Kalau dikaitkan dengan konteks sesuatu ruang yang bebas, maka blogging ini merupakan sesuatu yang positif dong. Aku katakana bahwa ini ada competitive advantage. Setiap karya tulis-menulis pasti ada competitiveness-nya. Blogger mungkin tidak mengerjakan sesuatu hal seperti yang dilakukan jurnalis, tetapi bukan berarti blogger misalnya tidak boleh menulis Opini. Boleh, blogger menulis Opini tetapi juga bukan berarti asal suka-suka semaunya sendiri saja. Aku membaca tulisan Opini pada beberapa blog, ternyata juga menggunakan acuan dan sebagainya. Ini 'kan bagus sekali. Selain memang aku sendiri tidak pernah mau membuka blog-blog yang jelek.
Blog ini 'kan pribadi sekali sifatnya. Selain juga subyektif karena blog itu sendiri adalah milik dari seseorang. Artinya, blog menjadi ruang bagi blogger yang bersangkutan untuk menuliskan apa saja selama harus tetap punya responsibility.
Bukankah ada UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) nomor 11 tahun 20018 yang bisa diberlakukan apabila blogger menulis hal-hal yang melanggar ketentuan?
Ya, jadi batasannya adalah UU ITE tersebut.
Ada yang beranggapan, blogger kini cenderung mengerjakan hal-hal yang menjadikan dirinya sebagai buzzer dari suatu produk maupun jasa. Bagaimana penilaian Anda sendiri? Â
Ya, aku juga mendengar hal-hal seperti itu. Bahkan, blogger bisa dapat uang ya, dari hal-hal kayak gitu.
Nah menurut Anda, blogger yang mengedepankan sisi materil seperti itu, apakah bisa dikatakan mendidik atau malah sebaliknya bila dikaitkan dengan upaya membangun budaya literasi? Â
Begini lho, blogger itu 'kan juga enggak punya kewajiban untuk mendidik orang. Suka-sukanya si blogger saja. Selain itu, kita juga tidak punya hak untuk melarang orang membaca karya blogger yang cenderung lebih mengarah kepada monetize seperti tadi itu. Ini adalah salah satu konsekwensi dari ruang kebebasan yang dibuka. Jadi, dilarang pun hal-hal semacam itu juga enggak boleh.
Persoalan yang paling penting, buat aku adalah media literacy. Media literacy itu berarti, pembaca bisa membedakan apakah hal-hal yang ada di media tersebut harus diikuti, atau malah justru memilih hal lain. Sehingga ini menjadi media literacy buat pembacanya.
Kalau sekadar nge-blog dan fokus mencari uang dari tulisan-tulisannya di blog itu, bagaimana menurut Anda? Â Â