Nantinya, pada saat editing video, tinggal padukan antara hasil audio recorder dengan pengambilan gambar. Atau, dibuat suara Mbak Ani muncul dengan kualitas baik, tetapi gambar justru memperlihatkan suasana para hadirin maupun kondisi ketika Mbak Ani menyampaikan speech. Tinggal bagaimana kreativitas sajalah ini, yang penting kualitas suara dan gambar terekam dengan baik.
Pengetesan ini juga perlu dengan menambahkan dalam daftar checking yaitu mengetahui sisa kapasitas memory storage yang ada di smartphone. Jangan sampai, pas lagi merekam gambar, tiba-tiba pedot, putus gara-gara memorystoragenya sudah full.
Oh ya, satu lagi pastikan juga bahwa fitur smartphone ada dalam posisi Airplane Mode, sehingga notifikasi pesan WhatsApp!, Line, SMS dan lainnya, tidak akan tang-ting-tung berbunyi. Steve Stockman dalam bukunya tadi juga mengingatkan hal yang sama, tetapi dengan istilah nonaktifkan efek digital kamera.
Andai sudah punya sapaan sendiri kepada pemirsanya, Mbak Ani pasti akan lebih enak "tek-tok"-nya dengan "narasumber" atau "tamu-tamu" dalam vlognya. Seperti yang bisa disaksikan dalam [VLOG] - #SMIVLOG A day with The Minister: Palembang.
Begitulah 8 catatan yang bisa menjadi saran perbaikan buat Mbak Ani dan tim official-nya dalam memproduksi video blogging. Apa yang dilakukan Mbak Ani dengan nge-vlog selayaknya menjadi teladan kekinian bagi pejabat publik lainnya. Melalui vlog, publik jadi lebih mudah paham tentang apa-apa saja yang dikerjakan para pejabat secara transparan.
Jangan berhenti, ditunggu terus ya vlog-vlognya, Mbak Ani ...
oo o O o oo
Baca juga tulisan sebelumnya:
Ajib! Ini Dia Gaya Sri Mulyani Indrawati Ketika "Nge-vlog"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H