Masalah sampah sudah menjadi masalah yang besar bagi masyarakat di Jakarta. Aku sudah banyak mengalami masalah sampah ini. Lingkungan sekitarku, khususnya rumah dan sekolah bukan merupakan lingkungan yang sepenuhnya bebas dari sampah. Masih banyak orang yang kurang peduli terhadap masalah ini. Di beberapa titik di sekitar rumahku, banyak sampah yang berserakan dan tidak terurus.
Bahkan di sekolahku, masih ada beberapa teman yang membuang sampah sembarangan. Hal-hal seperti inilah yang menjadi salah satu akibat mengapa masalah sampah di Jakarta belum bisa diselesaikan secara optimal. Orang-orang banyak yang peduli terhadap masalah ini. Ini adalah masalah besar.
Kota Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia merupakan kota yang menempati posisi puncak sebagai kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi di Indonesia. Populasi Jakarta menyentuh angka kurang lebih mencapai 10,68 juta jiwa. DKI Jakarta hanya memiliki luas sekitar 661.5 km persegi.Â
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, kepadatan penduduk di Jakarta mencapai angka 22 juta jiwa per km persegi. Wilayah Jakarta Pusat yang menjadi wilayah dengan kepadatan tertinggi di Jakarta yang mencapai angka 22 juta jiwa per km persegi.
Padatnya penduduk menjadi salah satu faktor utama beberapa wilayah di DKI Jakarta menjadi kumuh. Sampah banyak terbuang dan terlantarkan begitu saja. Masalah sampah di Jakarta adalah masalah yang serius dan perlu untuk segera diselesaikan. Pemerintah mencoba banyak sekali cara dalam menangani masalah sampah.
 Pemerintah harus bekerja lebih keras dalam menangani masalah sampah apalagi mengingat kota Jakarta bukanlah kota yang kecil dan memiliki kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Namun, jika dilihat pada kenyataannya, pemerintah provinsi Jakarta belum bisa sepenuhnya mengatasi masalah sampah ini.Â
Tampaknya jika melihat penanganan sampah di Jakarta oleh pemerintah sangat jauh berbeda dengan penanganan masalah sampah yang ada di negara Eropa contohnya Denmark. Di wilayah Kopenhagen, Denmark, ada salah satu tempat pengolahan sampah terbesar yaitu Copenhill. Tempat itu menjadi salah satu tempat pengolahan sampah terbesar di dunia.Â
Bahkan, tidak hanya mengolah sampah saja, tempat itu juga menjadi tempat pembangkit listrik tenaga sampah. Di beberapa negara Eropa mempunyai cara-cara brilian dalam mengolah sama mengelola sampah. Alhasil, beberapa negara di Eropa mulai terbebas dari sampah.Â
Menangani masalah sampah bukanlah hal yang mudah. Khususnya bagi pemerintah provinsi Jakarta. Sulit rasanya untuk menuntaskan permasalahan ini. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan. Upaya penanganan sampah oleh pemprov Jakarta tidak hanya dilakukan baru-baru ini, tetapi sudah sejak lama diupayakan.Â
Menangani masalah sampah tentunya membutuhkan proses yang bertahap dan panjang. Masalah sampah tidak dapat diselesaikan dengan sekejap. Pemprov Jakarta harus lebih ekstra dalam menangani masalah ini.Â
Pemerintah provinsi Jakarta sudah mengupayakan penanganan sampah ini, tetapi hal itu belum sepenuhnya berhasil. Bali merupakan salah satu provinsi yang dinobatkan sebagai provinsi dengan kinerja paling baik dalam penanganan dan pengurangan sampah. Provinsi mendapatkan penghargaan tersebut pada serangkaian acara puncak Hari Peduli Sampah pada tahun 2021.Â
Di bawah kepemimpinan Gubernur Bali yaitu Wayan Koster, Bali dapat mengelola banyak masalah sampah, seperti sampah plastik dan limbah-limbah rumah tangga. Penghargaan itu sebenarnya tidak hanya diberikan kepada tingkat provinsi, tetapi Bali merupakan satu-satunya provinsi yang mendapatkan penghargaan tersebut.Â
Upaya pemerintah provinsi Jakarta dalam menangani masalah sampah bisa diibaratkan seperti mencoba menambal perahu bocor dengan kain lap. Meskipun ada tindakan dan usaha yang dilakukan, upaya tersebut belum cukup kuat dan menyeluruh untuk menahan derasnya volume sampah yang terus datang.Â
Setiap kali satu masalah kecil teratasi, muncul lagi kebocoran baru karena fondasi upaya yang dilakukan masih lemah dan belum menyentuh akar persoalan.Â
Program-program yang ada, seperti meningkatkan pengelolaan sampah dan membangun infrastruktur penanganan limbah, memang membantu, tetapi belum sebanding dengan laju pertambahan sampah yang semakin hari semakin besar.Â
Tanpa strategi yang lebih terarah dan dukungan yang lebih solid dari masyarakat, hasilnya belum cukup terasa di lapangan, hanya menjadi solusi sementara yang tidak akan menyelamatkan Jakarta dari ancaman menumpuknya sampah di masa depan.
Meskipun berbagai program telah diluncurkan, seperti program bank sampah, penerapan teknologi pengelolaan sampah, dan pengembangan fasilitas pengolahan, jumlah sampah di Jakarta masih sangat tinggi dan terus bertambah setiap hari. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menangani masalah sampah ini.Â
Sistem pengangkutan sampah juga belum optimal, sehingga seringkali terjadi penumpukan sampah di sejumlah titik kota. Ada pula koordinasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam pengelolaan sampah juga masih kurang, menghambat terciptanya sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan efisien. Sebagai dampaknya, masalah sampah di Jakarta tetap menjadi tantangan besar yang perlu ditangani secara lebih komprehensif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H