Mohon tunggu...
Garin Nanda
Garin Nanda Mohon Tunggu... Freelancer - @garinnanda_

Mengemas sebuah cerita jadi lebih bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mesut Ozil, antara Penghargaan dan Penghinaan Sepak Bola Jerman

4 Maret 2022   11:19 Diperbarui: 6 Maret 2022   08:03 4943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dijuluki sebagai penerus Zinedine Zidane saat pertama kali bergabung dengan Real Madrid membuat Ozil layak mendapat pujian besar. Kalimat mengesankan yang disampaikan para penggemar sama sekali tak terdengar berlebihan. 

Menyanjung performa brilian pria asal Jerman dengan penuh semangat memang diperlukan.Ozil, yang memulai karir bersama akademi Schalke layak mendapatkan itu semua. Dia yang sudah tampil brilian sejak muda, langsung menjadi andalan tim bercorak biru. Selama kurang lebih dua musim tampil di tim utama, Ozil kemudian dipinang oleh tim asal Jerman lainnya, Werder Bremen.

Di Bremen, kita semua tahu bila Ozil langsung menjelma menjadi pemain bintang. Melalui umpan-umpan manja yang dilancarkan, sebuah trofi DFB-Pokal berhasil dipersembahkan. Tercatat dalam 108 penampilannya dengan Bremen, Ozil berhasil ciptakan 16 gol dan 54 assist.

Dengan statistik mentereng, wajar bila Real Madrid sampai rela menggelontorkan dana sebesar 15 juta euro atau setara 246 miliar rupiah untuk membawanya ke Estadio Santiago Bernabeu. Penandatanganan Mesut Ozil tak hanya bermula dari permainan ciamiknya bersama Werder Bremen, namun juga ketika dia muncul sebagai salah satu bintang timnas Jerman di ajang Piala Dunia 2010.

Tampil di Bernabeu membuat Ozil mendapat pujian besar. Seperti yang sudah sempat disinggung, julukan penerus Zinedine Zidane yang disematkan sama sekali tak membuat sang pemain keberatan. Itu terbukti dari kontribusi besarnya ketika sukses mengantarkan klub menjuarai kompetisi La Liga di musim  2011/12.

Bahkan, persembahan pialanya tak hanya berujung pada trofi La Liga saja, namun juga Copa del Rey dan juga Piala Super Spanyol.

Sepanjang karirnya bersama Los Blancos, Ozil Mampu catatkan 27 gol dan 80 assist dari total 159 pertandingan yang dijalani.

Tepat di tahun 2013, Ozil secara mengejutkan menerima tawaran dari Arsenal senilai 50 juta euro atau setara 821 miliar rupiah. Meski banyak yang memprediksi bila Ozil bakal segera mengalami penurunan karir, nyatanya hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

Di beberapa musim pertamanya, Ozil mampu catatkan karir gemilang hingga membuat namanya masih diandalkan timnas Jerman di ajang Piala Dunia 2014. Tak dinyana, turnamen tersebut menjadi puncak karirnya ketika sebuah trofi Piala Dunia berhasil digondol ke negaranya.

Menjadi salah satu bintang utama dalam membawa timnas Jerman meraih gelar juara, apalagi dalam laga ketika mereka menghancurkan tim tuan rumah Brasil dengan skor 7-1, membuat nama Mesut Ozil langsung banjir pujian. Rakyat Jerman terus memberi sanjungan hingga membuat nama Ozil sering disebut sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Jerman.

Lagi-lagi, hal tersebut memang tak berlebihan. Apa yang disampaikan penggemar adalah murni karena kualitas jempolan yang dimiliki Ozil.

Pujian Besar Seketika Jadi Cacian Tak Terlupakan

Namun ketika padi sudah tumbuh tinggi menjulang, terpaan angin yang datang melaju dengan lebih kencang. Ozil yang sempat melenggang dengan banyak pujian, tiba-tiba tersandung dengan cacian tak terlupakan.

Semua itu bermula ketika dia masih diandalkan di ajang Piala Dunia 2018. Tampil sebagai sang juara bertahan, Jerman yang masih dihuni oleh sejumlah pemain jempolan masuk ke dalam daftar tim yang diprediksi bakal melenggang ke babak penyisihan.

Akan tetapi nyatanya tidak. Mereka kalah telak dengan duduk di dasar klasemen Grup F. Tumbang melawan Meksiko, Jerman yang sempat menjaga asa dengan mampu kalahkan Swedia malah terjungkal oleh perlawanan Korea Selatan.

Jerman kalah dengan skor 2-0 lewat gol yang dicetak pada menit-menit akhir pertandingan.

Dari situ, Ozil bersama dengan penggawa lainnya terus disalahkan oleh penggemar. Namun sialnya, tidak ada cacian yang datang lebih besar ketimbang apa yang diterima Mesut Ozil. Padahal secara performa, Ozil tidak tampil terlalu buruk. Selama main di babak grup, Ozil berhasil catatkan 11 peluang. Di pertandingan melawan Korea Selatan, dia bahkan mampu ciptakan tujuh peluang dimana itu lahir dari permainan terbuka. Namun sayangnya, tidak ada satupun peluang yang berbuah gol.

Seusai laga, Ozil dikatakan sempat bentrok dengan penggemar. Ozil yang usai melakoni laga melawan Korea berjalan ke lorong ruang ganti, mendapat hinaan hingga membuatnya berbalik arah sambil membanting jersey yang segera dilepasnya. Dikatakan bahwa Ozil menerima hinaan berupa,

"Kembalilah ke negaramu, dasar babi Turki!"

Karena kericuhan dianggap berbahaya, pelatih kiper Jerman Andy Koepke dan pengawal pribadi Bjorn Bergmann sampai turun tangan untuk menghentikan pertikaian Ozil dengan penggemar.

Setelah muncul kabar yang cukup mengejutkan itu, terkuak bahwa selain kecewa dengan performa Ozil yang dianggap menurun, kebencian penggemar juga disebabkan oleh sebuah foto sang pemain yang tampak berpose dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Foto tersebut banyak dikecam, bahkan dari Federasi Sepakbola Jerman sendiri yang menganggap bila Ozil berpotensi menciptakan keretakan dalam skuad. Bahkan, tidak sedikit pula yang mempertanyakan tentang loyalitas Ozil terhadap timnas Jerman.

Foto yang telah tersebar sebelum ajang Piala Dunia 2018 itu digelar bahkan sempat membuat Ozil dicemooh oleh penggemar Jerman kala melakoni laga Internasional melawan Arab Saudi dan Austria.

Akibat cemoohan Jerman, sebanyak dua sponsor memutuskan untuk menghentikan kerja sama dengan Ozil karena takut akan pendapat media.

Dalam hal ini, timnas Jerman yang meliputi para penggemar dan federasinya itu sendiri dianggap benci kepada Ozil karena alasan di luar lapangan.

Respons Mesut Ozil

Merespon hal tersebut, Ozil jelas geram. Ketika semua sudah tersebar dan banyak yang memberi pesan negatif kepadanya, Ozil langsung buka suara.

Dia melampirkan surat yang berisi kalimat panjang dalam media sosialnya. Surat itu berisi tentang pernyataan bahwa foto yang diambilnya bersama Erdogan adalah karena ia tengah melakukan sebuah acara amal di London. Karena bertemu dengan sang presiden Turki, Ozil kemudian tertarik mengambil foto dengannya.

Lebih lanjut, Ozil kemudian menjelaskan bahwa alasanya dalam berfoto adalah karena selain bertemu dalam acara yang sama, dia juga ingin menghormati leluhurnya yang telah memberikan darah Turki kepadanya. Hanya sebatas itu dan tidak lebih.

Pesan yang disampaikan Ozil selanjutnya adalah dia mengaku kecewa dengan Federasi Jerman yang sama sekali tidak memberikan dukungan kepadanya. Dia menyebut bila Reinhard Grindel selaku presiden tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan semuanya dan langsung menyerang dengan tuduhan yang pada akhirnya membuat semua orang ikut tersulut api kebencian.

Mesut Ozil kemudian kian kecewa karena sebelumnya, Lothar Matthaus yang merupakan duta dari timnas Jerman juga pernah bertemu dengan pimpinan negara tertentu, namun tidak ada reaksi apapun dari pihak federasi. Hal ini kemudian disebut Ozil sebagai standar ganda yang sangat bermasalah.

Tidak mau terus berkubang dalam masalah yang disebutnya sebagai rasisme dan diskriminasi. Ozil lalu mengeluarkan keputusan dengan memilih untuk berhenti membela timnas Jerman, alias pensiun.

Selama membela Der Panzer, Ozil yang tampil dalam 92 laga berhasil membawa Jerman lolos ke fase semifinal Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012. Kemudian dia berhasil menjadi juara Piala Dunia 2014, dan kembali membawa Jerman lolos ke fase semifinal turnamen Piala Eropa dua tahun berselang.

Yang tak kalah hebat, nama Mesut Ozil juga sukses dinobatkan sebagai pemain terbaik Jerman sebanyak lima kali! Praktis, catatan menggelegar yang diciptakannya bersama timnas Jerman akan sangat sulit dilupakan penggemar.

Ozil yang kemudian pamit dan mengakhiri karirnya di Jerman pun berkata,

"Aku adalah orang Jerman ketika kami menang. Tapi aku orang Turki ketika kami kalah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun