Selain lantai kayu dan semua anak tangga membedakan antara posisi saya di lantai 2 dengan ketika ada di lantai 3 adalah tidak ada bagian atas kepala, sehingga saya bisa melihat jelas betapa tiang-tiang kayu (polos tanpa hiasan ukiran) memancang dan menjulang sampai ke atas. Belum lagi atap seng dengan rangka-rangka kayu penopangnya yang menambah kekaguman.Â
Juga, pembatas antar atap limas yang sengaja dibuat seperti jendela-jendela, sehingga udara dan cahaya menjadi tak terhalang. Macu, tiang utama yang paling menjadi pusat pertengahan masjid nampak menjulang ke puncak atap masjid. Macu inilah yang melambangkan pemimpin Alam Surambi Sungai Pagu pada waktu itu.
Masya Allah. Pemandangan di lantai 3 ini begitu menakjubkan!
Puas menjelajah dan menyaksikan suasana di seluruh lantai, saya tak lupa mengisi buku tamu dan mengisi kotak sumbangan sukarela yang tersedia di lantai 1.
Terdapat Makam Syekh Maulana Sofi bin Soleh
Di dekat Masjid Kurang Aso 60 ada makam Syekh Maulana Sofibin Soleh. Beliau ini seorang ulama penyebar agama Islam yang sangat dihormati di wilayah ini, karena selain menjadi imam, beliau juga yang memprakarsai berdirinya masjid.
Berdasarkan penelusuran Tim Labor Sejarah FIBA IAIN Padang, Masjid Kurang Aso 60 memang merupakan masjid tradisional Minangkabau tetapi bercorak arsitektur Hindu-Jawa abad ke-15 M. Belum ditemukan kapan pastinya tahun pembuatan masjid ini. Tetapi, berdasarkan informasi yang disampaikan Nuraini, suku Jambak-Koto Anyir yang mengutip cerita dari sang nenek, masjid ini sudah ada sebelum tahun 1733 M. Alasannya, karena rumah gadang miliknya (kaum Inyiak Talanai) dibuat pada tahun 1733 M, sedangkan pada waktu itu, Masjid Kurang Aso 60 pun sudah ada.
Selain itu, dengan menganalisa keberadaan makam Syekh Maulana Sofi yang terletak di area dekat mihrab masjid, maka bisa diyakini bahwa masjid sudah berdiri sejak sebelum keberadaan beliau. Syekh Maulana Sofi sendiri diperkirakan hidup antara tahun 1730-1818 M.
Menurut Ir Hasmurdi Hasan dalam tulisannya berjudul Falsafah Yang Terkandung Pada Arsitektur Masjid Kurang Aso 60 di Alam Surambi Sungai Pagu disebutkan,bangunan masjid memiliki konstruksi kayu dengan ukuran panjang 17 m, lebar 17 m dan tinggi 17 m. Angka 17 ini melambangkan jumlah rakaat shalat yang wajib dikerjakan setiap muslim dalam sehari semalam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!