Bahu membahu bersama dengan nama Sandro Cois, Stefano Pioli, Anselmo Robbiati, Manuel Rui Costa, dan Francesco Toldo, Batistuta resmi menempatkan nama Fiorentina ke dalam persaingan tim-tim terbaik Italia. Klub yang bermarkas di Artemio Franchi itu didapuk sebagai anggota il Sette Magnifico alias tujuh klub terbaik Serie A di pertengahan sampai akhir 1990-an.
Tak hanya menempatkan Fiorentina di barisan tim terbaik Italia saja, Batistuta dan kolega juga sekaligus mempersembahkan gelar Coppa Italia pada tahun 1996 dan Piala Super Italia di tahun yang sama.
Khusus Batistuta, penampilannya jadi kian garang. Dalam tiga musim terakhirnya di Serie A bersama Fiorentina, dia bahkan sukses mengemas lebih dari 20 gol tiap musimnya.
Menurut statistik yang dilansir transfermarkt, catatan gol Batistuta untuk Fiorentina mencapai 203 biji dari 330 penampilan yang dilakoni. Dia didapuk sebagai legenda sekaligus dimasukkan ke dalam daftar FIFA 100 oleh legenda sepak bola, Pele.
Tak ketinggalan, sebuah karya seni patung dibuat pada 1996 sebagai penghormatan atas loyalitas Batistuta pada La Viola, yang tetap bertahan meski klubnya terdegradasi ke kasta kedua.
Tangis Batistuta dalam Satu Trofi Scudetto
Di tengah tepukan meriah yang terus diberikan oleh penggemar Fiorentina, Batistuta menyimpan ambisi yang belum terlaksana. Adalah memenuhi trofi piala nya dengan gelar scudetto. Maka, dengan berat hati, Batistuta menerima tawaran Fabio Capello yang saat itu tengah bekerja untuk AS Roma.
Dipilihnya AS Roma adalah karena Batistuta menganggap bila klub tersebut tengah berada dalam trend bagus untuk memenangkan gelar juara. Benar saja, hanya semusim berseragam Tim Serigala, Batistuta sudah mampu mengangkat trofi Liga Italia.
Berjuang dengan nama Francesco Antonioli, Vincenzo Montella, Hidetoshi Nakata, Walter Samuel, dan Francesco Totti, piala yang diidam-idamkan itu mampir ke dalam genggaman. Lebih manisnya lagi, dia keluar sebagai top skor liga dengan catatan 20 gol
Batistuta merasa puas dan lega. Ia seperti telah menyelesaikan misinya sebagai seorang pesepakbola. Akan tetapi, butuh sebuah momen yang tak ternilai harganya untuk membayar itu semua.
Adalah ketika dalam sebuah kesempatan melawan juliet kesayangannya, Batistuta mencetak sebuah gol melalui sepakan keras.