Penjelasan Arie disampaikan kepada 10 Kompasianer pemenang Blog Competititon bertajuk "Infinity Experience of Nature and Sport Tourism". Sebelumnya, lomba blog dihelat Kemenparekraf/Baparekraf melalui platform "warga menulis" terbaik, Kompasiana, pada pertengahan November 2021.
Batu kerikil atau gravel, selain tidak boleh tajam, ukurannya pun juga sudah disesuaikan antara 1 sampai 3 cm. Batu-batu ini didatangkan dari wilayah sekitar Lombok seperti Lombok Timur dan Utara, juga Palu. Kedalaman area kerikil ini 20-30 cm, dan di-gerojoki 250 kubik kerikil.
"Kalau diperhatikan dan dibandingkan dengan sirkuit lain, gravel bed kita ini relatif lebar. Apalagi di tikungan 10, gravel bed kita lebar bisa 100 meter lebih, sebelum akhirnya sampai ketemu pagar ban pengaman. Sehingga safety-nya cukup tinggi. Kita punya luxury di sini, karena lahan kita cukup luas sehingga semua bisa diakomodasi," ungkap Arie.
PERBAIKAN DRAINASE SIRKUIT
Arie mengakui, hujan deras yang terjadi saat WSBK kemarin, membuktikan kesempurnaan drainase atau saluran pembuangan air di jalur utama sirkuit.
Sedangkan untuk di luar jalur utama sirkuit, seperti di area rerumputan hijau, memang ada genangan air dan butuh waktu untuk surut. "Tapi kita juga punya mitigasi, kita punya mesin penyedot air yang bisa menyedot 5.000 liter air dalam waktu 1 menit. Sehingga kemarin itu kita lakukan, dan itu last option kita," ungkapnya.
Untuk di lintasan balap, sistem drainase di Sirkuit Mandalika dibangun rata dengan aspal. Meski luas bukaan atas drainase hanya 3 cm, tetapi di bagian bawah dalam terdapat rongga besar sebagai saluran air. Konsep drainase ini telah memenuhi standar tinggi yang ditetapkan Federasi Balap Motor Internasional (FIM), sehingga dapat mencegah genangan di lintasan balap.