Untuk memasukkan hasil panen ke lumbung disediakan tangga kayu. Dan, persis di bawah lumbung, disediakan "bale" untuk pertemuan warga. Di Desa Beleq juga ada satu batu bertuah yang disebut pasek gumi. Sayangnya, ketika 10 Kompasianer ke sana, kurang tereksplorasi di mana lokasi persis batu tersebut.
Rumah Desa Adat Beleq terbuat dari jerami, berdinding anyaman bambu dan lantainya terbuat dari tanah liat. Ada beberapa hal menarik terkait Desa Beleq, yaitu:
PERTAMA, kalau kita mencari nama Desa Beleq di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, pasti tidak akan ketemu. Resminya, ada enam desa di Kecamatan Sembalun, yaitu DESA SEMBALUN LAWANG (terdiri dari Dusun Lebak Daya, Lebak Lauk, Dasan Kodrat, Baret Desa, dan Mapakin), DESA SEMBALUN TIMBA GADING (3 dusun), DESA SEMBALUN BUMBUNG (8 dusun), DESA SAJANG (4 dusun), DESA BILOK PETUNG (8 dusun), dan DESA SEMBALUN (3 dusun).
Sedangkan Desa Adat Beleq itu adanya di Desa Sembalun Lawang, atau lebih tepatnya lagi ada di Dusun Lebak Lauk. Tapi secara struktur resmi pemerintahan, nama Desa Beleq tidak dimasukkan atau tidak berdiri sendiri sebagai kewilayahan desa.
KEDUA, jumlah rumah adat/tradisional Desa Adat Beleq hanya tujuh, dan tidak akan bisa ditambah lagi.
Seperti dikisahkan Pak Yamni, warga Sembalun, kepada Muh. Zaini untuk materi tesis Pascasarjana Program Magister Ekonomi Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang (2019).
"Desa Beleq itu dulu sejarahnya dibangun oleh tujuh kepala keluarga yang kemudian membangun tujuh rumah di sana. Dan satu buah rumah itu sendiri terbuat dari satu pohon tidak boleh menggunakan pohon lain. Dan, jumlah rumah yang ada di Desa Beleq itu sendiri tidak boleh ditambah. Setiap keturunan dari tujuh kepala keluarga yang akan membuat rumah baru maka tidak boleh di dalam desa itu, harus di luar yaitu terbentuklah kampung yang namanya Suranala," tutur Yamni.