Eh iya, di halaman depan masjid agak sebelah kiri ada bangunan berukuran tak seberapa besar dengan gaya rumah adat Minangkabau. Di bangunan ini ada bedug yang tergantung di bagian tengah atasnya.
Begitulah pengalaman masuk ke Masjid Kurang Aso 60 yang kemudian memunculkan rasa takjub. Bukan saja soal bagaimana masjid ini dibangun dengan banyak makna filosofinya, tapi juga tentang semangat beribadah masyarakat muslim Minangkabau kala itu.
Dan memang, sudah semestinya masjid bersejarah ini terus terpelihara!
o o oOo o o
Baca juga tulisan sebelumnya:
"Saribu Rumah Gadang", Pesona Peradaban Nenek Moyang
"Ampiang Dadiah" nan Menggoyang Lidah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H