar-benar jujur dan bertanggung jawab dalam melakukan itu semua. Udinese diketahui telah menyiapkan psikolog dan guru bahasa untuk membantu proses adaptasi pemain.
Selain itu, menurut penuturan mantan pemain Udinese, Marcio Amoroso, Le Zebrette juga telah berhasil menjalin hubungan yang baik dengan seluruh pemain.Â
Klub telah memberi tempat tinggal dan semua yang dibutuhkan pemain. Hal itu dipertegas dengan pernyataan koordinator pemasaran strategis Udinese, Magda Pozzo, yang berbunyi,
"Kami sangat mementingkan keluarga,"
"Pada istri dan anak-anak para pemain. Kami memiliki restoran yang buka setiap hari dan mereka dipersilakan untuk makan di sana," ucap Magda.
Aroma kekeluargaan yang begitu erat kian tergambar jelas setelah mantan pemain mereka, Rodrigo de Paul, juga mengatakan hal yang sama.
"Tidak mudah untuk pergi. Seiring waktu Anda menjadi bagian dari keluarga. Klub memberi Anda segalanya bahkan hal yang paling sederhana sehingga pesepakbola seperti saya hanya perlu memikirkan sepak bola,"
"Ada sekelompok besar orang di sini. Ini adalah kota kecil tapi cantik. Para penggemar berada tepat di belakang Anda. Ini adalah tempat yang indah. Klub selalu selangkah lebih maju."
Dengan munculnya fakta lain bahwa klub tidak membebani setiap pemain untuk meraih gelar tertentu, banyak kemudian bakat muda yang tertarik untuk bergabung dengan Udinese.Â
Dari situ, klub kemudian sukses menghasilkan pemain-pemain berbakat nan berkualitas lainnya seperti, Martin Jorgensen, Marek Jankulovski, David Pizarro, Per Kroldrup, Asamoah Gyan, Stefano Mauri, Morgan De Sanctis, Vincenzo Iaquinta, Sulley Muntari, Tomas Sivok, Andrea Dossena, Fabio Quagliarella, dan Roman Eremenko.