Di posisi keempat, Ederson Moraes layak dinobatkan sebagai salah satu pemain yang paling menguntungkan Benfica. Diboyong dari Rio Ave senilai 435 ribu euro, kiper berpaspor Brasil itu kemudian diboyong Manchester City dengan nilai 40 juta euro. Selain Ederson Moraes, Manchester City juga turut memboyong bakat muda yang moncer bersama akademi Benfica, Ruben Dias. Pemain yang bertugas menjaga lini pertahanan itu ditebus dengan mahar 56 juta euro pada tahun 2020 lalu.
Kemudian, kepergian Darwin Nunez ke Liverpool pada musim panas 2022 menjadi penjualan terbesar kedua dalam sejarah Benfica. Pemain Uruguay yang terkenal produktif di musim 2021/22 dengan catatan 34 gol dalam 41 pertandingan itu resmi diboyong Liverpool.
The Reds, yang dilatih Jurgen Klopp, rela menggelontorkan dana sebesar 100 juta euro untuk memboyong sang pemain berusia 22 tahun itu ke Anfield. Padahal, Benfica hanya perlu mengeluarkan dana sebesar 24 juta euro saja ketika menebusnya dari Almeria pada 2020 lalu. Jangan lupakan pula penjualan yang dilakukan Benfica atas nama Enzo Fernandez ke Chelsea belum lama ini. Pemain yang bersinar di gelaran Piala Dunia 2022 diboyong dengan ahar sebesar 121 juta euro atau setara 1,97 triliun rupiah. padahal Enzo cuma didatangkan dengan mahar 18 juta euro atau setara 297 miliar rupiah dari River Plate pada 2019 silam.
Di posisi pertama, nama Joao Felix masih menjadi penjualan termahal Benfica usai diboyong Atletico Madrid pada 2019 lalu dengan nilai sebesar 126 juta euro.
Cara Benfica Mendapat Untung Besar dari Penjualan Pemain
Untuk bisa menjadi tim dengan profit tertinggi dari hasil penjualan pemain dalam setidaknya sepuluh tahun terakhir, Benfica memiliki siklus yang cukup sederhana.
Pertama, mereka akan mencari talenta terbaik yang tersebar di seluruh Portugal maupun dari luar. Kemudian klub akan mengembangkan bakat yang telah dikumpulkan, dalam sebuah sistem akademi. Setelah itu, pemain terpilih tentu akan menjalani pengalaman di tim utama dan seringkali mendapat tawaran dari klub-klub besar Eropa. Dari situ, klub akan menjual pemain berbakat dengan nilai yang relatif besar dan mendapat keuntungan. Untuk pemain berbakat yang telah pergi, Benfica akan dengan cepat mencari pengganti.
Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana kemudian Benfica bisa menerapkan itu semua?
Untuk proses pencarian bakat, terdapat sejumlah langkah yang cukup menarik. Seperti diketahui, Portugal memiliki "hubungan" yang cukup erat dengan Brasil. Dahulu, Portugal sempat menempati Brasil hingga membuat negara di bagian selatan Amerika itu punya "corak" serupa dengan negara yang beribukota di Lisboa.
Brasil yang merupakan negara penghasil bakat sepakbola terbaik, kemudian dimanfaatkan Benfica yang berbasis di Portugal untuk mencari pemain-pemain berkualitas. Perwakilan Benfica tak ragu untuk menempuh jarak bermil-mil jauhnya hanya untuk mencari berlian sepakbola di negeri Samba.
Dengan bahasa yang tidak jauh beda serta budaya yang tidak terlalu mengagetkan, membuat 40% dari pemain asing yang bermain di Liga Portugal berasal dari Brasil. Sementara itu, 40% dari pemain yang didatangkan dan dilepas oleh Benfica, memiliki kewarganegaraan Brasil.