Kata Pengantar Adri, sekaligus jadi preambule buku karya Yansen yang berjudul Mengkhianati Keputusan Sendiri - Memoar Politik YTP: Refleksi Perkehidupan Politik Indonesia.
Tak berlebihan juga, bila Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, Prof Dr Bambang Supriyono MS mengategorikan Yansen sebagai appreciative leadership. Dalam Kata Pengantar di buku setebal 448 halaman itu Bambang menuturkan, "penulis sebagai sosok pemimpin pemerintahan daerah dan sekaligus pemimpin partai politik di pusat dan daerah, telah berusaha menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan apresiatif."
Ini buku ketujuh Yansen, yang memang punya "hobi menulis". Dari judulnya saja, buku ini mampu membangkitkan kepo (rasa penasaran). Diksi "Mengkhianati" yang biasanya berkonotasi negatif justru dibalik jadi sesuatu yang positif. Karena dua "pengkhianatan" Yansen -- "ingin pensiun sebagai birokrat" dan "tidak ingin lagi terjun ke partai politik" -- justru berbuah berkah lantaran dilandasi nilai ilahiyah.
Terdiri dari tujuh bab, buku ini mencerminkan kedewasaan Yansen. Tak hanya dalam berpolitik, tapi juga sebagai birokrat dan kepala keluarga. Bab I buku ini diberi judul Ramalan Tentang "Orang Besar". Antara lain mengisahkan penghormatan Yansen terhadap sang ayah, Samuel Tipa Padan.
Selanjutnya, Yansen mengajak pembaca menyelami pilihan politik plus kaji dinamika politik melalui Bab II Etika dan Politik, Bab III Politik Sebuah Taktik dan Strategi, Bab IV Panglima Politik, Bab V Sang Pemimpin, Bab VI Mengapa Mengkhianati Keputusan Sendiri?, dan, Bab VII Dari Ba' Binuang.
Jangan khawatir bosan membacanya. Karena Yansen pun menunjukkan sikap oposan konstruktif atas sejumlah situasi di tanah air. Inilah buku yang jadi lentera, bagi siapa saja yang ingin memimpin secara ekselen seperti Yansen.
- o O o -