Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (2)

20 Juli 2017   20:56 Diperbarui: 5 Agustus 2017   07:18 1536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya lukis dan mewarnai menggunakan produk Faber Castel dengan tema Lingkungan Hidup yang terpajang di salah satu dinding pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)

Dalam sessi tanya jawab, Yandramin Halim selaku Managing DirectorFaber-Castell International Indonesia mengungkap sisi bisnis korporasinya. Meski dunia dilanda era digitalisasi teknologi yang salah satu cirinya adalah semakin berkurangnya penggunaan alat-alat tulis, tetapi faktanya hal demikian tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja usaha Faber-Castell.

"Trend penjualan kami di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terus menunjukkan grafik peningkatan dan tetap baik. Kenapa? Karena di seluruh dunia ini, pendidikan masih terfokus pada penggunaan teknologi non-digital. Lagipula, teknologi digital tidak bisa memberikan rasa experience seperti yang natural. Era digital tidak bisa menggantikan sepenuhnya aktivitas fisik. Meskipun memang, era digital membawa sedikit dampak penurunan penjualan produk stationery dan office. Itu tidak bisa kita pungkiri," tuturnya.


Kondusifnya bisnis Faber-Castell antara lain didukung oleh kualitas dan keamanan produk yang tak dapat diragukan lagi. Ketentuan yang sangat penting adalah harus non-toxic, dengan diantaranya harus sesuai European Note (EN) Pasal 71, yang berkaitan dengan produk untuk anak-anak. Semua produk yang dibuat Faber-Castell tidak mengandung zat yang beracun bagi anak-anak.

"Pensil kita misalnya, kalaupun dikulum dan pewarnanya tertelan, tetap aman untuk anak-anak. Produk kita bukan untuk diminum, tetapi kalau terminum pun akan tetap aman bagi tubuh. Secara ekstrem,kami pernah meminum tinta di hadapan teman-teman media, dan terbukti memang aman. Sengaja kami berikan rasa pahit, agar anak-anak tidak suka mengulum dan menelannya. Apa yang kami lakukan adalah sebagai bentuk bahwa kami benar-benar menghasilkan produk yang non-toxic. Penghapus misalnya, terbuat dari karet dan plastik. Produk penghapus kami tidak ada yang mengandung phthalate. Ini adalah zat kimia agar supaya plastiknya menjadi lunak. Tapi hati-hati, phthalate ini dapat membahayakan kesehatan apabila sering-sering terhirup oleh hidung kita, dan menimbulkan efek negatif yakni perubahan hormonal," jelas Yandramin seraya memutarkan video ketika dirinya bersama sejumlah pimpinan Faber-Castell meminum tinta pewarna. "Terbukti aman dan tidak beracun".

PRODUK FABER CASTELL NON TOXIC. Yandramin Halim, Managing Director Faber Castell International Indonesia. (Foto: Gapey Sandy)
PRODUK FABER CASTELL NON TOXIC. Yandramin Halim, Managing Director Faber Castell International Indonesia. (Foto: Gapey Sandy)
Tak hanya bagi tubuh, pabrik dan produk Faber-Castell juga ramah lingkungan. Yandramin menjelaskan, tinta yang dipergunakan Faber-Castell sebagai bahan baku, wajib menjalani proses treatment sebelum dibuang, ini sesuai aturan industrial yang wajib ditaati.

"Tinta berwarna yang akan kita buang harus dimurnikan terlebih dahulu warnanya, sehingga benar-benar bukan warna tinta semula lagi. Kami punya instalasi pengolah limbah yang antara lain memproses hasil cucian bahan baku tinta dengan menjalankan efek kimia, fisika juga biologi. Sehingga air bekas tinta yang dibuang tidak akan mengandung warna apalagi racun. Bahkan, sebelum dibuang, kami melewatkan terlebih dahulu air yang hendak dibuang tersebut pada akuarium berisi ikan, dan ternyata ikannya hidup terus," bangganya sambil memutarkan video "minum" tintaConnectorPen yang dimaksud.

Bukan hanya buangan tinta yang harus aman terhadap lingkungan, bahkan polusi suara atau tingkat kebisingan di pabrik Cibitung ini pun juga senantiasa diukur dan dikendalikan. "Tingkat polusi kebisingan pabrik kita pun diukur. Di pabrik kita, tidak ada suara, karena semua menggunakan elektrik, bukan hidrolik. Dampaknya, harga mesin produksi memang lebih mahal, tapi polusi suara dapat dihindari dan tingkat kebisingan terjaga dengan baik," ujarnya lagi.

Bicara pensil tentu bahan baku diantaranya adalah kayu yang berasal dari pohon. Bagaimana Faber-Castell membuktikan bahwa bisnisnya tidak melubangi "paru-paru dunia" dengan melakukan penebangan pohon sembarangan atau menggunduli hutan?

"Bahan baku kayu, kayunya sendiri harus berasal dari sumber yang mengantongi sertifikasi dari FSC (Forest Stewardship Council), sebuah Badan Internasional yang mensertifikasi bahwa kayu berasal dari hutan yang di-manage dengan baik, atau tidak sembarangan menebang dari hutan. Setiap tahun, akan diaudit oleh tim dari FSC yang didirikan pada 1993 dan berkantor pusat di Bonn, Jerman," urai Yandramin meyakinkan.

Yandramin Halim tengah menjawab pertanyaan peserta Kompasiana Visit Pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Yandramin Halim tengah menjawab pertanyaan peserta Kompasiana Visit Pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Dengan segala keandalannya, tak pelak Faber-Castell semakin kokoh untuk mengawal setiap bakat seni sekaligus menginspirasi kreativitas. Inilah inti yang dimaksud Yandramin, Faber-Castell melakukan pengembangan bisnis sekaligus menghadirkan banyak manfaat bagi banyak orang. "Itulah alasan mengapa kami mengampanyekan Art4All, Seni Untuk Semua. Antara lain karena manfaat seni itu begitu banyak, diantaranya menimbulkan relaksasi, memacu kreativitas dan menumbuhkan rasa percaya diri," ujar Yandramin.

'Art4All', Seni Untuk Semua

Vincent van Gogh yang sempat kepincut pensil Faber-Castell pernah mengatakan bahwa, karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, tapi oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama.

Apa yang disampaikan van Gogh rupanya diyakini dan dipahami benar oleh Faber-Castell. Bahkan lebih jauh lagi, diimplementasikan dengan menciptakan ConnectorPen yang ketika dilombakan sejak empat tahun lalu --- dengan tajuk ConnectorPen Challenge ---, benar-benar terbukti menciptakan kebersamaan antara anak-anak dan orangtua. Mereka saling berkolaborasi untuk menciptakan aneka craft dari ConnectorPen, karena memang tematik lombanya adalah Family Art Experience.

Kebersamaan dalam menghasilkan seni kreatif inilah yang juga menjadi misi kampanye 'Art4All'. Hal ini pula yang disampaikan Andri Kurniawan selaku Public Relation Manager Faber-Castell ketika memaparkan program nan edukatif, 'Art4All'.

Andri Kurniawan, PR Manager Faber Castell. (Foto: Gapey Sandy)
Andri Kurniawan, PR Manager Faber Castell. (Foto: Gapey Sandy)
Workshop Guru di Jambi bersama Faber Castell. (Foto: Faber Castell)
Workshop Guru di Jambi bersama Faber Castell. (Foto: Faber Castell)
Mengutip ujaran Pablo Picaso, pelukis Spanyol yang hidup pada masa 1881 -- 1973, Andri mengatakan, "Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once we grow up. (Setiap anak itu seniman; Masalahnya adalah bagaimana membuatnya tetap jadi seniman ketika mereka tumbuh dewasa)."

Menurut Andri, perkembangan di abad 21 membuktikan bahwa, semakin terasa kalau seni berguna sekali untuk menghadirkan pemikiran kritis, komunikatif dan kreatif. "Inilah yang dibutuhkan pada abad 21, tidak saja science dan sebagainya. Jadi, kita naik satu level yakni kepada wilayah seni. Seni sebagai salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Apalagi. faktor penentu berhasil atau tidaknya seseorang itu tidak hanya ditentukan dari keberhasilan akademis belaka. Tapi juga dibutuhkan Life Skills, 21st Century Content, Core Subjects, Learning & Thinking Skills, hingga ICT Literacy," urainya.

Untuk memenuhi Life Skills, lanjut Andri, sejumlah faktor harus terpenuhi, misalnya:

  • Critical Thinking & Problem Solving.
  • Creativity & Innovation.
  • Communication & Information.
  • Collaboration.

Lomba Gambar Anak Nasional di Sabang. (Foto: Faber Castell)
Lomba Gambar Anak Nasional di Sabang. (Foto: Faber Castell)
Teacher Class bersama Faber Castell di Denpasar. (Foto: Faber Castell)
Teacher Class bersama Faber Castell di Denpasar. (Foto: Faber Castell)
Adapun Learning & Thinking Skill mensyaratkan kecakapan hal-hal berikut ini:
  • Bahasa | Membaca | Matematika.
  • Pengetahuan Alam | Bahasa Asing | PPKN.
  • Ekonomi | Seni | Sejarah | Geografi.

Pendidikan seni, ujar Andri, sangat dibutuhkan oleh orang-orang untuk perkembangan saat mereka bekerja, dan terkait dengan perkembangan ekonomi sebuah negara. Itulah mengapa di Indonesia ada Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf), sebagai sebuah institusi yang sangat challenging untuk masa depan Indonesia.

"Survei yang dilaksanakan IBM terhadap lebih dari 1.500 CEO dari 60 negara yang berasal dari 33 sektor industri menyimpulkan bahwa, kreativitas adalah kunci nomor satu untuk membawa seseorang mencapai tahap sukses dalam bisnis," tegas Andri. 

Andri Kurniawan ketika menyampaikan materi ART4ALL kepada peserta Kompasiana Visit. (Foto: Gapey Sandy)
Andri Kurniawan ketika menyampaikan materi ART4ALL kepada peserta Kompasiana Visit. (Foto: Gapey Sandy)
Buku Colouring For Relaxation produksi Faber Castell. (Sumber: Faber Castell)
Buku Colouring For Relaxation produksi Faber Castell. (Sumber: Faber Castell)
Dikatakannya lagi, berangkat dari seni yang membawa banyak kebaikan itulah, pihaknya turut mengambil inspirasi dari Studio Thinking alias kerangka berpikir yang dirancang oleh para praktisi di Project Zero (cabang riset Harvard's School of Education). Dari kerangka Berpikir Studio ini kemudian muncul Eight Habits of Mind atau delapan kebiasaan berpikir yang digunakan oleh seorang seniman yang bisa diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu.

Adapun EightHabits of Mind itu adalah:

  • Develop Craft.
  • Engage & Persist.
  • Envision.
  • Express.
  • Observe.
  • Reflect.
  • Stretch & Explore.
  • Understand Art World.

Lomba Gambar Nasional di Pekalongan. (Foto: Faber Castell)
Lomba Gambar Nasional di Pekalongan. (Foto: Faber Castell)
Lomba Gambar Nasional di Jayapura. (Foto: Faber Castell)
Lomba Gambar Nasional di Jayapura. (Foto: Faber Castell)
Sesuai namanya, 'Art4All' berarti merangkul semua usia dan kalangan untuk bersama menciptakan seni dan kreativitas. Pada jenjang usia dini misalnya, proses menggambar dan mewarnai menjadi sangat bermanfaat karena meningkatkan kreativitas, mendorong motorik, anti pikun (demensia), empati, alat bercerita, melatih ingatan dan berpikir, juga mengembangkan emosional.

Diantara program yang sudah berjalan adalah Pelatihan Bagi Para Pengajar. "Sejak tahun 2000 kita sudah memulainya dengan mengelorakan kampanye "Mengajar", tidak hanya di kota-kota besar tapi juga kota-kota kecil di pelosok Nusantara. Inilah komitmen Faber-Castell untuk mengajarkan orang-orang bahwa seni bisa diciptakan dari sesuatu yang sangat sederhana," ujar Andri.

Ada lagi, Lomba Gambar Anak. " Pada tahun 2011 misalnya, kami menyelenggarakan kegiatan Lomba Gambar Nasional dengan hadiah ke Jerman, Malaysia, China, Singapura, Hongkong, dan Jerman lagi sebagai penutup. Hadiah berupa bepergian ke negara-negara di mancanegara itu bukan sekadar pelesiran bersama keluarga belaka, tapi sekaligus menimba ilmu seni di lembaga pendidikan seni yang ada di luar negeri. Jadi, hadiah bepergian ke luar negeri ini juga sebagai bentuk tali kasih dari anak-anak berprestasi kepada orangtuanya," tutur Andri yang ternyata juga seorang Kompasianer.

Manfaat menggambar dan mewarnai. (Sumber: Faber Castell)
Manfaat menggambar dan mewarnai. (Sumber: Faber Castell)
ConnectorPen Challenge menautkan kolaborasi seni dan kreativitas anak beserta orangtuanya. (Foto: Faber Castell)
ConnectorPen Challenge menautkan kolaborasi seni dan kreativitas anak beserta orangtuanya. (Foto: Faber Castell)
Pada jenjang usia remaja dan dewasa, Faber-Castell menyelenggarakan Lomba Gambar Art & Graphic. Pada lomba ini para peserta diminta menyampaikan pesan-pesan tertentu, misalnya kampanye tentang Lingkungan Hidup bekerjasama dengan World Widelife Fund (WWF).

Ada juga Pameran dan Workshop "Ekspresi Indonesiaku". Disini, anak-anak berpestasi diberikan "sesuatu" berupa pameran karya anak-anak berprestasi, yang disandingkan dengan karya pelukis profesional, sehingga anak-anak berprestasi ini merasa punya kebanggaan dan harga diri. Selain itu, karya mereka juga dikumpulkan dan dibukukan untuk dijual secara komersial sebagai bahagian dari portofolio mereka. Selain itu, dilakukan pula peluncuran Buku "Cuma di Indonesia".

Untuk jenjang keluarga, seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ada lomba penuh tantangan, "ConnectorPen Challenge". "Selama 4 tahun kita mengampanyekan kegiatan lomba ini. Kalau lomba gambar hanya melibatkan anak-anak saja, tetapi dengan ConnectorPen Challenge dapat terjalin kreativitas bersama antara anak-anak bersama orangtuanya, dengan membuat karya kreatif dengan menggunakan ConnectorPen. Setiap kali kegiatan ConnectorPen Challenge dilangsungkan selalu saja mendapat animo masyarakat yang begitu menggembirakan. Ini sudah kegiatan tahun keempat dan untuk kali ini hadiahnya adalah wisata ke Bali," ujar Andri.

Animo peserta ConnectorPen Challenge selalu membludak. (Foto: Faber Castell)
Animo peserta ConnectorPen Challenge selalu membludak. (Foto: Faber Castell)
Interaksi anak dan orangtua dalam ConnectorPen Challenge. (Foto: Faber Castell)
Interaksi anak dan orangtua dalam ConnectorPen Challenge. (Foto: Faber Castell)
Eh, jangan kira Faber-Castell tidak memperhatikan mereka yang sudah berusia lanjut. Faber-Castell tahu benar cara untuk mengajak mereka yang sudah sepuh ini untuk tetap berkreasi dan beraktivitas seni kreatif. Patut dicatat, mereka yang sudah berusia lanjut, apabila rajin melakukan kegiatan seni, dapat membawa manfaat yang sangat menggembirakan. Misalnya, seperti berikut ini:
  • Meningkatkan memori.
  • Meningkatkan kepercayaan diri.
  • Memberikan rasa tenang (relaksasi).
  • Mengurangi stres.
  • Meningkatkan komunikasi dan sosialisasi.
  • Melatih motorik dan menyehatkan jasmani.
  • Mencegah kepikunan (demensia).

ConnectorPen yang bisa dibentuk mobil balap F1. (Foto: Gapey Sandy)
ConnectorPen yang bisa dibentuk mobil balap F1. (Foto: Gapey Sandy)
Suasana ketika Kompasiana Visit Pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Suasana ketika Kompasiana Visit Pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Tidak hanya mengguratkan sketsa dan mengulas warna-warni saja, Faber-Castell juga concern mendongkrak kreativitas melalui program Menulis Kreatif. Artinya, kreativitas disulut bukan saja dari menggambar saja, tapi juga menulis. Utamanya, menulis dengan tangan. Sebuah pekerjaan yang sudah hampir jarang kita lakukan. Padahal asal tahu saja, menulis dengan tangan punya beberapa manfaat yang luar biasa, yaitu:
  • Sensasi menenangkan.
  • Meningkatkan kreativitas.
  • Keseimbangan otak kiri dan kanan.
  • Membantu tetap fokus.
  • Mempertajam daya ingat.

Menurut Andri, selain meningkatkan daya ingat, fokus dan kreativitas, menulis kreatif juga bisa mengendalikan emosional. Salah satu program yang sudah dilaksanakan Faber-Castell adalah dengan mengundang penulis sekaligus komedian, Raditya Dika dalam format acara Talkshow & Workshop "Creative Writing" dengan tema Rezeki Tak Akan Habis yang menyampaikan bahwa menulis itu tidak susah, termasuk menulis humor, dan hasil-hasil tulisan bisa dijual sehingga menghasilkan income. Masih terkait dengan buku dan penulisan, Faber-Castell juga sudah menerbitkan buku 11 Cerpen Komedi Terbaik, dan buku Best Adventure.

Program untuk jenjang dewasa juga sudah melaksanakan workshop kreatif dan berhasil membuat topi, kacamata warna-warni, sepatu warna-warni, payung kertas, mug, botol minum, hingga membuat helm bermotif dan warna-warni.

Karya lukis dengan produk Faber Castell dengan tema Lingkungan Hidup yang ada di dinding pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Karya lukis dengan produk Faber Castell dengan tema Lingkungan Hidup yang ada di dinding pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Karya lukis dan mewarnai menggunakan produk Faber Castel dengan tema Lingkungan Hidup yang terpajang di salah satu dinding pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Karya lukis dan mewarnai menggunakan produk Faber Castel dengan tema Lingkungan Hidup yang terpajang di salah satu dinding pabrik Faber Castell di Cibitung. (Foto: Gapey Sandy)
Eh, kalau ini info penting banget buat yang mendambakan ketenangan. Ternyata, Faber-Castell juga sudah menerbitkan buku Colouring for Relaxation. Cocok loh buku ini untuk mereka yang dewasa hingga lanjut usia. Karena, berdasarkan salah satu penelitian kesehatan disebutkan bahwa: "Mewarnai  memiliki manfaat sebagai terapeutik, untuk mengurangi kecemasan, menciptakan fokus atau mendorong perhatian."

Akhirnya, seperti juga pernah disampaikan Affandi, maestro lukis kenamaan Indonesia, bahwa Art and life never part company (Seni dan kehidupan tak bisa dipisahkan). Kalimat ini menjadi begitu menggetarkan karena memang manalah sisi kehidupan ini yang bisa dipisahkan dari seni berikut segala kekagumannya.  

Bersyukur, dalam ikut menjembatani seni dan kehidupan itu hadir produk-produk Faber-Castell, yang tiada tandingannya lagi dalam menghargai seni dan kreasi, serta menjunjung tinggi kreativitas.

Pensil warna Faber Castell yang siap melahirkan seni dan menginspirasi kreasi. (Foto: Faber Castell)
Pensil warna Faber Castell yang siap melahirkan seni dan menginspirasi kreasi. (Foto: Faber Castell)
Terima kasih, Faber-Castell.

Salam Art4All ...   

* * *

Baca tulisan sebelumnya:

"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (1)

Baca juga:

#Art4All: Melawan Vandalisme dengan Gang Cantik Berseri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun