Mohon tunggu...
Gareth Darien Bong
Gareth Darien Bong Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Seorang Murid

Kehidupan adalah untuk dijalani

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Apakah NewJeans Baik-Baik Saja?

24 November 2024   00:47 Diperbarui: 24 November 2024   07:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri K-pop saat ini tengah berada dalam sorotan tajam akibat konflik yang melibatkan Min Hee-jin, mantan CEO ADOR, dan HYBE, perusahaan hiburan raksasa yang menaungi label tersebut. 

Perseteruan ini tidak hanya berfokus pada masalah manajerial, tetapi juga mencakup isu hak cipta dan kreativitas yang melibatkan girl group terkenal, NewJeans. Sejak debutnya pada tahun 2022, NewJeans telah menjadi fenomena global dengan lagu-lagu hit seperti "Attention" dan "Hype Boy", berkat bimbingan kreatif Min. 

Namun, ketegangan mulai muncul pada April 2024 ketika HYBE meluncurkan audit internal terhadap ADOR, menuduh Min berusaha mengambil alih kontrol label dengan menjual saham dan membocorkan informasi rahasia. Tuduhan ini memicu reaksi keras dari Min yang merasa bahwa langkah tersebut adalah upaya untuk merusak reputasinya dan mengontrol ADOR secara tidak sah.

Dalam beberapa bulan berikutnya, konflik ini semakin memanas dengan tuduhan plagiarisme yang dilontarkan oleh ADOR terhadap grup ILLIT, yang merupakan bagian dari BELIFT LAB (anak perusahaan HYBE). Min menuduh ILLIT meniru konsep dan gaya NewJeans, yang semakin memperburuk hubungan antara kedua pihak. 

Dalam sebuah wawancara, Min menggambarkan pertarungan ini sebagai "eksekusi publik" terhadap dirinya dan mengklaim bahwa HYBE tidak memberikan alasan yang jelas untuk pengunduran dirinya sebagai CEO ADOR. Ia menegaskan bahwa tindakan HYBE adalah bentuk balas dendam atas upayanya untuk menjaga integritas artistik ADOR dan melindungi NewJeans dari pengaruh negatif.

Pada 21 November 2024, Min Hee-jin secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya sebagai direktur internal di ADOR dan menyatakan niatnya untuk mengambil tindakan hukum terhadap HYBE. Dalam surat pengunduran dirinya, ia menuduh HYBE melakukan pelanggaran serius terhadap perjanjian pemegang saham dan menyebut tindakan mereka sebagai "degradasi moral". 

Dia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara HYBE menangani situasi ini, termasuk penyebaran informasi palsu mengenai pengunduran dirinya. Meskipun NewJeans secara terbuka mendukung Min dan memberikan ultimatum kepada label mereka untuk mengembalikannya sebagai CEO dalam waktu 14 hari, HYBE tetap pada keputusannya untuk tidak mengembalikan posisi tersebut.

Dari perspektif HYBE, perusahaan ini berpendapat bahwa keputusan mereka didasarkan pada keinginan untuk melindungi nilai korporasi ADOR dan memastikan keberlanjutan grup-grup di bawah naungan mereka. Mereka menyatakan bahwa audit internal dilakukan untuk menjaga integritas operasional perusahaan dan mencegah potensi kerugian lebih lanjut akibat tindakan Min. 

Namun, banyak pihak melihat langkah-langkah ini sebagai upaya untuk mengendalikan ADOR secara lebih ketat setelah kesuksesan besar NewJeans. Dalam pernyataan resmi mereka, HYBE menekankan pentingnya menjaga stabilitas organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua artis di bawah naungan mereka.

Konflik ini juga bertepatan dengan kontroversi lain yang melibatkan HYBE terkait dokumen internal yang bocor pada awal November 2024. Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan adanya kritik tajam terhadap berbagai grup K-pop lainnya serta pernyataan disparaging tentang artis-artis seperti Blackpink dan TWICE. 

Selain itu, laporan tersebut mengungkapkan bahwa grup LE SSERAFIM dituduh melakukan lip-syncing dalam penampilan mereka di acara-acara besar seperti Asia Artist Awards 2023. Hal ini semakin memperburuk citra HYBE di mata publik dan menunjukkan adanya masalah mendalam dalam budaya perusahaan.

Dalam konteks lebih luas mengenai kebijakan internal HYBE, dokumen-dokumen bocor yang muncul selama audit National Assembly pada bulan Oktober 2024 menunjukkan adanya komentar merendahkan tentang penampilan fisik anggota grup K-pop muda serta dugaan praktik manipulatif terkait penjualan album. Komentar-komentar tersebut dianggap sangat tidak sensitif karena beberapa artis yang disebutkan masih di bawah umur. 

Selama audit tersebut, Rep. Min Hyung-bae mengungkapkan kekhawatirannya tentang sikap dehumanisasi terhadap penyanyi K-pop muda melalui laporan mingguan industri musik yang berisi evaluasi negatif tentang penampilan fisik mereka. Hal ini menambah beban kritik terhadap budaya kerja di HYBE yang dianggap toksik oleh banyak pihak.

Sumber-sumber berita terbaru juga menunjukkan bahwa anggota NewJeans, bernama Hanni telah berbicara tentang pengalaman mereka terkait perundungan di tempat kerja selama konflik ini. Dia menyatakan bahwa mereka merasa diabaikan oleh manajer dalam situasi sulit ini, menyoroti betapa rentannya posisi artis dalam menghadapi dinamika kekuasaan di balik layar industri hiburan. 

Hal ini semakin memperjelas betapa pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi para artis agar dapat berkarya dengan baik tanpa tekanan eksternal atau konflik internal.

Sebagai respons terhadap kontroversi tersebut, CEO HYBE Jason Jaesang Lee meminta maaf kepada publik atas situasi yang merugikan para artis akibat komentar-komentar negatif tersebut. Ia menyatakan penyesalannya atas kesalahpahaman yang ditimbulkan oleh laporan-laporan tersebut serta berjanji untuk menghentikan pembuatan dokumen serupa di masa depan. 

Namun demikian, banyak penggemar tetap skeptis mengenai komitmen perusahaan untuk memperbaiki budaya internalnya setelah serangkaian insiden serupa terjadi sebelumnya.

Kisruh antara HYBE dan Min Hee-jin mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak profesional di industri musik saat berusaha menjaga visi kreatif mereka dalam menghadapi tekanan komersial. Dengan tuduhan plagiarisme yang saling dilontarkan dan dampak emosional pada artis serta penggemar, situasi ini memperlihatkan perlunya perlindungan terhadap hak cipta dan kreativitas dalam dunia hiburan. 

Seiring berjalannya waktu, dampak dari konflik ini mungkin akan membentuk kembali lanskap K-pop di masa depan, menciptakan preseden baru untuk hubungan antara artis dan manajemen dalam industri hiburan global.

Secara keseluruhan, konflik antara Min Hee-jin dan HYBE adalah gambaran nyata dari dinamika kompleks dalam industri hiburan modern di mana kepentingan bisnis sering kali berbenturan dengan aspirasi kreatif individu.

 Situasi ini tidak hanya mempengaruhi artis secara langsung tetapi juga mengguncang fondasi industri K-pop itu sendiri, memunculkan pertanyaan tentang bagaimana masa depan akan dibentuk oleh interaksi antara manajemen perusahaan dan kebutuhan serta harapan para artisnya.

Dengan semua isu kompleks yang terlibat---dari konflik manajerial hingga kritik publik tentang kebijakan internal---masa depan K-pop tampaknya akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pihak-pihak terkait dapat menangani tantangan-tantangan ini secara efektif sambil menjaga integritas artistik para artisnya.

Pelajaran yang Dapat Diambil dari Kasus Ini?

Dari konflik antara Min Hee-jin dan HYBE ini, terdapat beberapa pelajaran penting bagi industri hiburan:

1. Pentingnya Transparansi : Konflik ini menunjukkan betapa pentingnya transparansi dalam komunikasi antara manajemen dan artis. Ketidakjelasan dapat menyebabkan kesalahpahaman dan ketegangan yang berkepanjangan.
   
2. Perlunya Perlindungan Hak Cipta : Isu plagiarisme yang muncul selama konflik menyoroti pentingnya perlindungan hak cipta dalam industri kreatif agar karya-karya asli mendapatkan penghargaan yang layak.
   
3. Kesejahteraan Mental Artis : Situasi perundungan di tempat kerja menunjukkan betapa pentingnya kesejahteraan mental bagi artis. Lingkungan kerja harus mendukung kreativitas tanpa tekanan berlebihan.
   
4. Manajemen Krisis : Perusahaan harus memiliki strategi manajemen krisis yang baik untuk menangani situasi sulit agar tidak merusak reputasi jangka panjang mereka.
   
5. Kepentingan Kolaboratif : Hubungan antara manajemen dan artis seharusnya bersifat kolaboratif daripada kompetitif; keduanya perlu bekerja sama demi mencapai tujuan bersama.

Dengan memahami pelajaran-pelajaran ini, industri K-pop dapat bergerak menuju praktik lebih baik di masa depan demi kesejahteraan semua pihak terlibat---dari manajer hingga artis serta penggemar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun