Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo, Antara Ijtima Ulama, Natalan dan Tes Baca Quran

31 Desember 2018   23:56 Diperbarui: 31 Desember 2018   23:59 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto (tengah) memegang lilin dalam satu perayaan umat Nasrani. (Foto: prinsiponline)

Mustinya, para ulama dan tokoh-tokoh nasional dalam ijtima I dan II, mendesak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, untuk bersedia mengikuti tes baca Al Qur'an yang diusulkan Dewan Ikatan Da'i Aceh. Apalagi, pada butir kedua Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II disebutkan: Prabowo-Sandi harus siap menjaga dan menjunjung nilai-nilai religius dan etika yang hidup di tengah masyarakat. Dari sini, tak ada alasan apapun bagi Prabowo Subianto, untuk emoh hadir dalam tes baca Al Qur'an di Aceh. Bukankah yang demikian menjadi bukti, betapa Prabowo memang benar-benar menjaga dan menjunjung nilai-nilai religiusitas.

Kalau Prabowo tetap menolak hadir untuk mengikuti tes baca Al Qur'an, patut diduga Prabowo memang belum (tidak) bisa membaca kitabullah yang diturunkan dalam Bahasa Arab. Sehingga mungkin saja -- seperti kata partai politik pendukungnya --, untuk memahami isi kitab suci, Prabowo Subianto hanya perlu membaca tafsir terjemahan Al Qur'an, misalnya yang dalam edisi Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.

Makanya,  akan lebih tepat dan bijak, apabila Prabowo Subianto hadir langsung untuk menjalani tes baca Al Qur'an. Jangan hanya "mengutus" Sandiaga Uno saja sebagai single fighter untuk mengikuti tes tersebut.

* * *    

Prabowo itu seorang muslim. Setidaknya sudah beberapa kali saya menyimak iklan radio milik Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang intinya memperkenalkan Capres dan Cawapres secara lengkap. Ketika tiba nama giliran Prabowo disebutkan dalam iklan tersebut, Prabowo termasuk yang mendapat embel-embel nama "HAJI" dalam kepanjangan namanya: Haji Prabowo Subianto.

Menurut penjelasan Hashim Djojohadikusumo, pada sekitar empat tahun lalu, dirinya menjadi beragama Nasrani karena mengikuti jejak sang ibunda, dengan menyembah Tuhan Yesus. Sementara nasib Prabowo Subianto beda lagi. Ia justru mengikuti jejak sang ayahanda yaitu Pak Cum alias begawan ekonomi, Soemitro Djojohadikusumo, dan menjadi muslim.

Sebagai sesama muslim, Prabowo musti menimbang-nimbang lagi, untuk semestinya hadir dan menjalani tes baca Al Qur'an. Bukankah ini momentum bagi Prabowo untuk semakin berkibar namanya, dalam kampanye Pilpres 2019? Manfaatkanlah, jangan tunggu apa pun jua. Karena hal ini juga bisa menjadi semacam penegasan sikap, bahwa Prabowo Subianto benar-benar berpihak pada kepentingan umat muslim, sekaligus masih setia mempertahankan hasil Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional II.

 Lagipula, bukankah Prabowo Subianto itu juga sudah menampakkan batang hidungnya, dalam perayaan Natal bersama saudara-saudaranya. Nah, sebegitu bersemangat Prabowo hadir dalam perayaan-perayaan "Natal", hendaknya juga dibarengi dengan semangat yang sama dalam mengiyakan dan menghadiri tes baca Al Qur'an. Bukan begitu, Pak Haji Prabowo?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun