Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Habib Rizieq dan "Wujuduhu ka'adamihi"

13 November 2018   00:19 Diperbarui: 13 November 2018   00:21 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais, Habib Rizieq Shihab, Prabowo Subianto. (Foto: jpnn.com/istimewa )

Nah, sekalian menyebut nama Gus Dur - dikaitkan dengan sepak terjang Habib Rizieq -, menjadi sangat bijaksana sekali apabila, umat muslim tidak mempraktikkan paham ideologis yang melahirkan sikap puritan.

Kata Gus Dur, sikap puritan yang dimaksud, setidaknya mempunyai ciri empat hal. Pertama, tidak toleran terhadap perbedaan. Kedua, cenderung berpikir literalis dan mengabaikan aspek lokal dan sejarah. Ketiga, memilih jalan kekerasan dan kebencian, daripada dialog dan persaudaraan. Empat, bersikap picik dan eksklusif dan melakukan sesuatu tanpa tujuan dan misi yang jelas. Puritanisme secara perlahan, tetapi pasti akan menumbuhkan radikalisme yang pada akhirnya memunculkan terorisme. (idem, 98)

Saya tidak menyebut Habib Rizieq bersikap puritan 'lho. Silakan pembaca jawab sendiri pertanyaannya, apakah Habib Rizieq selama ini bersikap puritan?

Sambil menunggu jawaban Anda, saya kutip lagi nasehat Gus Dur, yang kiranya pas untuk sama-sama kita renungkan. Termasuk Habib Rizieq, semoga dapat merenunginya: "Kalau orang berebut paham, lalu menjadikan ayat sebagai alat untuk menjatuhkan satu sama lain, kapan mau majunya umat beragama?"   

Semoga Habib Rizieq manggut-manggut membaca penghujung tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun