Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hangatnya Adat Sambut dan Lepas Tamu di Kabupaten Sikka

6 Juli 2018   14:46 Diperbarui: 6 Juli 2018   22:24 3258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ritual sambut tamu. Disambut percikkan air terlebih dahulu oleh tetua adat. (Foto: Gapey Sandy)

Nasi yang kedua ini  berwarna agak kekuningan dari hasil percampuran jagung dan ubi kayu, serta kelihatan ada bulir lembut kacang ijo. Saya pun sigap menyendok nasi yang dicampur jagung, kacang ijo berikut ubi kayu ini. Pikir saya sederhana saja, ini nasi yang anti-mainstream ... heheheheee

Lalu lauk pauknya apa? Waaahhhh ... luar biasa banget semua. Saya sebutkan satu per satu ya supaya pada kepingin. Lauk utama diantarkan kepada Lutgardis dalam bentuk bambu yang sudah bekas dibakar. Ya, inilah yang dinamakan tuin ayam.

Dimasak dengan cara dimasukkan dalam bambu yang kemudian dibakar selama sekitar 30 menit. Apa saja bahan-bahannya? Sudah pasti, daging ayam yang disuwir, dicampur dengan wortel parutan kelapa setengah tua.

Sesudah diberi bumbu-bumbu lalu dibakar dalam bambu itu tadi. Hasil bentukannya, seperti bumbu urap tapi berwarna putih kekuningan, lengkap dengan segala campurannya. Rasanya? Gurih dan endhesssss!

KIRI: Nasi jagung dicampur kacang ijo dan ubi kayu. KANAN: Nasi beras merah. (Foto: Gapey Sandy)
KIRI: Nasi jagung dicampur kacang ijo dan ubi kayu. KANAN: Nasi beras merah. (Foto: Gapey Sandy)
Tuin Ayam yang dimasak dalam bambu dan dibakar. (Foto: Gapey Sandy)
Tuin Ayam yang dimasak dalam bambu dan dibakar. (Foto: Gapey Sandy)
Lalu ada yang namanya ikan tulang sereh. Bentuknya seperti sate lilit di Bali, tapi pegangannya menggunakan sulur sereh, sedangkan bonggol serehnya digunakan untuk melilitkan daging Ikan Tongkol yang dibentuk seperti sate lilit tadi. Warna akhirnya menjadi coklat. Tercium harumnya sereh sehingga menetralisir bau amis ikan.

Kemudian ada pepes yang dibalut atau dibungkus daun kelapa. Ini pepes sayuran yang dinamakan pepes rumpu rampe. Isinya campuran aneka sayuran, mulai dari bunga papaya, kacang panjang, tauge, dan jantung pisang. Semua diiris-iris dan dijadikan satu dengan bumbu yang sudah pasti mengundang selera. Buat yang vegetarian, cocok banget nih.

Dan sesudah makaaaannnnn ... eng ing eeeeeng, disuguhkanlah minuman bening yang namanya moke. Ini bukan sembarang air putih, melainkan semacam arak yang dibuat dari buah lontar.

Wanginya tajam laksana bau alkohol yang menyengat. Saya sendiri kurang berani icip-icip. Hanya membaui dan merasakannya di ujung lidah, kurang berani melanjutkan untuk ambil satu sloki.

Gelas sloki kecilnya terbuat dari batok kelapa warna coklat tua. Mama-mama menyuguhkan Moke menggunakan potongan bambu besar panjang yang ujungnya dipotong runcing sebagai wadah simpan. Sebut sajalah ibarat "botol alami".

"Moke ini air kata-kata," ujar Andinoercahyo, salah seorang anggota rombongan kami sambil meneguk moke, lagi dan lagi.

Pepes sayuran yang dinamakan Rumpu Rampe. (Foto: Gapey Sandy)
Pepes sayuran yang dinamakan Rumpu Rampe. (Foto: Gapey Sandy)
Ikan Tulang Sereh seperti Sate Lilit di Bali. (Foto: Gapey Sandy)
Ikan Tulang Sereh seperti Sate Lilit di Bali. (Foto: Gapey Sandy)
Akhirnya, tibalah rombongan untuk berpamitan meninggalkan Dusun Botang. Sama seperti ketika datang, seluruh warga tumpah ruah melakukan tari-tarian terlebih dahulu. Tentu dengan iringan musik tetabuhan dan kenong yang alunannya seolah terdengar sama terus melodinya. Bedanya dengan tarian melepas tamu pulang ini, antara tuan rumah dengan rombongan kami sudah tidak ada lagi rasa canggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun