Mustinya, para ulama dan tokoh-tokoh nasional dalam ijtima I dan II, mendesak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, untuk bersedia mengikuti tes baca Al Qur'an yang diusulkan Dewan Ikatan Da'i Aceh. Apalagi, pada butir kedua Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II disebutkan: Prabowo-Sandi harus siap menjaga dan menjunjung nilai-nilai religius dan etika yang hidup di tengah masyarakat. Dari sini, tak ada alasan apapun bagi Prabowo Subianto, untuk emoh hadir dalam tes baca Al Qur'an di Aceh. Bukankah yang demikian menjadi bukti, betapa Prabowo memang benar-benar menjaga dan menjunjung nilai-nilai religiusitas.
Kalau Prabowo tetap menolak hadir untuk mengikuti tes baca Al Qur'an, patut diduga Prabowo memang belum (tidak) bisa membaca kitabullah yang diturunkan dalam Bahasa Arab. Sehingga mungkin saja -- seperti kata partai politik pendukungnya --, untuk memahami isi kitab suci, Prabowo Subianto hanya perlu membaca tafsir terjemahan Al Qur'an, misalnya yang dalam edisi Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.
Makanya, Â akan lebih tepat dan bijak, apabila Prabowo Subianto hadir langsung untuk menjalani tes baca Al Qur'an. Jangan hanya "mengutus" Sandiaga Uno saja sebagai single fighter untuk mengikuti tes tersebut.
* * * Â Â
Prabowo itu seorang muslim. Setidaknya sudah beberapa kali saya menyimak iklan radio milik Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang intinya memperkenalkan Capres dan Cawapres secara lengkap. Ketika tiba nama giliran Prabowo disebutkan dalam iklan tersebut, Prabowo termasuk yang mendapat embel-embel nama "HAJI" dalam kepanjangan namanya: Haji Prabowo Subianto.
Menurut penjelasan Hashim Djojohadikusumo, pada sekitar empat tahun lalu, dirinya menjadi beragama Nasrani karena mengikuti jejak sang ibunda, dengan menyembah Tuhan Yesus. Sementara nasib Prabowo Subianto beda lagi. Ia justru mengikuti jejak sang ayahanda yaitu Pak Cum alias begawan ekonomi, Soemitro Djojohadikusumo, dan menjadi muslim.
Sebagai sesama muslim, Prabowo musti menimbang-nimbang lagi, untuk semestinya hadir dan menjalani tes baca Al Qur'an. Bukankah ini momentum bagi Prabowo untuk semakin berkibar namanya, dalam kampanye Pilpres 2019? Manfaatkanlah, jangan tunggu apa pun jua. Karena hal ini juga bisa menjadi semacam penegasan sikap, bahwa Prabowo Subianto benar-benar berpihak pada kepentingan umat muslim, sekaligus masih setia mempertahankan hasil Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II.
 Lagipula, bukankah Prabowo Subianto itu juga sudah menampakkan batang hidungnya, dalam perayaan Natal bersama saudara-saudaranya. Nah, sebegitu bersemangat Prabowo hadir dalam perayaan-perayaan "Natal", hendaknya juga dibarengi dengan semangat yang sama dalam mengiyakan dan menghadiri tes baca Al Qur'an. Bukan begitu, Pak Haji Prabowo?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H