Menuju 2029 mendatang. Ketika Pilpres mungkin digelar kembali, dengan kampanye ramai dan melelahkan itu lagi.
Apakah ini rekonsiliasi nasional?
Mungkin betul. Andai rekonsiliasi nasional adalah sebuah keadaan untuk berusaha menyeragamkan cara berpikir politik, meminimalkan gesekan dari oposan, dan membangun citra ke lebar dunia bahwa semua kekuatan bisa takluk dan mau bergabung.
Tetapi apakah Kabinet gemuk ini adalah sebuah upaya untuk konsolidasi merebut kemenangan-kemenangan berikutnya, dengan kursi kabinet sebagai imbal yang mengunci jalan cerita? Barangkali iya, barangkali tidak.
Akan tetapi, akomodasi politik di laga-laga penting seperti perumusan Kabinet memang tidak cuma-cuma. Kabinet Merah Putih akan jadi Kabinet Timses. Apakah timses yang baik dan kompak ini mampu menyukseskan kesejahteraan rakyat seperti yang dijanjikan (dengan pertumbuhan ekonomi 8%, makan siang gratis, dan swasembada pangan-energi ditengah APBN 2025 yang "hanya" 3.613,1 Triliun)? Ataukah timses yang baik ini akan berhasil jadi penjaga malam yang menahan kantuk ketika dingin dan gelap pelan-pelan datang?
Selamat mengemban amanah Presiden Prabowo dan Kabinet Merah Putih. Saya teringat kata-kata penting sebuah Rubayyat: "Ada tiga jalan untuk bisa menjalankan kekuasaan yang efektif".
Sayangnya, tidak ada yang tahu ketiga-tiganya sampai sekarang. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H