Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bencana Sulteng, Duka Irma dan Respon Cepat Pertamina

27 Oktober 2018   07:22 Diperbarui: 27 Oktober 2018   07:56 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Air Tractor. (Foto: Dok. Pertamina)

Guncangan bumi menghentak lelap Irma

Si bungsu sekejap spontan didekapnya

Menahan getaran Irma menerjang nestapa

Irma selamat bersama tangisan buah hatinya

Mata Irma nanar menatap Donggala

Si sulung tiada, keponakan tak tentu rimba

Sang suami mencari ke sini ke sana

Dimana jasad-jasad orang tercinta

Duka Irma, Lara Bangsa

Gempa Tsunami Likuifaksi mengetuk rasa

Membuncah semangat menatap asa

Bencana melanda pererat jalinan sukma kita

Pun jua dengan Pertamina

Mengalirkan energi untuk korban bencana

 

(Kata-kata puitis ini dari penulis untuk Irma. Ibu dua anak di Sulawesi Tengah, yang selamat dari gempa, tapi kehilangan anak sulung dan keponakannya. Irma dan suaminya selamat. Juga bayinya yang baru berusia 1 bulan).

o O o

Relawan PT Pertamina (Persero) turut  berjibaku membantu meringankan derita para korban bencana gempa, likuifaksi dan tsunami di Sulawesi Tengah. Bukan saja memulihkan pasokan energi ke wilayah-wilayah terdampak, tapi BUMN satu ini juga aktif menghibur anak-anak korban bencana di lokasi pengungsian.

Arya Dwi Paramita, External Communication Manager Pertamina mengisahkan satu kejadian yang tak akan pernah ia lupakan. Di salah satu penampungan pengungsi, anak-anak korban bencana dihibur oleh relawan Pertamina, dengan melakukan aktivitas permainan yang menghibur sekaligus mendidik.

Anak-anak memang termasuk menjadi lapisan masyarakat korban bencana yang paling rentan. Secara psikis mereka terpukul. Kehilangan rumah, anggota keluarga tercinta, sampai teman sekolah dan sepermainan. Tambah lagi, mereka harus menempati tenda-tenda pengungsian yang jauh dari standar hidup layak. Ya, tiga bencana beruntun pada 28 September 2018 lalu, memang menyampaikan derita bagi semua yang terdampak, terutama anak-anak.

"Saya masih ingat, pada saat relawan Pertamina bermain, menghibur dan mengedukasi anak-anak korban bencana, diantara mereka ada yang memohon untuk dibawakan bola. Mereka ingin main bola. Karena kondisinya darurat, relawan Pertamina pun sedang tak membawa bola, maka dibuatlah bola seadanya. Bola ini dibuat dari sarung tangan karet tipis, yang kemudian ditiup angin supaya menggembung seperti bola. Bola buatan dari sarung tangan karet ini kemudian dijadikan alat permainan seperti layaknya bola," kenang Arya.

Pertamina memang menerjunkan relawan ke lokasi benacana Sulteng. Termasuk, 13 relawan kesehatan yang terdiri dari tiga dokter umum, tiga dokter spesialis, lima perawat, dan dua physiotherapy.

"Relawan lainnya, Pertamina juga menerjunkan 154 relawan operator SPBU dan 39 relawan operator SPPBE. Semuanya sengaja dikirimkan oleh Pertamina dalam masa pemulihan Sulteng pascabencana," ujar Arya di acara Kompasiana Nangkring bertajuk #PertaminaPeduliSulteng, 17 Oktober, di Jakarta.

Arya menerangkan, keberadaan energi sesaat sesudah bencana Sulteng terjadi, merupakan urat nadi dan kata kunci bagi pemulihan wilayah terdampak. "Makanya, waktu itu, kami segera melakukan koordinasi reaksi cepat. Kami juga melakukan RAE atau Reguler Alternative Emergency, sesuai standar operasi dan prosedur yang sudah ada. Artinya, kami sebenarnya sudah siap secara kebijakan, bila harus menghadapi kondisi darurat (bencana) seperti ini," terangnya.

Implementasi tanggap darurat yang dilakukan Pertamina ini antara lain, 164.000 tabung LPG dikirimkan sampai 12 Oktober 2018, termasuk 113.000 tabung yang dimanfaatkan untuk Operasi Pasar di lokasi terdampak bencana paling parah: Palu, Donggala dan Sigi.

"Sampai tanggal itu pula, Pertamina sudah berhasil memulihkan 95 persen operasional SPBU. Malah pada 10 Oktober, sudah 10 SPBU yang berhasil dioperasikan selama 24 jam," tutur Arya.

Sebelumnya, selama tiga hari nonstop (3-5 Oktober), Pertamina mengirim 11.000.000 liter BBM menggunakan kapal tanker melalui jalur laut dari Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ima menunjukkan foto anak kandungnya yang masih belum ditemukan, pasca bencana likuifaksi di Palu, Sulteng yang terjadi pada Jumat 28 September 2018. (Foto: Aldrim Thalara/kbr.id)
Ima menunjukkan foto anak kandungnya yang masih belum ditemukan, pasca bencana likuifaksi di Palu, Sulteng yang terjadi pada Jumat 28 September 2018. (Foto: Aldrim Thalara/kbr.id)
Air Tractor, Maskot #PertaminaPeduliSulteng

Ada maskot yang berhasil menjadi simbol kepedulian Pertamina untuk menyalurkan "Energi Untuk Sulteng". Yaitu, dioperasikannya pesawat tipe AT 802 yang sanggup membawa solar dengan kapasitas 4.000 liter.

Pesawat Air Tractor ini ulang-alik, membawa BBM, dari Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara ke Bandara Mutiara SIS Al Jufrie di Palu. Solar yang diangkut menggunakan Air Tractor warna kuning ini jelas sangat membantu dalam operasi pemulihan Palu dan Donggala pascabencana.

Pertamina sudah tidak canggung lagi mengirim BBM menggunakan pesawat kecil nan lincah ini. Maklum, pesawat khusus ini juga sudah digunakan untuk mendistribusikan BBM ke wilayah 3T atau Terdepan, Terluar dan Tertinggal. Khususnya ke Krayan, Nunukan, Kaltara, dan Puncak Jaya di Papua. Semua ini dilakukan Pertamina, untuk mendukung program pemerintahan Joko Widodo -- Jusuf Kalla yang menetapkan kebijakan BBM Satu Harga.

Kehadiran dan respon Pertamina yang tanggap darurat bencana memang laik menjadi teladan. BUMN ini memang mewujudkan tagar "Pertamina Peduli Sulteng" secara baik. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun