Swasembada Pangan
BBT juga menyediakan kawasan potensial untuk mendukung target pemerintah mewujudkan swasembada pangan. Lokasi dimaksud ada di sejumlah wilayah.
Untuk Kawasan Perkebunan ada di Tapanuli Selatan (916 hektare), Tapanuli Selatan 2 (494 hektare), Halmahera Selatan (890 hektare), Bengkulu Tengah (396 hektare), Semarang 2 (7,4 hektare), Buton (639,08 hektare), Batang (0,5 hektare), Tanjung Balai (10 hektare), Poso (6.647,35 hektare), dan di Penajam Paser Utara (4.161,9 hektare).
Ada juga Kawasan Pertanian Lahan Kering di Cianjur (964,98 hektare), Minahasa Utara (2,6 hektare), Sambas (107,33 hektare), dan Sumedang (84 hektare). Lalu, untuk Kawasan Tanaman Hortikultura di Lombok Timur (1,00 hektare). Juga, Kawasan Perikanan di Serang (7,5 hektare), dan Kawasan Tambak Budidaya Air Tawar di Jember (5,29 hektare).
Terkait dukungan mengakselerasi capaian target swasembada pangan, Parman Nataatmadja menjelaskan, lahan paling potensial ada di Sumatra dan  Kalimantan. "Saat ini sudah ada yang untuk ketahanan pangan. Seperti yang ada di Luhu, di Poso bisa. Kita akan dapat lagi di beberapa lahan. Di Tapanuli Selatan kita sudah ada. Nanti akan ada di Kalimantan," katanya.
Masih terkait pangan. BBT juga mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ini diwujudkan dengan menyiapkan 11 titik lokasi HPL BBT di seluruh tanah air untuk mendukung dapur MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Sebelas titik lokasi itu adalah di Batubara, Sumatera Utara; Solok, Sumatera Barat; Kepulauan Bangka Belitung; Cianjur, Jawa Barat; Kendal, Jawa Tengah; Purwakarta, Jawa Barat; Brebes, Jawa Tengah; dua lokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur; Poso, Sulawesi Tengah; dan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Masing-masing titik lokasi rata-rata memiliki lahan 500 meter persegi, yang memadai untuk dijadikan SPPG. Dari titik-titik lokasi ini, terdapat 90 tempat yang berpotensi untuk pemanfaatan dapur.
Semua yang dipaparkan di atas, cukup membuktikan kiprah dan sisi positif kinerja BBT. Tahun 2024, BBT mencatatkan perolehan tanah seluas 14.637,2 hektare. Perolehan ini naik 194 persen dibandingkan 2023. Sedangkan total pemanfaatan terhadap aset persediaan tanah tersebut telah mencapai 3.793,9 hektare yang berada di 13 aset persediaan tanah.
BBT meyakini, pemanfaatan tanah kelolaannya memberi dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi, termasuk dalam rangka pemerataan ekonomi melalui program reforma agraria di atas HPL BBT.