Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Money

Tambang Sokong Kehidupan Bangsa Sejahtera

13 November 2016   00:42 Diperbarui: 13 November 2016   01:25 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk oleh-oleh khas Berau yang merupakan mitra binaan dari perusahaan tambang batubara. (Foto: Gapey Sandy)

Program CSR menjadi amanat UU No.40/2007tentangPerseroan Terbatas yang diantaranya mewajibkan setiap perseroan dengan kegiatan utamanya bergerak di bidang Sumber Daya Alam (SDA) agar melakukan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP).

Melalui bermacam-macam program CSR, kita dapat semakin lebih memahami makna tagar #TambangUntukKehidupan, karena masyarakat menjadi berdaya juga sejahtera, tidak hanya yang berada di wilayah sekitar tetapi juga lebih meluas lagi.

Makanya jangan heran apabila saya menunjukkan foto tiga jenis panganan kering, stick rumput laut, jagung ketan dan abon cumi. Lho, apa hubungannya panganan kriuk ini dengan pertambangan? Ya, inilah sedikit diantara sekian banyak produk yang dihasilkan masyarakat sekitar wilayah pertambangan, tepatnya di Sapeken, Sumenep, Jawa Timur.

Pelaku usaha rumahan yang memproduksi panganan kering ini tak lain adalah mitra binaan dari SKK Migas dan Kangean Energy Indonesia (KEI). SKK Migas atau Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi adalah institusi yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Perpres Nomor 9/2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Sedangkan KEI, merupakan pebisnis swasta yang menambang di sektor oil and gas.

Produk oleh-oleh khas Berau yang merupakan mitra binaan dari perusahaan tambang batubara. (Foto: Gapey Sandy)
Produk oleh-oleh khas Berau yang merupakan mitra binaan dari perusahaan tambang batubara. (Foto: Gapey Sandy)
Kios oleh-oleh khas Berau selalu ramai pengunjung. (Foto: Gapey Sandy)
Kios oleh-oleh khas Berau selalu ramai pengunjung. (Foto: Gapey Sandy)
Ketika saya berkesempatan melancong ke Berau, Kalimantan Timur yang alamnya begitu kaya dengan batubara, hal yang sama saya jumpai pula. Bahkan di dekat pelabuhan wilayah setempat ada kios yang khusus menjajakan beraneka produk panganan maupun kerajinan tangan. Kios ini menampung produk-produk yang dihasilkan masyarakat setempat sebagai salah satu wujud nyata program CSR dari perusahaan penambang batubara di sana.

Mau tahu apa saja produknya? No problem saya sebutkan beberapa saja yak. Ada udang kering, ikan teri nasi, kerupuk ikan bandeng laut, udang papai, amplang berau, abon tuna, ikan kering kerupuk, kerupuk ikan tenggiri, kue cincin, keminting, kue satu kacang, krispi kacang, minyak urut dayak, minyak bulus, batik etnik, kalung dan gelang manik-manik, sarung tenun, tas rotan dan masih banyak produk khas lainnya. Kios yang menjual Oleh-oleh Khas Berau ini tak lain adalah Rumah Kemas Basinang.

Ketika saya berkunjung ke penambangan bahan baku untuk membuat semen milik PT Semen Padang beberapa waktu lalu, salah satu program CSR yang dilakukan perusahaan ini antara lain memberdayakan usaha batik etnik dari pengrajin sekitar. Salah satunya pengrajin Batik Minang Tanah Liek. Batik etnik yang diproduksi pengrajin ini sangat unik, karena proses warna-warninya dihasilkan melalui pencelupan berbagai bahan alami, seperti tanah liat, kulit rambutan, kulit jengkol, gambir dan lainnya.

Hal yang mirip sama dilakukan oleh PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menggelar banyak program CSR. Mulai dari upaya konservasi tukik atau penyu laut di Pantai Maluk, bantuan Posyandu di Desa Mantun, pengembangan Pasar Maluk, meningkatkan edukasi di SDN Benete Maluk, Bank Sampah Lakmus di Desa Lakmus, kredit mikro Yayasan Olat Parigi, pengembangan industri rakyat perkebunan lidah buaya dan beras merah di Desa Sekongkang Bawah, hingga penguatan Koperasi Kemuning di Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang. (Buka-bukaan Dunia Tambang, Mizan Pustaka,  hal.136)

Pengrajin Batik Tanak Liek di Padang. (Foto: Gapey Sandy)
Pengrajin Batik Tanak Liek di Padang. (Foto: Gapey Sandy)
Pengunjung praktik membatik di Batik Tanah Liek, Padang. (Foto: Gapey Sandy)
Pengunjung praktik membatik di Batik Tanah Liek, Padang. (Foto: Gapey Sandy)
Sementara itu, program CSR PT Freeport Indonesia (PTFI) juga menunjukkan bakti nyata yang tidak sedikit sejak 1992 manakala kontrak dengan pemerintah Indonesia bermula. Empat tahun kemudian, PTFI berkomitmen menyisihkan sebagian pendapatannya demi kepentingan masyarakat setempat melalui Dana Kemitraan PTFI untuk Pengembangan Masyarakat. Dana Kemitraan ini dikelola dan disalurkan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Lembaga ini dikelola oleh sebuah Badan Pengurus dan sebuah Badan Musyawarah yang terdiri dari wakil-wakil pemerintah lokal, para tokoh Papua, pemimpin lokal masyarakat Amungme dan Kamoro serta PTFI.

Bersama LPMAK, peningkatan kapasitas masyarakat pun dilaksanakan. Mulai dari menitikberatkan pada, pertama, pendidikan dan pelatihan. Situs resmi PTFI menyebutkan, rendahnya Angka Partisipasi Sekolah disebabkan oleh terbatasnya akses dan fasilitas pendidikan bagi masyarakat di Kabupaten Mimika serta rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Dari fakta ini, PTFI dan Biro Pendidikan LPMAK melakukan program pengembangan masyarakat dalam bidang pendidikan untuk membuka akses seluas-luasnya kepada putra-putri daerah memperoleh hak pendidikan layak. Caranya, menggandeng kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika, Lembaga Pendidikan, Konsultan Pendidikan, dan mitra-mitra lainnya.

PTFI dan LPMAK sejak 1996 hingga 2011 telah memfasilitasi 8.049 siswa dalam program beasiswa mulai dari tingkat SD sampai dengan S3, dan secara rutin melakukan pemantauan langsung ke sekolah-sekolah dimana para penerima beasiswa tersebut menempuh pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun