Okelah, jadi kalau begitu kita sebut saja nama penjaja ampiang dadiah ini Uda Al. hehehehee ... alias "Abang Al".
Menurut Uda Al, dadiah berasal dari susu kerbau (kabau). Tetapi bukan sembarang kerbau lantas diperah susunya. "Hanya kerbau yang baru melahirkan. Itu pun, masih harus menunggu anak kerbaunya berusia 2 bulan terlebih dahulu, baru kemudian susu induknya diperah, dan disimpan untuk dijadikan dadiah. Kalau tidak begitu, ya tidak bisa dijadikan dadiah," ujar Uda Al.
Dadiah ini, untuk mudahnya, bolehlah disebut sebagai yogurt. Tapi, bukan yogurt yang dihasilkan dari susu sapi, melainkan susu kerbau!!!
Untuk membuat seporsi ampiang dadiah, jelas Uda Al, gampang saja (tonton:Â videonya).
"Mulanya, kita ambil ampiang yang berasal dari beras ketan yang sudah ditumbuk sehingga bulirnya berubah menjadi pipih. Bolehlah ini kemudian kita anggap sebagai 'sereal'-nya. Untuk ukuran seporsi ampiang dadiah, perlu sekitar 3 sendok ampiang yang dituang di atas piring. Lalu, ampiang di piring tadi disiram air panas secukupnya. Ampiang kemudian agak ditekan-tekan sehingga cukup melembut. Selanjutnya, ampiang ditiriskan dari sisa air panas tadi," tutur Uda Al.
Seporsi ampiang dadiah harganya Rp 20.000.
Rasanya? Jangan tanya nikmatnya. Ada sensasi kriuk "sereal" atau ampiang beras ketan yang hambar, dengan kelembutan tekstur dadiah yang cukup agak terasa asam di lidah. (Ya gimana sih rasa yogurt yang asam, ya begitu juga sama dengan rasa dadiah). Tetapi, ini masih bercampur dengan parutan kasar kelapa yang gurih, dan mencecap manisnya gula aren.
Cukuplah "ampiah dadiah" ini membuat lidah bergoyang. Enak sih ....
"Saya baru menjual ampiang dadiah ini sejak tahun 2000. Sebelumnya, orang tua saya sudah lebih dahulu menjajakannya. Banyak orang dari Kota Padang, Muara Labuh dan lainnya yang datang ke sini, hanya untuk menyantap ampiang dadiah. Pulangnya, mereka bawa dadiah yang masih ada di dalam bambu. Kalau mereka yang membawa sepeda motor, biasanya ruas bambu isi dadiah ini diikat di samping belakang sepeda motornya," jelas Uda Al.
Ooohhh ... makanya jangan heran, kalau ketemu pengendara sepeda motor melintas di sekitar Jalan Raya Padang-Solok, maupun Jalan Raya Padang-Surian serta Jalan Raya Muara Labuh mengikatkan bambu hijau dan ditutup plastik pada pangkal ruas atasnya, ya itu pasti bawa dadiah.