Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Waduh, Pasien Lupus dan COVID-19 Memburu Obat yang Sama

10 Mei 2020   07:47 Diperbarui: 10 Mei 2020   17:02 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang Odapus ketika berada di rumah sakit mengenakan Alat Pelindung Diri lengkap. (Foto: SDF/Dian Syarief)

Kedua obat itu adalah Klorokuin dan Hidroksiklorokuin. Harga keduanya makin melambung dan stoknya dikhawatirkan semakin menipis karena ternyata digunakan juga untuk terapi pengobatan pasien COVID-19.   

"Klorokuin itu obat anti-malaria, tapi off label digunakan juga untuk terapi Lupus, terutama untuk mengatasi atrialgia atau nyeri sendi. Klorokuin itu, sebelum masa pandemi COVID-19 sudah sudah didapat. Kenapa? Karena harganya sangat murah. Justru karena harganya murah, maka apotik tidak berminat untuk menyimpan stok, karena murah sekali. Dulu saat normal, harganya hanya Rp200 per butir. Tapi saat ini, klorokuin langka dan harganya melambung jadi Rp5000 per butir," jelas Dian.

Puisi Dian Syarief. (Sumber: SDF/Dian Syarief)
Puisi Dian Syarief. (Sumber: SDF/Dian Syarief)

Dian Syarief. (Foto: @balekupu_lombok)
Dian Syarief. (Foto: @balekupu_lombok)

Tapi, ia mengingatkan, penggunaan klorokuin bisa memicu efek samping. Misalnya ke retina mata. "Klorokuin ada efek samping ke mata, retina. Murah tapi berefek samping."

Selain klorokuin, ada pula hidroksiklorokuin.

"Ada lagi turunan obatnya yaitu hidroksiklorokuin. Lebih aman dan tidak berefek samping terhadap retina mata. Waktu sebelum pandemi COVID-19, harga hidroksiklorokuin Rp11.000, setelah COVID-19 naik jadi Rp22.000 karena diburu juga oleh orang sebagai terapi penyembuhan pasien COVID-19. Hidroksiklorokuin sendiri tadinya tidak ada atau tidak masuk di Indonesia. Biasanya, pasien mendapatkannya hand and carry, misalnya dapat dari Singapura dan Malaysia, dengan merek dagang Plaquenil," papar Dian.

Beruntung SDF punya link untuk melakukan dialog dengan kementerian terkait. 

"Tapi karena kita suka bergerak ke Kementerian Kesehatan untuk mengusulkan jalur obat murah dan obat-obatan yang tidak ada di tanah air, nah hidroksiklorokuin termasuk yang kita usulkan ke Kementerian Kesehatan untuk bisa diproduksi di dalam negeri. Akhir 2019, obat hidroksiklorokuin akhirnya sudah mulai ada, diproduksi di dalam negeri. Produsennya swasta, bukan BUMN. Harga jualnya mencapai Rp11.000 sampai Rp13.000 per butir. Bagi yang membutuhkan, harga segitu masih coba diakses. Tapi begitu ada pandemi COVID-19 dan mulai di-sounding bahwa salah satu terapi penyembuhan pasien terinfeksi virus korona menggunakan hidroksiklorokuin - meski belum ada hasil uji klinis -, maka obat ini jadi banyak diburu sehingga terjadi kenaikan harga sampai dua kali lipat atau rata-rata sekitar Rp22.000 per butir," urainya.

Obat Plaquenil. (Foto: Gerard Julien/AFP via Getty Images)
Obat Plaquenil. (Foto: Gerard Julien/AFP via Getty Images)

Kenaikan harga hidroksiklorokuin membuat SDF protes kepada pihak farmasi.

"Kami sempat mempertanyakan juga ke pihak farmasi, kenapa sampai harganya naik dua kali lipat? Alasan farmasi adalah karena harga bahan bakunya juga naik. Karena naik dua kali lipat, maka Odapus tidak bisa mengakses. Karena dengan harga hidroksiklorokuin Rp22.000 per butir, itu lebih mahal dari harga obat utama. Obat utama Lupus - corticosteroids dan mycophenolate mofetil - itu saja harganya Rp16.000 per butir. Sementara hidroksiklorokuin yang merupakan obat pendamping harganya malah melesat sampai Rp22.000 per butir," tutur Dian.

Bersyukur, menurutnya lagi, kini sudah ada tanda-tanda akan diproduksinya hidroksiklorokuin di dalam negeri.

"Kami sempat men-sounding ke Kemenkes agar obat hidroksiklorokuin jangan sampai naik dua kali lipat dan bisa dikendalikan atau jangan sampai lebih mahal dari obat utama Lupus. Untungnya, kami juga bekerja sama dengan salah satu BUMN Farmasi yang sudah siap memproduksi hidroksiklorokuin. Tapi produksi hidroksiklorokuin itu belum dirilis. Harapan kami segera bisa dirilis, dengan harga normal atau Rp11.000 per butir.

Karena itu, Dian berharap, realisasi hibah hidroksiklorokuin dilaksanakan. Sedangkan produksi semula obat itu juga dilanjutkan, dengan disertai pengendalian harga dan stok obat.

"Harapan kami, segera saja realisasikan hibah hidroksiklorokuin generik yang sudah siap diberikan oleh salah satu perusahaan farmasi, untuk pasien COVID-19. Hibah itu sudah disampaikan ke Gugus Tugas COVID-19 Kementerian Kesehatan. Sedangkan produksi hidroksiklorokuin yang sebelumnya sudah berjalan tetap dikendalikan pemerintah, baik harga dan pasokannya, termasuk untuk pasien Lupus. Sehingga harga obatnya terkendali atau tetap sekitar Rp11.000 per butir," ujar Dian.

Logo World Lupus Day. (Sumber: lupusnewstoday.com)
Logo World Lupus Day. (Sumber: lupusnewstoday.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun