By the way, Masjid Al-Qadim dibangun untuk meratakan sisi selatan Masjid Al-Aqsa agar sama rata dengan sisi utara. Selama berabad-abad, masjid ini dibiarkan tidak terurus dan berdebu. Hingga 1998, Masjid Al-Qadim masih ditutup. Barulah kemudian dibuka kembali untuk menjadi tempat shalat permanen pada tahun 1420 H/1999 M oleh Yayasan Al-Aqsha untuk pembangunan Kota Suci (Al-Aqsa Foundation for Endowment and Heritage) yang disponsori oleh Departemen Wakaf Islam. Kini, Masjid Al-Qadim bisa menampung sekitar 1.000 jamaah shalat.
Terkait pilar-pilar raksasa di Masjid Al-Qadim tadi, mari flash back dulu.
Baitul Maqdis merupakan masjid kedua yang dibangun sesudah Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi. Ini sesuai dengan hadits dari Abu Dzar ra, beliau berkata:
“Aku bertanya, “Wahai, Rasulullah. Masjid manakah yang pertama kali dibangun?” Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram”. Aku bertanya lagi : Kemudian (masjid) mana?” Beliau menjawab, “Kemudian Masjidil Aqsha”.
Lalu, Baitul Maqdis ini dibangun pertama kali oleh Nabi Sulaiman as. Hal ini juga sesuai dengan hadits dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash, dari Rasulullah saw beliau bersabda:
“Sesungguhnya , ketika Sulaiman bin Dawud membangun Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tiga perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukumNya, lalu dikabulkan ; dan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan ; serta memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorangpun yang berkeinginan shalat disitu, kecuali agar dikeluarkan dari kesalahannya, seperti hari kelahirannya” (Dalam riwayat lain berbunyi : Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Adapun yang dua, maka telah diberikan. Dan saya berharap, yang ketigapun dikabulkan)”.
Nah, karena dibangun oleh Nabi Sulaiman as, apakah pilar-pilar raksasa tadi termasuk bahagian dari yang dikerjakan?