Dengan skema yang diandalkan, pemain seperti Christian Fuchs dan Albrighton juga mampu memberi kontribusi sempurna dengan ciptakan 44 dan 68 peluang. Masing-masing juga berhasil catatkan 4 dan 6 assist.
Sementara itu dari lini tengah, N'Golo Kante dan Danny Drinkwater berhasil menciptakan kombinasi sempurna. Kante berhasil melakukan 156 intersep dan 175 takel sepanjang musim. Sementara Drinkwater yang jadi penyeimbang berhasil membuat Leicester lihai dalam melakukan ball recovery.
Dua nama hebat yang paling disorot dari keberhasilan Leicester City dalam ciptakan musim ajaib tentu Riyad Mahrez dan Jamie Vardy. Mahrez yang beroperasi di sisi kanan lapangan berhasil meraih gelar pemain terbaik liga. Dia menciptakan 17 gol dan 11 assist, yang sekaligus membuatnya terlibat dalam 28 gol yang diciptakan The Foxes.
Sementara Jamie Vardy, berhasil mencetak 24 gol dan catatkan 6 assist. Vardy bahkan berhasil ciptakan gol dalam 11 pertandingan beruntun, dimana itu kemudian memecahkan rekor yang diciptakan Ruud van Nistelrooy yang catatkan gol dalam 10 pertandingan.
Claudio Ranieri tidak hanya menerapkan taktik yang membuat seluruh pemainnya bekerja dengan baik. Di luar itu, dia juga punya satu rahasia lagi mengapa pemain Leicester City bisa sangat solid. Adalah motivasi yang berbentuk pizza. Ya, setiap kali Leicester City berhasil catatkan clean sheet, maka Ranieri akan dengan senang hati membawa pemainnya ke gerai pizza dan mempersilahkan mereka untuk memilih menu favoritnya sendiri.
Motivasi yang diberikan itu pun sekaligus menciptakan semangat tim yang berbau kekeluargaan.
"Dari semua faktor, yang paling penting adalah semangat tim,"
"Para pemain tidak berbicara tentang diri mereka sendiri. Ini adalah upaya kolektif -- 'kami punya semangat dan keinginan untuk menang.'" kata mantan bek Leicester, Matt Elliott, kepada CNN.
Mengingat memori yang diciptakan bersama Leicester City, Riyad Mahrez mengatakan bila gelar juara itu tercipta dari sebuah penolakan yang kemudian berubah menjadi kebersamaan. Artinya, Leicester City bukanlah tim yang diunggulkan. Malah, pemain-pemain yang membela klub tersebut kebanyakan hadir dengan membawa pengalaman ditolak oleh sejumlah klub, sebelum sama-sama berkumpul di King Power Stadium.
"Kami menjalani hidup dengan banyak ketidakpedulian. Kisah kami adalah yang paling mustahil untuk menjadi kenyataan,"
"Gelar ini adalah bentuk balas dendam dari orang-orang yang dicampakkan," ujar Mahrez.