Pencapaian bobot yang ideal ini penting demi kesehatan dan keselamatan jiwa Arya sendiri. Jangan sampai pula, karena bobotnya yang obesitas ekstrem mengakibatkan Arya terserang berbagai penyakit komplikasi.
Seperti kita tahu, obesitas potensial menjadi jalan masuk bagi beragam jenis penyakit komplikasi.
Sebut saja misalnya, penyakit paru-paru, kolesterol tinggi, stroke, diabetes tipe 2, sesak napas, vena varikos, aterosklerosis, kematian pra matang, hipertensi, mendengkur, asma, refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease), apnea tidur, nyeri punggung, batu empedu, disfungsi ereksi, gangguan menstruasi, gangguan ginjal, gangguan hati, sakit sendi (arthritis), kanker usus, kanker rahim, kanker payudara, serangan jantung dan masih banyak lagi.
Derita yang dialami Arya akibat obesitas ekstrem yang mendera, rupanya menjadi perhatian khusus bagi tim medis yang bekerja di OMNI Hospitals Alam Sutera.
Perhatian ini semakin terwujud nyata, karena melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya, rumah sakit yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan ini menyatakan siap ambil peduli untuk melakukan tindakan medis berupa Operasi Bariatric Surgery demi menurunkan berat badan sekaligus menjaga kesehatan Arya sehingga tidak terserang penyakit komplikasi yang dipicu faktor obesitas.
Apa dan bagaimana Opertasi Bariatric Surgery itu? Silakan baca pada tulisan saya sebelumnya: Bebas Obesitas dengan Operasi Bariatric Surgery.
Ketika saya mewawancarai Dr Handy Wing SpB FBMS FINACS FICS dari OMNI Hospitals Alam Sutera, pada Jumat, 7 April 2017, dipaparkan 3 jenis Operasi Bariatric Surgery yang biasa dilakukan di dunia.
Pertama, Gastric Band. Pada 5 sampai 10 tahun lalu, operasi ini cukup popular. Caranya, dengan memasang cincin berbahan silikon pada saluran yang akan masuk ke lambung - seperti fungsi ikat pinggang -, kemudian dibuat lubang agar pasien bisa menyuntikkan cairan ke cincin tersebut. Bila disuntikkan air, maka cincin silikon tadi akan membuat sempit saluran masuk makanan ke lambung.
Karena makin sempit, maka makanan dan minuman akan menyangkut di saluran yang hendak masuk ke lambung. Otomatis, lambung akan terasa sudah kenyang lalu mengirimkan ‘sinyal’ ke otak untuk berhenti makan karena kondisi sudah terasa kenyang.
Jadi operasi Gastric Band ini, efeknya adalah selain cepat kenyang, tapi pasien juga akan merasa cepat lapar lagi.
“Pasien yang melaksanakan operasi Gastric Band ini harus rajin kontrol ke dokter, minimal satu bulan sekali. Karena kalau cincin silikon yang fungsinya melilit saluran menuju ke lambung ini terlalu sempit atau tidak ada lubang sama sekali, maka makanan dan minuman akan tertahan dan menumpuk di luar lambung, sehingga pasien bisa mengalami muntah-muntah. Atau, kalau cincin silikonnya terlalu longgar maka percuma juga, karena lambung akan banyak terisi makanan dan minuman. Operasi Gastric Band ini sudah semakin ditinggalkan karena hasilnya kurang menggembirakan,” jelas Dokter Spesialis Bedah yang mendalami studi khusus tentang Bariatric Surgery ke berbagai negara di mancanegara ini.
Operasi jenis kedua adalah Sleeve Gastrectomy. Inilah operasi yang kini makin banyak dilakukan. Lambung yang ukuran normalnya bisa mengembang kira-kira sebesar bola basket diperkecil dengan cara operasi melalui pemotongan.