Mengajarkan anak menabung sejak dini. Mengajarkan mereka untuk merencanakan keuangan masa depan. (Foto: Gebi/Tim Desa Karangampel 2015)
Memperlakukan uang tak boleh sembarang. Uang, berapapun nilai nominalnya, harus dianggap penting, tidak boleh kita buang-buang. Mengingatkan pentingnya menjaga uang, Bank Indonesia punya ilustrasi yang mudah diingat. Ilustrasi sekaligus himbauan ini penting dipatuhi sebagai wujud kita untuk
Cinta Rupiah.
Eh jangan salah asumsi ya, bukan Cinta Uang lho maksudnya. Melainkan Cinta Rupiah yang itu berarti kita wajib menghargai jasa para Pahlawan Bangsa dan menjunjung tinggi simbol Kedaulatan Negara. Itulah makanya perlu dilakukan perlakuan "3 + 5". Apa saja itu?
Adalah "3 Di" yang harus kita sadari sepenuhnya dengan segala bentuk tanggung-jawab terhadap uang rupiah, yaitu:
- Didapat. Ya tentu, cara mendapatkannya harus benar juga halal. Setuju dongya.
- Disayang. Artinya luas, seperti misalnya jangan dihamburkan foya-foya.
- Disimpan. Maknanya, supaya kita bisa mengatur perencanaan keuangan bila uang tersimpan untuk kebutuhan di masa depan.
Sedangkan perlakuan "5 Jangan" terhadap uang berikutnya adalah menyayangi hasil kerja keras kita tersebut dengan:
- Jangan melipat uang.
- Jangan mencorat-coret uang.
- Jangan pernah menstapler uang.
- Jangan sampai diremas.
- Jangan juga dibasahi.
Sungguh, perilaku "3 + 5" yang tak terlalu rumit untuk kita lakukan, bukan?
Cinta Rupiah dengan menyayangi hasil kerja keras, termasuk ada 5 JANGAN yang harus dipatuhi. (Sumber: Bank Indonesia)
Jadi, sudah saatnya untuk menghargai uang logam. Bukankah benar kata orang bahwa nilai nominal Rp 1.000.000 pun tidak akan lengkap bila dikurangi Rp 200. Tidak membuang-buang uang logam sembarangan pun sekali lagi, menjadi bukti kalau kita menghargai jasa para Pahlawan Nasional. Seperti yang pernah disampaikan Bung Karno, sang proklamator, bahwa:
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya".
Yuk, kita #CintaRupiah
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya