Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sihir dan Kegilaan Faustino Asprilla

10 Oktober 2022   09:45 Diperbarui: 10 Oktober 2022   09:52 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asprilla memang tak bisa dipandang sebagai pemain sembarangan. 57 caps plus 20 gol bersama timnas Kolombia, serta tiga trofi mayor bersama Parma membuatnya patut mendapat tepuk tangan.

Bermain untuk Newcastle, Asprilla menjadi andalan anak asuh Kevin Keegan. Ia yang datang pada pertengahan musim 1995/96 langsung menjadi pemain yang berada di tempat utama. Bahkan, dirinya nyaris membawa klub jadi jawara jika saja tidak kalah dari Manchester United di laga krusial.

Di musim berikutnya, Asprilla tetap berseragam Newcastle United. Kemudian, ada satu momen lagi yang tak terlupakan darinya yaitu ketika The Magpies mampu tundukkan FC Barcelona di kompetisi Liga Champions Eropa.

Barcelona kala itu dihuni oleh pemain-pemain kelas dunia. Bayangkan saja, pemain seperti Rivaldo, Luis Figo, hingga Luis Enrique tampil dalam skuad yang disiapkan. Namun, Newcastle tak perlu khawatir, setelah ada nama Faustino Asprilla di lini serang mereka.

Benar saja, tak butuh satu jam bagi Asprilla untuk tunjukkan bakat. Ia yang tampil garang mampu mencetak tiga gol, dan memberi kemenangan bagi tim yang dibelanya.

Tercatat, raihan golnya tercipta pada menit ke 22, 31, dan 49. Barcelona memang mampu mencetak dua gol berkat aksi Luis Enrique dan Luis Figo. Akan tetapi tetap saja, mereka tidak mampu menghentikan keberingasan Asprilla di depan gawang.

Romantisme Faustino Asprilla dengan Newcastle United pada akhirnya hanya bertahan selama kurang lebih tiga tahun saja. Ia total telah catatkan 18 gol dari 61 penampilan.

Pada musim 1997/98, Asprilla kembali ke Parma. Namun musimnya tak pernah lagi sama. Meski mampu sumbangkan Piala UEFA dan Piala Italia, kesempatan tampilnya jauh lebih sedikit dari periode pertamanya.

Dua musim bertahan di Italia, Asprilla lalu putuskan pulang ke Amerika. Ia bergabung dengan klub seperti Fluminense hingga Palmeiras. Selebihnya, ia kerap bergonta-ganti klub dan tidak pernah lagi mencapai level yang diinginkan.

Merangkum tentang kisahnya di atas lapangan, Asprilla sama sekali tidak merasa kecewa. Ia begitu menikmati karirnya dan menganggap tidak ada kekurangan dalam hidupnya.

Pada akhirnya, seperti kebanyakan mantan pesepakbola lainnya, ia bertugas di sebuah media, atau sebagai komentator di ESPN Kolombia. Disamping itu, jangan lupakan pula bisnis kondom yang digelutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun