Ada juga penggunaan lumpur jenis tertentu yang ditujukan untuk menghasilkan benang warna hitam.
Warna coklat diperoleh dari percampuran antara kunyit dan kayu akasia (acacia mangium). Kayu akasia mengandung tanin yang biasa digunakan sebagai produk kecantikan kulit. Akasia menjadi salah satu pohon yang purba yang ada di Sembalun.
Sedangkan warna coklat kemerahan diperoleh dari kulit kayu Pohon Suren (surian). Sejak lama diyakini, Suren punya khasiat antibiotik dan pereda diare.
Mengapa tulisan ini juga menyebutkan beberapa khasiat yang dipercaya berdampak positif bagi kesehatan, dari bahan-bahan alami tersebut?
Hasil penelitian menyebutkan, kain tenun dengan pewarna alami memiliki banyak keunggulan dari segi pemanfaatannya dibandingkan pewarna kimia sintetis. Antara lain, menyerap keringat, nyaman saat digunakan beraktivitas dan ketika tubuh berkeringat maka seluruh khasiat bahan alami tadi masuk ke tubuh, dan berefek sangat baik untuk kesehatan.
Di masa lalu, setiap perempuan di Desa Sembalun Lawang harus bisa menenun sejak dini. Bahkan dipercaya, anak gadis yang pandai menenun, kelak akan menjadi calon istri sekaligus calon ibu yang baik, pandai mengurus suami dan anak-anaknya.
Pandai menenun juga menjadi simbol bahwa perempuan itu sudah siap untuk menikah. Artinya, perempuan yang belum bisa menenun, pada masa lalu dianggap sebagai belum siap untuk menikah atau dinikahi. Mengapa? Karena menenun juga dianggap sebagai simbol ketekunan dan kesabaran.
Selain itu, berkembang pula kepercayaan unik terkait proses menenun di Sembalun Lawang ini. Yaitu, perempuan yang sedang haid atau datang bulan, biasanya akan dilarang untuk menenun. Larangan itu terkait alasan kesehatan.
begini. Menenun merupakan kegiatan yang memberdayakan seluruh anggota tubuh, mulai dari tangan, kaki, kepala, hingga ke tulang ekor dan tulang belakang. Sehingga, jika ada perempuan yang sedang haid melakukan proses menenun, dikhawatirkan akan terganggu organ-organ tubuh bagian dalamnya.
PenjelasannyaYang pasti, kegiatan menenun telah bergeser dari ranah pribadi yang pada masa lalu diidentikkan dengan "kesiapan menikah" dan "kecakapan mengurus suami serta anak-anak", menjadi aktivitas menenun yang mendukung sektor pariwisata daerah sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga.