Paradoks Media ala Prabowo
"Ketidaksukaan" Prabowo dengan media, sebenarnya sudah dijabarkan pula dalam bukunya Pandangan Strategis Prabowo Subianto : Paradoks Indonesia (hal. 74-75). Ia menulis dengan judul kecil: Kadang Media Juga Bisa Dipesan.
Lengkapnya begini, kata Prabowo. Media kita sekarang banyak dikuasai pemodal besar, sehingga banyak masalah-masalah bangsa yang disebabkan oleh ulah mereka (para pemodal besar) yang tidak diliput, atau diliput dengan narasi yang jauh berbeda dengan apa yang sesungguhnya terjadi.
Saya angkat topi kepada media-media yang secara eksplisit menyatakan keberpihakan kepada partai politik, atau kandidat tertentu dalam sebuah pemilihan, atau isu politik tertentu. Apalagi jika pernyataan keberpihakannya diulang terus-menerus, sehingga masyarakat dapat mengetahui berita yang diterbitkan berat sebelah. Jangan seolah tidak berpihak, seolah tidak bisa dibeli, tetapi menjerumuskan.
Kita harus ingat. Knowledge is power. Pengetahuan adalah kekuatan. Karena itu, media kerap kali dijadikan senjata. Sekarang kita sudah bisa buka dan baca, sebagian arsip rahasia negara-negara adidaya dari tahun '60-an. Kita bisa baca sendiri, bagaimana mereka, dengan media yang mereka kuasai, pernah mempengaruhi pandangan masyarakat kita. Bukan tidak mungkin, apa yang pernah dilakukan di masa lalu, terus berlanjut hingga sekarang.
* * *
Pertanyaannya, kalau Prabowo sendiri sudah menegaskan sikapnya dalam buku ini, bahwa dirinya 'angkat topi' pada media subyektif, media tak netral, dan media yang berpihak pada partai politik, kandidat maupun isu politik tertentu, lha terus kenapa malah geram kalau acara Reuni 212 tidak dijadikan headline oleh sejumlah media?Â
Omongannya (di buku) kok beda sih dengan tindak-tanduknya? Mustinya, Prabowo justru bilang, 'angkat topi' dong dengan media-media yang tidak menjadikan Reuni 212 menjadi headline. 'Angkat topi'-lah kepada media-media yang menyebut peserta reuni yang hadir di Monas, jauh lebih sedikit dari yang diklaim mencapai belasan juta orang.
Ayoooo ... Prabowo, 'angkat topi', jangan malah misuh-misuh ora nggenah!