Mohon tunggu...
Garda Maharsi
Garda Maharsi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Sosial-Budaya

Seorang peneliti sosial-humaniora yang sekaligus praktisi dunia Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Antara Derit Hujan, Tangan Kita Bergenggaman

11 Oktober 2024   16:44 Diperbarui: 11 Oktober 2024   16:55 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

--buat R

Di antara derit hujan, tangan kita bergenggaman. Malam retak

sejenak. Pada bulan yang binar serupa liontin, engkau sepi.

Kemana jalan menuju padang lamun, tempat berakhirnya

hangat bulan mei?

Dahulu kita pernah duduk berdua dan saling memeluk dingin.

Saat itu antingmu bergerak, angin gemerincing, dan setengah pulas

kau berbisik tipis "aku akan selalu terjaga" sambil meminum udara

yang berserbuk hangat diantara kita. Aku tak tahu mengapa.

Sekali ku risaukan kata-kata, kedua kalinya adalah makna.

Sisanya: engkau lagi. dan aku tak bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun