Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hesti, Perempuan Bercadar yang Kembali Selamatkan Anjing

31 Mei 2018   01:29 Diperbarui: 1 Juni 2018   08:26 3375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hesti Sutrisno dan anak-anakk anjing yang diselamatkannya. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)

Udah pada pernah dengar nama Hesti Sutrisno (38)? Apa? Belum. Oke gakpapa.

Tapi, pernah dong dengar atau baca info tentang seorang perempuan bercadar yang tinggal di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), dan sempat bikin heboh karena memelihara banyak anjing dan kucing terlantar?

Nah, kalau pernah baca atau dengar info soal ini, maka sosok perempuan bercadar itulah Hesti Sutrisno.

Kisah Hesti sempat meramaikan headline media massa juga media sosial.

Mulai dari sudut pemberitaan yang menekankan pada sisi pro dan kontra, bagaimana mungkin muslimah bercadar justru bermesraan dengan anjing-anjing terlantar yang dipelihara di rumahnya. Hingga pemberitaan tentang kediaman Hesti yang sempat digeruduk warga sekitar, karena dianggap hewan-hewan peliharaan tadi mengakibatkan berbagai kejadian yang kurang menyenangkan.

Kejadian kurang menyenangkan itu, di antaranya, warga menuding anjing-anjing peliharaan Hesti cukup meresahkan hingga membuat takut anak-anak di lingkungan sekitar rumah tinggal.

Kejadian penggerudukan rumah Hesti oleh warga sekitar terjadi pada 3 April kemarin.

Oh ya, Hesti bersama suaminya, Sutrisno atau Reno (40), dan kedua anaknya yang masih duduk di bangku SD, sudah menetap selama kurang lebih 10 tahun di Kompleks Pondok Benda Residence, Jalan Salak, Pamulang, Tangsel.

Aksi penggerudukan warga sekitar yang memprotes aktivitas Hesti memelihara hewan terlantar di rumahnya, ternyata sama sekali tidak menggentarkan semangatnya untuk terus menyelamatkan hewan-hewan, khususnya anak-anak berkaki empat yang  "tersiksa".

Ketika menyelamatkan seekor anjing jenis Husky yang diikat dan setengah diseret menggunakan sepeda motor oleh seseorang. (Foto: Facebook dan Instagram Hesti Sutrisno)
Ketika menyelamatkan seekor anjing jenis Husky yang diikat dan setengah diseret menggunakan sepeda motor oleh seseorang. (Foto: Facebook dan Instagram Hesti Sutrisno)
Seperti misalnya yang baru saja terjadi, tepatnya pada Rabu sore, 30 Mei kemarin.

Kejadiannya berawal ketika Hesti bersama suami dan anak sulungnya ingin berbuka puasa di luar rumah. Ternyata, bukan buka puasa bareng yang dijalani, melainkan justru aksi heroik Hesti yang menyelamatkan nasib seekor anjing.

Ketiganya sedang berkendara motor, Hesti melihat ada seekor anjing -- sepertinya jenis Husky -- yang sedang terikat tapi sambil ditarik oleh seorang pengendara motor.

Demi melihat anjing yang tampak sangat kelelahan karena harus terikat dan berlari mengikuti laju motor, Hesti dengan berani memerintahkan sang suami, untuk menghentikan pengendara motor yang mengikat dan menarik anjing itu.

"Anjing itu terikat dan dipaksa berlari mengikuti tarikan motor. Jaraknya sudah cukup jauh. Dari mulai sekitar Jalan Salak sampai ke Bunderan di depan Polsek Pamulang. Itu kan jaraknya lumayan jauh, sekitar 3 kilometer. Anjing ini ternyata diseret terus dan terpaksa berlari sambil sesekali terkena panasnya mesin motor. Ketika motor yang dikendarai suami saya bisa menyetop kendaraan penyeret anjing itu, langsung saya larang motor itu untuk berjalan lagi. Anjing itu kemudian saya pegang. Saya ambil dulu sementara," tutur Hesti dalam wawancara per telepon dengan saya tadi malam.

Ketika menyetop motor yang menarik paksa anjing tadi, saya langsung menghampiri pengendaranya. Kepada bapak pengendara motor ini, Hesti dengan tanpa basa-basi langsung mengajukan pertanyaan, apakah sang pengendara motor adalah juga yang memiliki anjing?

Seekor anjing jenis Husky yang baru saja diselamatkan dari kelelahan dan ketersiksaan. (Foto: Facebook dan Instagram Hesti Sutrisno)
Seekor anjing jenis Husky yang baru saja diselamatkan dari kelelahan dan ketersiksaan. (Foto: Facebook dan Instagram Hesti Sutrisno)
"Saya ajukan pertanyaan itu, karena saya melihat sendiri, bahwa anjing ini menolak dengan keras untuk ikut dinaikkan ke atas motor. Seandainya si bapak tadi ini adalah pemilik anjingnya, tidak mungkin anjingnya menolak dinaikkan ke atas motor. Dan ternyata benar, si bapak ini bukan sang pemilik anjing. Justru menurut si bapak, anjing itu akan diantarkan kepada pemiliknya langsung," cerita Hesti di ujung telepon fitur Facebook.

Mendengar cerita bahwa anjing tersebut akan diserahkan oleh si bapak tadi ke pemiliknya, Hesti tetap tidak mau begitu saja mudah percaya. Ia khawatir, anjing itu justru akan berakhir menjadi santapan di kedai-kedai yang biasa menyajikan menu daging anjing. "Kalau memang anjing ini ada pemiliknya, dan mau diserahkan ke pemiliknya, baiklah, saya akan ikuti bapak, sekaligus saya bantu bawa anjing ini untuk diserahkan kepada pemiliknya," begitu desak Hesti.

Akhirnya, beriringan dua motor, si bapak dan Hesti bersama keluarganya ikut mengantarkan anjing Husky ini kepada sang empunya.

"Saya naik motor si bapak tadi, sambil menggendong anjing Husky. Sedangkan motor suami bersama anak saya mengikuti dari belakang. Ternyata memang benar, bahwa anjing ini terlepas dan kabur entah kemana dari rumah kediaman pemiliknya. Hingga akhirnya bisa ditemukan di sekitar Jalan Salak, Pamulang, oleh si bapak yang mengendarai motor dan mengikat serta setengah menyeretnya tadi," jelas Hesti penuh semangat.

Syukurlah, anjing Husky tadi sudah aman dan sampai di tangan pemiliknya.

Hesti Sutrisno dan seekor anjing yang diselamatkannya. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Hesti Sutrisno dan seekor anjing yang diselamatkannya. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Penampakan anjing Husky yang dipotret Sutrisno, suami Hesti, dan diunggah melalui Instagram @hestisutrisno dan Facebook @Hesti Sutrisno menunjukkan bahwa, anjing ini memang terpelihara.

Bulunya lebat dengan warna dominan putih berpadu dengan krem dan coklat muda. Tambah gagah dengan kalung yang bukan kalung sembarangan melingkar di lehernya.

"Biasanya saya jarang potret-potret kalau sedang menyelamatkan anak "kaki empat". (Hesti menyebut "kaki empat" sebagai pengganti kata anjing dan kucing -- red). Tapi karena waktu kejadian itu ada suami saya, maka suami saya yang memotretnya. Saya fokus menangani anjing Husky-nya," ujar Hesti penuh syukur.

Pasca penggerudukan warga sekitar ke rumahnya, Hesti mengaku belum bisa melalukan aktivitas seperti sebelumnya untuk bisa menyelamatkan hewan-hewan kaki empat yang terlantar. Karena kondisi masih "kurang aman", begitu Hesti mengistilahkan kondisi terakhir yang dirasakannya.

"Di rumah saya sekarang ada 3 anjing jenis Puppy, palingan umur 2 bulanan. Saya tolongin mereka juga, kemarin. Waktu menyelamatkan mereka, saya sampai rebutan dengan pemilik kedai yang biasa menyajikan menu santapan daging anjing. Nah jadi, sementara masih ada kondisi "kurang aman" dengan warga tetangga sekitar, tapi kalau Puppy, saya pikir bisalah saya amankan sementara dulu di dalam rumah. Oh ya, sebelumnya lagi, ada juga seekor anjing liar yang saya selamatkan, tapi ya itu tadi, karena kondisi "kurang aman", maka saya titipkan di salah satu Vet," ujarnya. Vet yang dimaksud Hesti adalah Veteriner atau dokter hewan yang kebetulan juga sekaligus mengelola aneka keperluan hewan peliharaan, mulai dari makanan, kesehatan, sampai penitipan.

Hesti Sutrisno dan anak-anakk anjing yang diselamatkannya. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Hesti Sutrisno dan anak-anakk anjing yang diselamatkannya. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Nantinya, Hesti berencana membawa anak-anak anjing-anjing liar yang terlantar dan ia selamatkan ini ke wilayah Bogor, Jawa Barat. Tepatnya di kawasan Cinangneng, Tenjolaya.

"Saya baru usaha untuk membeli lahan tanah seluas 300 meter persegi di Cinangneng. Uangnya sebagian saya peroleh dari sisa donasi yang sebelumnya sudah dibelanjakan untuk anak "kaki empat". Lalu sisanya, digabung dengan seluruh tabungan saya plus uang hasil jual motor, untuk kemudian saya minta izin kepada sang donatur untuk dijadikan cicilan uang muka beli tanah di Bogor, dengan maksud nantinya anak-anak kaki empat akan menempati lahan di Bogor itu juga. Makanya, anak-anak "kaki empat" ini, rencananya mau saya bawa ke Bogor, karena di sana bisa lebih leluasa melepas dan mengandangkan, lengkap dengan penjaga yang mengurusnya juga. Tapi, saya masih kesulitan mencari mobil untuk mengangkut anak-anak "kaki empat" ini ke Bogor," keluh Hesti yang juga punya famili di Bogor.

Mengapa akhirnya pilih bayar uang muka lahan di Bogor?

"Saya berpikir sederhana saja. Saya tidak mau anak-anak saya nanti, ketika sudah besar dan menolong anak-anak "kaki empat", mereka ini merasakan hal yang seperti saya rasakan sekarang di sini (Pamulang - red). Apalagi, banyak anak-anak anjing yang terzalimi dan malah dimusuhi. Nah, ketika nanti anak-anak saya akan membawa pulang anak-anak "kaki empat" itu, mereka bisa membawanya ke Bogor. Saya niatnya itu aja, karena toh saya juga sadar enggak akan hidup selamanya, maka sisakan sedikit juga lahan itu tadi untuk dijadikan makam saya kelak di sana," urai Hesti yang kini sedang diudak-udak (dikejar-kejar) pemilik tanah untuk kembali melunasi cicilan uang muka.

Jelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri seperti sekarang ini, tutur Hesti, dulu-dulu ia sering menerima penitipan anjing dan kucing peliharaan yang bakal ditinggal pemiliknya karena bepergian mudik ke kampung halaman.

"Dulu, ya benar saya terima jasa penitipan anak "kaki empat". Sekarang, karena kondisi yang sedang kurang kondusif seperti ini dengan warga sekitar, saya tidak lagi menerima penitipan hewan di rumah," tegasnya.

Kucing-kucing sedang diberi makan oleh Hesti Sutrisno. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Kucing-kucing sedang diberi makan oleh Hesti Sutrisno. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Buka Pasar Ekspor Keripik Singkong

Untuk membeli berbagai kebutuhan keluarganya, juga berinfaq untuk anak-anak yatim piatu, mengurus anak-anak "kaki empat", dan melunasi cicilan uang muka lahan tanah, Hesti kini terus menggalakkan produksi dan niaga keripik singkong.

Hei, jangan remehkan bisnis Hesti lho. Karena sudah banyak pelanggan yang membeli dan menyukai keripik singkong rasa balado yang pedas dan setengah pedas ini.

Malah, Hesti banyak juga menerima pesanan dari luar negeri, seperti Jepang, Italia, dan kini sudah ada pesanan awal dari Amerika Serikat. Ekspor lho bo'.

Para pembeli, selain memang menyukai keripik singkong balado buah tangannya, ada juga yang membeli dengan harapan bisa membantu pendanaan operasional Hesti dalam menyelamatkan anak-anak "kaki empat".

"Untuk pengiriman yang ke Amerika, saya masih bingung dan belum menemukan bagaimana teknis pengirimannya," aku Hesti yang merasa masih belum sanggup memenuhi permintaan keripik singkong dalam jumlah besar.

"Di Bogor sih ada empat orang yang bantuin buat keripik singkong. Tapi yang di Pamulang sini, belum ada yang bantuin."

Dalam satu bulan, Hesti mengaku ia bisa mengolah 500 kilogram singkong untuk dijadikan keripik.

"Wah, saya enggak hitung detail ya. Tapi kan, yang namanya singkong itu, yang juga berat adalah kulitnya. Misalnya, dalam 100 kilogram singkong, pasti 25 kilogram beratnya adalah dari kulit saja. Sedangkan penggunaan cabainya sendiri, bisa sekitar 25 kilogram per bulan," ujarnya.

Keripik singkong balado olahan Hesti Sutrisno yang semakin laris di pasar domestik juga mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Keripik singkong balado olahan Hesti Sutrisno yang semakin laris di pasar domestik juga mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Hesti melanjutkan, dirinya tidak mencatat berapa omset yang diperoleh dari hasil berniaga keripik singkong. Maklum, setiap hasil penjualan keripik singkong pasti langsung segera disisihkan untuk berbagai keperluan ekonomi.

"Pokoknya, semakin banyak yang beli keripik singkong buatan saya, maka alhamdulillah saya semakin banyak bisa menolong anak "kaki empat". Kalau dulu 'kan saya enggak ada penghasilan sama sekali. Jadi saya bingung. Dan saya, orangnya paling enggak bisa teriak minta tolong ini-itu di media sosial. Saya enggak mau, kalau misalnya buka saluran terima donasi untuk menyelamatkan anak-anak "kaki empat" lalu digunjingin orang lain. Bahkan saya enggak open donation aja masih digunjingin orang lain 'kok," keluh dan pasrah Hesti dengan nada sabar.

Keripik singkong balado buah tangan Hesti Sutrisno yang makin laris di pasar domestik pun mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Keripik singkong balado buah tangan Hesti Sutrisno yang makin laris di pasar domestik pun mancanegara. (Foto: Screenshot Instagram hestisutrisno)
Menghadapi gunjingan orang yang tidak suka terhadap dirinya karena menyelamatkan hewan terlantar dan memeliharanya, Hesti kemudian bersikeras untuk tidak mau ambil puyeng.

"Makanya sekarang saya fokus dengan hidup saya sendiri. Saya juga fokus dengan jualan keripik singkong saya, sama anak-anak "kaki empat" yang saya rawat. Saya yakin Allah SWT akan membantu fokus saya ini," pasrah Hesti di malam 15 Ramadhan 1439 H ini.

o o o O o o o

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun