Seperti apa yang banyak orang bilang, Manchester City bukanlah tim yang kaya akan sejarah. Perjalanan hebat mereka di dunia sepak bola baru diakui belakangan ini saja. Tak perlu jauh-jauh sampai ke kompetisi Eropa, di persaingan lokal saja City masih terus dicap sebagai tim instan, yang cuma mengandalkan gelontoran dana besar. Liverpool, Manchester United, Arsenal, hingga Chelsea, menjadi tim yang masih mendapat penghormatan lebih tinggi ketimbang City.
Namun benarkah citra Manchester City sebagai salah satu klub elit saat ini tak lebih dari kumpulan orang-orang yang cuma memikirkan uang? Meski secara kasat mata jawabannya mungkin iya, nyatanya sang pemilik bernama Sheikh Mansour mempunyai sesuatu yang akan menangkal itu semua.
Dia percaya bahwa City bukan sekadar klub sepak bola yang hanya fokus mengumpulkan bintang besar. Ada banyak rencana yang telah disiapkan, ada banyak kawanan yang siap berikan segalanya, serta ada banyak ambisi besar yang ingin segera direalisasikan.
Sheikh Mansour Mengubah Manchester City
Sebelum uang Timur Tengah datang, Manchester City menjadi klub yang memang tidak menarik untuk disaksikan. Mereka seringkali terjerembab ke divisi bawah, dan ketika tampil di kompetisi tertinggi Inggris pun, posisi buncit kerap jadi singgasana.
Namun harapan besar datang pada tahun 2007, ketika pengusaha kaya asal Thailand, Thaksin Shinawatra, tiba dengan mengakuisisi sebesar 75% saham klub, melalui nilai sebesar lebih dari 80 juta poundsterling atau setara lebih dari 1 triliun rupiah.
Saat itu, Thaksin Shinawatra langsung meminta Sven Goran Eriksson untuk melatih the Citizens. Meski memainkan sepak bola yang cukup atraktif dengan nama Elano sebagai bintang, City gagal merangsek ke peringkat atas.
Parahnya, dana besar yang sempat digelontorkan pengusaha asal Thailand ternyata adalah hasil korupsi. Ketika aset Thaksin Shinawatra dibekukan, CEO klub ketika itu, Garry Cook, berkeliling dunia untuk mencari investasi baru, dan di pertemukanlah dia dengan sosok Sheikh Mansour.
Tepat pada 1 September 2008, Sheikh Mansour resmi merampungkan pembelian Manchester City seharga 210 juta poundsterling.
Mereka kemudian menunjuk Mark Hughes sebagai pelatih, sekaligus menaruh dana sebesar lebih dari 200 juta poundsterling untuk merombak tim. Salah satu gebrakan yang dilakukan City ketika itu adalah dengan memboyong bintang Real Madrid, Robinho, melalui biaya sebesar 32,8 juta poundsterling.