Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Dunia Ngeblog di Mata Mantan Wartawan Kompas

27 Oktober 2017   22:44 Diperbarui: 28 Oktober 2017   16:41 3853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maria Margaretha Hartiningsih ketika berbagi ilmu jurnalistiknya. (Foto: Gapey Sandy)

Apabila freedom dan responsibility ini sudah dilaksanakan oleh blogger, maka ia akan memberikan sumbangan signifikan juga terhadap literasi. Sebaliknya, kalau freedom tidak disertai responsibility maka itu artinya sama dengan merusak literasi.

Maria Margaretha Hartiningsih, aktivis kemanusiaan dan mantan wartawati Kompas. (Foto: Gapey Sandy)
Maria Margaretha Hartiningsih, aktivis kemanusiaan dan mantan wartawati Kompas. (Foto: Gapey Sandy)

Tadi Anda katakan blogger itu bebas dan subyektifitasnya tinggi. Sedangkan dunia blogging juga tidak punya aturan semacam Kode Etik Jurnalistik misalnya, apakah ini berarti blogging adalah negatif?  

Enggak dong. Mungkin sisi itu dikarenakan blogging bukanlah sesuatu yang formal, bukan seperti Koran yang semuanya diformalkan. Jadi ya terserah mau pakai kata yang mana, karena aku juga tidak memakai kata "positif" maupun "negatif" terhadap blogging itu. Justru sebenarnya itu menjadi bahagian dari suatu kebebasan sehingga blogger bisa menulis lebih longgar tetapi tetap harus ada responsibility.

Aku sendiri pernah membaca beberapa blog yang isinya bagus-bagus banget, dan itu memberikan enlightenment atau pencerahan bagi banyak orang.

Contoh blog mana yang pernah Anda baca itu?

Waktu itu pernah aku baca blog, ketika aku sedang membicarakan soal UU Desa. Ternyata, aku menemukan ada blogger yang menulis khusus mengenai hal tersebut secara kontinyu dan itu isinya bagus banget. Blogger ini menulis dengan gayanya mengupas soal UU Desa, mulai dari sejarahnya, maknanya dan seterusnya.

Seperti kita tahu, kalau melihat dari sejarahnya, selama ini desa hanya menjadi obyek dari negara, waktu zaman Presiden Soeharto. Bahkan namanya pun disebut sebagai desa, padahal setiap tempat ada namanya sendiri-sendiri. Selain itu, kepentingan Pemerintah waktu itu adalah menjadikan desa sebagai massa mengambang, jadi merupakan kepentingan politik.

Apa yang aku baca dari blog ini menandakan bahwa ada banyak blog-blog yang sangat bagus dan sangat memberikan pencerahan kepada masyarakat. Blog juga punya sisi positif, misalnya dari segi space yang tidak harus dibatasi halaman, sehingga maka dari itu blog haruslah ditulis dengan sangat serius.

Saya dan Ibu Maria Hartiningsih foto bareng di acara Media Jabar Visit bersama water.org di Bogor. (Foto: Gapey Sandy)
Saya dan Ibu Maria Hartiningsih foto bareng di acara Media Jabar Visit bersama water.org di Bogor. (Foto: Gapey Sandy)

Jadi Anda melihat lebih banyak sisi positif atau justru sisi negatifnya dari blogging ini?   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun