Mohon tunggu...
Garda Maharsi
Garda Maharsi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Sosial-Budaya

Seorang peneliti sosial-humaniora yang sekaligus praktisi dunia Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Amba

2 Oktober 2024   16:16 Diperbarui: 2 Oktober 2024   16:21 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Arjuna yang ku kasihi. Aku lihat Amba. Dia seperti datang menjemputku. Senyumnya seperti menyongsongku. Aku tahu dia akan datang. Aku tidak pernah sedalam ini hanyut dalam penyesalan. Ku ambil dirinya setelah sayembara. Ku renggut ia dari cintanya pada Salwa. Dan ia kini datang membalas. Aku harus menerima."

"Memang aku sudah hidup terlalu lama. 7 generasi Hastinapura aku dampingi, dan ku rasa tak putus cintaku pada negeri yang ku cinta ini. Tapi bukan seorang ksatriya juga akan pergi? Yang berbeda hanya caranya. Aku menuntaskan dharmaku Arjuna, meski harus melewati malapetaka ini. Tapi Amba datang menjemputku. Aku tidak bisa bilang tidak untuk cinta itu" ucap Bhisma.

Dan waktu matahari memberat ke barat, perang diskorsing 1 hari. Bhisma, mahaguru itu, harus dimakamkan dengan layak. Cinta Amba yang menggantung tidak.

Sekali lagi aku bertanya, apakah Amba hanya sebuah kisah hidup yang sentimentil? Nasib tidak selurus wajah cantiknya. Apakah layak seorang yang dilukai cinta dan tekun mengejar kepastian --mati sia-sia?

Apakah hukum karma cukup adil? Amba seperti tak peroleh apapun. Bahkan harap terakhirnya --cinta bersambut dari Bhisma---tak juga datang, kalah oleh dharma hidup selibat yang tak berperkara?

Amba memang sentimentil. Dan kita semua bukan Maharsi Bhisma. Kita harus memilih, meskipun kadang harus jatuh pada keadaan-keadaan yang subtil. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun