Fatal? Ya, karena airnya asin plus sensasi pahit. Dan kalau sudah masuk ke mata, wowwww perihnya minta ampun. Kalau sudah begitu, jangan langsung dikucek-kucek matanya, tambah menyiksa nanti.
Cukup bilas saja dengan guyuran air tawar biasa. Makanya, sebelum berendam di Laut Mati persiapkan juga membawa sebotol air putih.
Tujuannya ya itu, sebelum sampai ke tempat bilas pancuran, kita bisa guyurkan air itu ke mata dan muka, bila terjadi kejadian kemasukan air laut di mata dan mulut.
Puas mengapung, kita bisa melulurkan lumpur ke wajah, tangan, kaki atau ke sekujur badan. Mumpung gratis nih treatment-nya.
Manfaatkan saja. Karena, kalau sumber daya alam lumpur hitam ini sudah dikemas dan dijual di toko atau supermarket maka harganya bisa selangit. Kenapa mahal? Karena air, lumpur, dan garam Laut Mati kaya dengan kandungan mineral alami.
Itulah yang menjadikan lumpur Laut Mati misalnya, berkhasiat dan baik untuk mengobati aneka penyakit kulit. Zat mineral penting yang terkandung yaitu magnesium, zinc, kalsium, kalium, sulfur, chlorine, sodium, dan masih banyak lagi.
“Pada masa lalu, perairan Laut Mati luasnya sampai mencapai ke Kota Jericho saat ini. Tapi setiap tahun, luas perairan Laut Mati selalu susut. Nah, sisa bekas susutnya perairan Laut Mati itu kini berubah jadi lahan perkebunan yang subur. Ya karena kaya mineral alamnya itu. Ada kebun kurma, pisang, tomat, anggur, zaitun, hortikultura, buah dan lainnya. Jadi kalau dipandang sekilas itu seperti gurun pasir, padahal bukan seperti itu. Itu bekas perairan Laut Mati dan tanahnya saat ini kaya garam juga mineral. Tak aneh, kurma produksi Kota Jericho sangat berkhasiat untuk kesehatan dan kesuburan, lantaran tanahnya bekas perairan Laut Mati,” terang tour guide kami.
Produk Laut Mati lainnya apa saja? Banyak. Kalau sempat mampir di toko suvenir pasti bisa menjumpai produk berbahan baku dari Laut Mati, mulai dari sabun, shampoo, masker wajah, garam, pasta gigi, lulur tubuh, krim pegal otot, dan masih banyak lagi.