Mohon tunggu...
Luqman Abdul Chalik
Luqman Abdul Chalik Mohon Tunggu... -

tinggal di Bandung, suka barang-barang antik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Meniti Jalur Kiri (4)

5 Mei 2013   13:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:04 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Proklamasi itu sakral, secara de Vacto dan de Jure harus benar. Secara fakta hari ini proklamasi 45 berhasi dipertahankan, tapi secara hukum internasional tidak sah. Bung Karno dan Bung Hatta bukan siapa-siapa saat itu. Meskipun Soekarno ketuanya, keduanyahanya sebagian kecildari panitia itu. Dia menyabot hak PPKI yang sudah dipersiapkan matang. Kalau kata Alqur’an sejahat-jahat manusia adalah yang membunuh nabi sebagai utusan Allah lalu manusia itu mengambil alih posisi nabi yang dibunuhnya lalu berkoar-koar bahwa dialah utusan Allah yang sebenarnya”. Kang Hafidin berkata-kata dengan serius.

Aku cemberut, semakin tidak mengerti.

“Kalau saja bangsa Indonesia mau mengakui, sebelum proklamasi 45 dan setelahnya ada berbagai proklamasi. Kalau aku hidup zaman itu, aku juga akan bikin proklamasi, namaya Proklamasi Negara Islam Nusantara, he .. he..” Kang Hafidin tertawa mengejek.

“Hai Luke, ingat hadits nabi, segala sesuatu yang tidak dimulai dengan basmalah, maka akan tertolak”. Kang Hafidin mulai berkhotbah lagi.

“Hal sepele semacam makan danmembuang sampah harus baca bismilahirrohmanirohim, apalagi proklamasi. Proklamasi itu hal besar yang menyangkut hidup mati orang banyak dan sakral. Tengok isi teks proklamasi yang naskahnya pun corat-coret itu, tanpa basmalah dan tanpa berbau Islam sedikitpun. Naskah itu dibuat terburu-buru, dan isinyapun menunjukkan ketergesaan tersebut. ‘Hal-hal mengenai pengambil alihan kekuasaan dan lain-lain, dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya’.Pertama, sitem yang dipakai tetap sistem kafir Belanda, yang diambil alih cuma kekuasannya. Artinya,sistem dan undang-undangnya teta. Yangberubah Cuma orangnya, dulu berkulit bule sakarang berkulit sawo matang. Kedua, kata ‘dan lain-lain’ menunjukkan bahwa Bung Karno tidak mengerti apa saja yang harus diutarakan dalam proklamasi ” , Kang Hafidin berapi-api. Orang disebelahnya jadi ikut memperhatikan.

“Apa Soekarno lupa bahwa dia beragama Islam, atau sengaja melupakan. Bung Karno-mu harus pertanggungjawabkan semua itu di akhirat kelak”, katanya menyudahi.

Lebih baik aku diam. Menurutku perbandingan Soekarno sebagai penyabot proklamasi dan perumpamaan nabi sebagai utusan yang dikhianatiitu kurang tepat. Apalagi bawa-bawa ayat suci, aku kurang setuju. Menurutku, tindakan para pemudi yang menculik Soekarno ke Rengasdengklok sudah tepat. Yang kutahu PPKI bentukan Jepang. Kalau Bung Karno mengatasnamakan diri sebagai ketua PPKI, bukan sebagai bangsa Indonesia, maka seolah-olah kemerdekaan ini hadiah dari Jepang. Tapi, sekali lagi aku tidak mau berdebat.

---

Kereta api berjalan tenang. Garut Kotta ! Ini kiranya ibukota Kabupaten Limbangan yang dibangun Raffles melalui surat keputusannya. Disuruhnya bupati Limbangan saat itu untuk cari lahan baru yang lebih memungkinkan agarkawasan Suci –ibukota Limbangan saat itu – digantikan karena terlalu sempit.Tidak ada yang istimewa dari awal pembentukan kota Garut. Karena kejadian kecil yang sepele, jadilah nama Garut. Berasal dari kata ‘kakarut’ yang artinya tergores. Saat iitu, Bupati Limbangan Adipati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia untuk mencari tempat bagi Ibu Kota Kabupaten. Kejadian sepele, karena sebuah pohon berduri yang menggaruk tangan seseorang menjelma menjadi sebuah kota.

Sampai sekarang orang Garut menyebar kemana-mana, dan mereka tidak melupakan identitas aslinya. Mereka terkenal pengembara yang ulet dibandingkan orangSunda dari Jawa Barat lainnya. Meskipun sifat pengembaraannya hanya di sekitar Jawa Barat atau pulau Jawa. Adakah orang Garut yang bertransmigrasi?Kami lebih sering mendengar Agus Asgar (asal Garut)daripada Agus Asban atau Askun (asal Bandung dan asal kuningan). Seorangartis atau tukang cukur sekalipun yang berasal dari kota ini lebih bangga bila nama di belakangnya ditambahi Gasella (Garut Selatan) atau Asep Asgar.

Ci Garut alias Garut memang tak searamai Bandung. Sungguh-sungguh masih luas sawahnya dibandingkankan perumahanannya. Di Bandung, kota kelahiranku, setelah toko-toko besar di pinggir jalan raya adalah gang-gang dan perumahan padat. Di Garut,di belakang toko-toko langsung pesawahan. Rumah penduduk tersebar berkelompok-kelompok di tengah sawah. Mirip pulau-pulau di tengah laut. (BERSAMBUNG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun