Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengingat Clint Dempsey Sebagai Ikon Sepak bola Amerika

14 Oktober 2022   09:36 Diperbarui: 14 Oktober 2022   09:41 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ESPN

Amerika mungkin tidak dikenal sebagai negara sepakbola. Meski kini kompetisi negeri paman sam mulai tunjukkan eksistensi, tetap saja, mereka belum mampu berbicara banyak di kancah dunia. Namun begitu, sejumlah pemain hebat berhasil melesat mulus ke kompetisi persepakbolaan Eropa, seperti misalnya Christian Pulisic.

Lalu, jauh sebelum Pulisic, ada nama Clint Dempsey yang memang sudah masyhur di kompetisi sepakbola Inggris.

Kita semua tidak asing dengan nama Dempsey, the real Captain America dalam dunia sepakbola itu telah banyak tunjukkan performa luar biasa. Untuk tim yang dibelanya, Dempsey juga sudah memberi banyak cerita.

Dempsey lahir di Nacogdoches, Texas. Dia merupakan keturunan Irlandia yang pada akhirnya lebih memilih kewarganegaraan Amerika. Sejak kecil, seperti kebanyakan pemain sepakbola dunia, Dempsey sudah begitu akrab dengan dunia si kulit bundar. Dia sudah masuk ke tim-tim lokal dan berkompetisi dalam lingkup yang belum terlalu besar.

Dempsey tergolong ke dalam pemain yang paling menonjol dari yang lain. Dia sudah diamati oleh sejumlah pihak dan mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim profesional. Di usia 16 tahun, kehidupan Dempsey sempat berubah setelah dia ditinggal kakak perempuannya yang meninggal dunia. Meski sempat terpuruk dan menolak untuk melanjutkan mimpi, Dempsey kemudian justru termotivasi untuk sukses.

Dia teringat ketika sang kakak bermimpi untuk menjadi seorang petenis profesional. Dalam hal ini, Dempsey mencoba untuk melanjutkan mimpi kakak tersayang dan melanjutkan berlatih sepakbola.

Dari situ, Dempsey terus dipercaya oleh tim di sekolahnya dan ditugaskan sebagai kapten. Perlahan tapi pasti, ia berhasil menarik minat banyak pemandu bakat sepakbola.

Hingga tepat pada tahun 2002, nama Dempsey masuk ke dalam tim nasional U 20 Amerika Serikat. Ketika itu, dia masuk ke tim nasional bersama dengan rekan setimnya di Paladins, Ricardo Clark. Hal tersebut benar-benar membuat Dempsey terkejut namun bahagia. Pasalnya, dia menjadi pemain dari kalangan pelajar pertama yang dipanggil untuk masuk ke timnas Amerika.

Dua tahun berselang, setelah pemanggilan yang begitu bersejarah itu, Dempsey pada akhirnya bergabung dengan salah satu tim Major League Soccer, New England Revolution. Saat itu, perlu diketahui pula bahwa Dempsey punya kesempatan untuk bergabung dengan sejumlah tim MLS lainnya seperti DC United, Columbus Crew, LA Galaxy, Kansas City Wizards, San Jose Earthquakes, dan Dallas Burn. Namun sekali lagi, takdir membuatnya bergabung dengan New England Revolution.

Meski sempat dibandingkan dengan nama wonderkid Amerika kala itu, Freddy Adu, nyatanya Clint Dempsey malah memiliki karir yang lebih bersinar. Dempsey bahkan berhasil meraih predikat 'Rookie of The Year'. Dia jadi pemain New England Revolution dan The Paladins pertama yang memenangkan gelar itu. Hingga kini, belum ada pemain Furman Paladins yang berhasil menyandang gelar tersebut selain Dempsey.

Setelah petualangan di Amerika dirasa cukup, nama Dempsey yang melambung hingga Eropa pada akhirnya dimanfaatkan oleh tim asal Inggris, Fulham. Ketika itu, dirinya digaet oleh Fulham untuk menggantikan nama Boa Morte. Berbagai prestasi yang didapat di Amerika membuat Dempsey mudah untuk membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik.

Dempsey memang telah mendapat dukungan dari banyak pihak untuk mengambil langkah terbang ke Inggris. Pelatihnya saat itu, Steve Nicol bahkan percaya kalau Dempsey tak akan kesulitan beradaptasi di kompetisi Liga Primer Inggris.

Dia percaya kalau kerja keras dan kepercayaan diri Dempsey akan membawanya menuju tangga tertinggi di persepakbolaan Eropa.

Menurut kabar yang beredar ketika itu, Dempsey diboyong ke Fulham dengan mahar senilai 2 juta pounds. Dia benar-benar diharapkan menjadi sosok pengganti Boa Morte yang pindah ke West Ham. Dia diberi mandat untuk memperlihatkan skill sepakbola luar biasa. Lebih dari itu, dia diberi kepercayaan untuk tampil di setiap laga yang dijalani The Cottagers.

Dempsey tidak datang untuk duduk di bangku cadangan. Mungkin membutuhkan waktu, namun dirinya akan memberi dampak besar kepada klub.

Benar saja, apa yang dipercaya oleh pihak klub berbuah manis. Sejak datang ke Craven Cottage, Dempsey hanya empat kali tidak dibawa ke pertandingan. Dia absen di enam laga dengan dua diantaranya karena panggilan tim nasional.

Saat itu, dia lebih banyak bermain di tengah atau sisi lapangan. Musim pertamanya berakhir dengan sebuah gol, ke gawang Liverpool dan menyelamatkan Fulham dari degradasi. Tidak buruk, tapi jelas bukan musim terbaiknya.

Setelah Lawrie Sanchez mengambil alih kursi kepelatihan tim, Dempsey lebih sering tampil maju kedepan. Dengan sistem 4-3-3, Dempsey selalu menjadi salah satu pemain yang tampil di depan. Dengan sistem tersebut, potensi Dempsey menjadi lebih tereksplor.

"Dempsey tidak terpengaruh dengan pergantian nahkoda di klub karena dirinya baru bergabung. Tapi hari ini ia membuktikan bahwa ada masa depan baginya di klub ini," puji Sanchez

Tugas Sanchez sebagai interim akhirnya berakhir setelah Roy Hodgson dipilih manajemen klub. Bersama Hodgson inilah Dempsey mulai menemukan posisi terbaiknya. Mengubah 4-3-3 menjadi variasi satu penyerang, Roy Hodgson ingin Dempsey berada di belakang ujung tombak.

Dalam hal ini, Dempsey juga memberi respon positif atas kejeniusan Hodgson. Dia mengaku senang dan benar-benar merasa mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

"Berada di bawah asuhan Roy Hodgson sangat membantu perkembangan ku. Sekarang aku merasa lebih nyaman berada di depan. Aku belajar apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi penghubung dan distributor utama penyerang," ujarnya

Bersama Fulham, Dempsey muncul sebagai idola baru. Dia berhasil mencetak 60 gol dari 232 kesempatan yang diberikan. Prestasi terbaiknya adalah membawa Fulham melaju hingga partai final Liga Europa musim 2009/10.

Nama Dempsey sudah tersimpan dalam diri penggemar Fulham. Lebih dari itu, New York Times menyebutnya sebagai pemain yang menaikkan standard pesepakbola Amerika Serikat di Eropa.

Clint Dempsey adalah pemain yang menunjukkan bahwa Amerika Serikat juga bisa bertaji di Benua Biru. Sesuatu yang memang sulit dilakukan oleh para pemain asal Amerika. Maka dari itu, tidak berlebihan bila menyebut Dempsey sebagai seorang ikon sepakbola negeri paman sam.

Bahkan saat Landon Donovan datang ke Everton, keberhasilan Clint Dempsey bersama Fulham terus membayang-bayangi dirinya. Padahal Donovan bisa dikatakan sebagai pesepakbola terbaik dalam sejarah sepakbola Amerika Serikat.

Jika membandingkan kedua pemain tersebut, menurut USA Today, Dempsey mengalahkan Donovan jika berbicara tentang pemain terbaik Amerika Serikat. Pasalnya, berbeda dengan Donovan, Dempsey tumbuh di lingkungan yang kurang bersahabat kepada sepak bola.

Setelah menyudahi karirnya di Inggris, Dempsey pulang ke Amerika dan bergabung bersama Seattle Sounders FC.

Pada akhirnya, tepat di tahun 2018 silam, Clint Dempsey mengumumkan pengunduran dirinya dari lapangan hijau. Dia yang saat itu berusia 35 tahun mengakhiri karirnya sepanjang 15 tahun.

"Setelah berpikir panjang, aku dan keluarga memutuskan hal ini dan ini merupakan waktu yang tepat bagi ku untuk melangkah mundur dari pertandingan,"

"Terima kasih kepada seluruh rekan setim, para pelatih dan staf pendukung yang bekerja sama sepanjang karier ku. Aku bersyukur telah berada di sepanjang perjalanan ini," ungkapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun