"Kalau kelapa muda itu halus, jadi tidak terasa sekali tekstur kasarnya. Ternyata, anak kecil pun juga malah menyukai Sagon Bakar dengan Kelapa Muda ini. Padahal biasanya, anak-anak kecil kurang begitu suka dengan rasa kelapa apalagi kalau teksturnya kasar," jelas Irma seraya menekankan bahwa Sagon Bakar home made-nya tidak menggunakan Kelapa Gongseng.
Cara pembuatannya, Irma menerangkan, dibuat lebih dulu adonan yang merupakan pencampuran antara parutan Kelapa Muda, mentega, sagu, telur dan gula pasir. Adonan ini kemudian dicetak dengan bentuk bulat-bulat berdiameter 4 cm, lalu dipanggang selama 20 menit. Suhunya berbeda, oven sisi atas 150 derajat Celsius, dan sisi bawah 100 derajat saja. Kelar itu, ya mulailah pengemasan, packaging.
Dalam sehari, Irma biasa memproduksi Sagon Bakar hingga 15 kg. "Dengan catatan, ini adalah produksi rutin harian biasa, tanpa adanya pesanan-pesanan dalam jumlah khusus dari pelanggan. Jumlah produksi harian sebanyak 15 kg ini sama dengan kira-kira 100 kemasan. Catatannya, kami punya beberapa kemasan produk, mulai dari bentuk sachet, kaleng dan kotak karton besar. Untuk yang kotak besar itu, biasanya difungsikan pelanggan sebagai souvenir atau oleh-oleh khas Tangsel," tuturnya.
Untuk tipe sachet dengan bahan kemasan aluminium foil yang isinya dua keping memang dikhususkan menyasar jejaring pemasaran ke kafe, salon, pesanan isian snack box, juga warung-warung. Bahan kemasa aluminium foil yang kemudian di-laminating sengaja dipilih karena aman, tidak berlubang, kedap udara dan kelembaban, menjamin kualitas keamanan pangan, tdiak mengubah cita rasa, dan yang pasti membuat masa kadaluwarsa (expired date) Sagon Bakar pun jadi lebih tahan lama. "Saya pernah uji sendiri, masa kadaluwarsa itu bisa sampai satu tahun. Tapi biasanya di kemasan saya mencantumkannya dengan durasi enam bulan saja," ujar Irma.
Adapun kemasan box ukuran besar (250 gram) berisikan 15 keping Sagon Bakar yang tersedia dengan tiga rasa sekaligus. Untuk kemasan kaleng 200 gram bisa dipilih salah satu dari tiga rasa yang tersedia. Juga kemasan box ukuran kecil (85 gram) yang biasa dipesan atau dibeli pelanggan untuk souvenir.
Tidak hanya itu, Sagon Bakar bahkan terpilih untuk masuk dalam katalog maskapai penerbangan kebanggaan bangsa, Garuda Indonesia Airways.
"Ya, selain itu kami juga punya banyak reseller di berbagai wilayah, termasuk yang dijual ke Australia. Kebanggaannya, Sagon Bakar ini pernah diikutsertakan ketika Pemkot Tangsel membuka penjajakan kerjasama perdagangan dengan Pemerintah Jerman." ungkapnya senang.
Wowwww... Sagon Bakar Tangsel sudah merambah pasar global. "Hahahaaa... tapi saya enggak tahu menahu, reseller yang menjualkannya. Saya enggak tahu-menahu soal penjualan ekspor Sagon Bakar itu," ujar Irma seraya menderai tawa.
Jadi penasaran ya, Irma dapat uang berapa dari hasil jualan Sagon Bakar ini, hahahaaa...