Nelty tidak setuju bila Batik "Neo Tangsel" yang akan dikembangkan Harry Darsono tidak mempertimbangkan kearifan lokal setempat. Selain itu, Nelty menegaskan, sebaiknya Harry Darsono melakukan diskusi dengan pembatik Tangsel yang sudah ada.
"Kalau Pak Harry betul-betul bersinergi, mau memberi inspirasi dan membuka peluang untuk supaya pembatik Tangsel bisa lebih baik lagi, saya senang sekali. Saya ingin betul-betul Pak Harry diskusi dengan kami. Bukan kami tidak mau tersingkirkan, tapi saya mengangkat Batik Tangsel ini seperti berlari shafa-marwa," ujar Nelty yang tidak ingin Batik "Neo Tangsel" yang akan dikembangkan Harry Darsono sekadar menjadi batik kontemporer yang hanya digemari dalam kurun sementara waktu saja.
Sebagai pembatik yang selalu mengangkat kearifan lokal, Nelty mengaku, motif-motif Batik Tangsel seperti Kacang Sangrai, Situ Gintung, Golok Jawara, Tugu Lengkong, Buah Aren dan lainnya, digali dari upaya untuk semakin melestarikan kebudayaan Tangsel. "Semua motif yang saya sebutkan, bisa simultan dengan studi dan edukasi masyarakat," katanya.
Nantinya, kalau pengembangan Batik "Neo Tangsel" tidak mempertimbangkan kearifan lokal dan memasukkannya sebagai motif, maka Nelty bersiap untuk menganggap kehadiran Batik "Neo Tangsel" sebagai pesaing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H