Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mampir ke Rumah Kelahiran Haji Agus Salim di Koto Gadang

9 April 2018   22:27 Diperbarui: 11 April 2018   03:46 5113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H Agus Salim dan istri, Zainatun Nahar. (Sumber: Buku Seratus Tahun Haji Agus Salim / Sinar Harapan).

Nagari Koto Gadang adalah kampung permai di sebelah barat Bukittinggi. Lokasinya di seberang Ngarai Sianok di kaki Gunung Singgalang. Cemara tua berderet di sepanjang jalan masuk ke kampung itu. Rumah-rumah lama berarsitektur kolonial awal abad ke-20 masih terpelihara.

Apa yang ditulis dalam dua buku ini, saya amini. Benar adanya!

Persimpangan jalan di Koto Gadang. (Foto: Google Maps)
Persimpangan jalan di Koto Gadang. (Foto: Google Maps)
Balai adat di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Balai adat di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Oh ya, begitu saya sampai di persimpangan jalan Koto Gadang, selain ada tugu kecil bertuliskan "Nagari Koto Gadang", ada juga Balai Adat berbentuk Rumah Bagonjong yang didominasi dengan warna merah tua.

Saya mencoba mencari sumber literasi terhadap bentuk Rumah Adat Bagonjong Empat dengan Surambi di Tengah, yang ada di persimpangan Nagari Koto Gadang ini. Hasilnya, menurut Ir Hasmurdi Hasan dalam bukunya "Ragam Rumah Adat Minangkabau -- Falsafah, Pembangunan dan Kegunaan" dijelaskan bahwa:

Jumlah gonjong sebanyak empat buah adalah melambangkan kejadian Bumi seperti air, tanah, api dan angin. Letak tangga di bagian pangkal bangunan menandakan pemilik rumah berasal dari kelarasan Koto-Piliang. Apabila tangga terletak di bagian tengah bangunan berarti pemilik rumah berasal dari kelarasan Bodi-caniago. Bangunan bagonjong empat ini banyak terdapat di Koto dan Nagari.

Di Rumah Adat yang berada persis di simpang jalan Nagari Koto Gadang ini terdapat prasasti informasi. Tulisannya berbunyi:

Anak Nagari Koto Gadang mendirikan Balai Adat ini oentoek memperingati djasanya padoeka Tk. J. Datoek Kajo (Larashoofpd Van IV koto Ex Volksraadshd terhadap kepada Studiefonds, Waterleiding -- dan Negeri Koto Gadang).Tertera tanggal 5 Desember 1937 atau 2 Syawal 1356.Diukir tahun 1990

Prasasti yang ada di Balai Adat Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Prasasti yang ada di Balai Adat Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Rumah Adat di persimpangan jalan Nagari Koto Gadang ini berseberangan dengan masjid besar yang halamannya begitu luas. Yaitu, Masjid Tapi Nurul Iman, Koto Gadang. Di dekat masjid ada papan penunjuk jalan yang menunjukkan arah ke jalan-jalan lebih kecil. Misalnya, Jalan Sutan Syahrir, Jalan Rohana Kudus, Jalan Y Dt. Kayo, Jalan Moh Nazif, dan Jalan H Agus Salim. Pada tokoh ini memang dilahirkan di sini, di Koto Gadang.

Nah, sesuai namanya, Jalan H Agus Salim memang menunjuk ke arah rumah kelahiran H Agus Salim di Jalan Haji Agus Salim 14, Jorong Koto Gadang Mudiak, Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam. Rumah kelahiran Haji Agus Salim mengarah ke Selatan - atau ke arah sisi kanan Rumah Adat Bagonjong - dari persimpangan jalan ini.

Masjid Tapi Nurul Iman di persimpangan jalan di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Masjid Tapi Nurul Iman di persimpangan jalan di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Pemandangan sore hari yang indah di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Pemandangan sore hari yang indah di Koto Gadang. (Foto: Gapey Sandy)
Inilah Rumah Kelahiran 'The Grand Old Man'

Ada lima anak tangga yang harus ditapaki untuk masuk ke rumah kelahiran H Agus Salim. Jumlah anak tangga ini seakan mengartikan rukun islam yang jumlahnya ada lima. Pintu rumah terbuat dari kayu, lengkap dengan kaca tembus pandang. Pintu masuk rumah ini terdiri dari empat pintu sebenarnya, yang kalau dibuka semua, maka jalan masuk bisa menjadi lebih luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun