Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Harum Sagon Bakar, Harum Kota Tangsel

11 November 2017   08:23 Diperbarui: 12 November 2017   05:47 5729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Staf pekerja di dapur produksi Sagon Bakar. (Foto: Gapey Sandy)

"Kalau kelapa muda itu halus, jadi tidak terasa sekali tekstur kasarnya. Ternyata, anak kecil pun juga malah menyukai Sagon Bakar dengan Kelapa Muda ini. Padahal biasanya, anak-anak kecil kurang begitu suka dengan rasa kelapa apalagi kalau teksturnya kasar," jelas Irma seraya menekankan bahwa Sagon Bakar home made-nya tidak menggunakan Kelapa Gongseng.

Cara pembuatannya, Irma menerangkan, dibuat lebih dulu adonan yang merupakan pencampuran antara parutan Kelapa Muda, mentega, sagu, telur dan gula pasir. Adonan ini kemudian dicetak dengan bentuk bulat-bulat berdiameter 4 cm, lalu dipanggang selama 20 menit. Suhunya berbeda, oven sisi atas 150 derajat Celsius, dan sisi bawah 100 derajat saja. Kelar itu, ya mulailah pengemasan, packaging.

Staf pekerja di dapur produksi Sagon Bakar. (Foto: Gapey Sandy)
Staf pekerja di dapur produksi Sagon Bakar. (Foto: Gapey Sandy)
"Membuat adonannya sama seperti membuat kue kering biasa. Adapun oven sisi atas memang harus lebih panas setelannya dibandingkan dengan sisi bawah, karena oven sisi atas adalah untuk mematangkan Sagon Bakarnya. Hati-hati, kalau ada perubahan setelan suhu oven bisa-bisa Sagon Bakarnya nanti malah tidak matang pada sisi bagian dalamnya," tukas Irma yang mengenakan setelan blouse dan jilbab merah hati ini.

Dalam sehari, Irma biasa memproduksi Sagon Bakar hingga 15 kg. "Dengan catatan, ini adalah produksi rutin harian biasa, tanpa adanya pesanan-pesanan dalam jumlah khusus dari pelanggan. Jumlah produksi harian sebanyak 15 kg ini sama dengan kira-kira 100 kemasan. Catatannya, kami punya beberapa kemasan produk, mulai dari bentuk sachet, kaleng dan kotak karton besar. Untuk yang kotak besar itu, biasanya difungsikan pelanggan sebagai souvenir atau oleh-oleh khas Tangsel," tuturnya.

Untuk tipe sachet dengan bahan kemasan aluminium foil yang isinya dua keping memang dikhususkan menyasar jejaring pemasaran ke kafe, salon, pesanan isian snack box, juga warung-warung. Bahan kemasa aluminium foil yang kemudian di-laminating sengaja dipilih karena aman, tidak berlubang, kedap udara dan kelembaban, menjamin kualitas keamanan pangan, tdiak mengubah cita rasa, dan yang pasti membuat masa kadaluwarsa (expired date) Sagon Bakar pun jadi lebih tahan lama. "Saya pernah uji sendiri, masa kadaluwarsa itu bisa sampai satu tahun. Tapi biasanya di kemasan saya mencantumkannya dengan durasi enam bulan saja," ujar Irma.

Adapun kemasan box ukuran besar (250 gram) berisikan 15 keping Sagon Bakar yang tersedia dengan tiga rasa sekaligus. Untuk kemasan kaleng 200 gram bisa dipilih salah satu dari tiga rasa yang tersedia. Juga kemasan box ukuran kecil (85 gram) yang biasa dipesan atau dibeli pelanggan untuk souvenir.

Menjadi salah satu produk unggulan oleh-oleh khas Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Menjadi salah satu produk unggulan oleh-oleh khas Tangsel. (Foto: Gapey Sandy)
Dalam hal pemasaran, ternyata Sagon Bakar sudah meruyak kemana-mana. Termasuk dijual juga oleh beberapa swalayan ternama seperti misalnya di gerai Total Buah, Living World, Resto Lubana Sengkol, Telaga Seafood, Dapur Betawi Pondok Cabe, Resto Babeh Sadeli, Apartemen Kuningan, juga Resto Bubur Tinutuan di Wakeke, Manado.

Tidak hanya itu, Sagon Bakar bahkan terpilih untuk masuk dalam katalog maskapai penerbangan kebanggaan bangsa, Garuda Indonesia Airways.

"Ya, selain itu kami juga punya banyak reseller di berbagai wilayah, termasuk yang dijual ke Australia. Kebanggaannya, Sagon Bakar ini pernah diikutsertakan ketika Pemkot Tangsel membuka penjajakan kerjasama perdagangan dengan Pemerintah Jerman." ungkapnya senang.

Wowwww... Sagon Bakar Tangsel sudah merambah pasar global. "Hahahaaa... tapi saya enggak tahu menahu, reseller yang menjualkannya. Saya enggak tahu-menahu soal penjualan ekspor Sagon Bakar itu," ujar Irma seraya menderai tawa.

Jadi penasaran ya, Irma dapat uang berapa dari hasil jualan Sagon Bakar ini, hahahaaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun