Peta yang menyatukan. Begitu mungkin istilah tepatnya. Bayangkan, kalau kondisi mengenaskan tentang situ-situ di Tangsel, terjadi juga di seluruh Nusantara. Bahkan bukan cuma situ, sedikit demi sedikit, sungai, danau dan lautan Indonesia bakal dicaplok tangan jahil tak bertanggung-jawab. Kalau misalnya Sumpah Pemuda 1928, diantaranya menyebut: "Bertanah air satu, Tanah air Indonesia", maka dengan memiliki satu peta yang terkredibel, terdetil, terbaru dan menyatukan, maka semangatnya jadi mirip dengan bunyi Sumpah Pemuda, "Berpeta Satu, Peta Indonesia".
Harapan supaya "Kebijakan Satu Peta" atau One Map Policy terwujud, kini ada di pundak Badan Informasi Geospasial (BIG). Tahun ini, tepatnya 17 Oktober 2017, BIG berusia 48 tahun. Dulu, BIG dikenal dengan nama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal).
By the way, jangan bayangkan output BIG merancang dan membuat pemetaan cuma sebatas peta buta maupun atlas belaka. Lebih detil lagi, BIG punya keandalan untuk melakukan pemetaan geospasial. Misalnya, Penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT) meliputi IGT Darat, IGT Laut, IGT Kebencanaan, serta IGT Tata Ruang dan Atlas.
Juga, Peta Tematik Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Matra Laut, seperti contohnya Pemetaan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut, Peta Karakteristik Perairan Laut Dangkal, Peta Tematik Sumber aDya Alam dan Lingkungan Hidup Matra Kebencanaan dan Perubahan Iklim, Peta Demografi, Peta Rawan Banjir, serta Peta Tematik Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim.
Masih banyak lagi peran BIG dengan segala kemampuan dan profesionalismenya sehingga nyata benar mendukung Program Nawacita Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia yang bermula dari desa dan daerah pinggiran.
Ya ... #GeospasialUntukKita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H