Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Nestapa, Jakarta Krisis Air Bersih

7 November 2016   09:47 Diperbarui: 14 November 2016   15:04 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Dari unit biofiltrasi yang menggunakan media crosspack ini, air kemudian dipompa ke unit reservoir biofiltrasi untuk selanjutnya dialirkan lagi menuju unit filter berikutnya. Ini adalah proses penyaringan sisa partikel padat yang kemungkinan masih terbawa dalam air bersih keluaran dari biofiltrasi dengan menggunakan media penyaring pasir silika. Demi menjaga fungsi pasir silika selalu dalam kondisi prima sebagai media penyaringannya, maka dilakukan proses backwash setiap 24 jam sekali,” urai Vita.

Proses pengolahan air bersih masih berlanjut. Sesudah dilakukan penyaringan menggunakan media penyaring pasir silika, kata Vita, air kemudian dialirkan menuju reservoir air bersih untuk diinjeksi desinfektan berupa zat kimia Chlorine dengan durasi waktu 1 jam.

“Ini untuk membunuh bakteri. Memang tidak semua Chlorine hilang dalam proses desinfektan, tetapi disisakan prosentasenya sesuai peraturan yang berlaku agar dalam distribusi air bersih ke pelanggan proses removal bakteri terus berlangsung. Alhasil, air bersih yang sampai ke pelanggan aman untuk dikonsumsi. Selesai proses pemberian desinfektan zat kimia Chlorine, air kemudian dipompakan melalui pipa distribusi,” tutur wanita berjilbab dan berkacamata ini.

Kompasianer juga berkunjung ke Stasiun Pompa RW 04 Kembangan Utara ini. (Foto: Gapey Sandy)
Kompasianer juga berkunjung ke Stasiun Pompa RW 04 Kembangan Utara ini. (Foto: Gapey Sandy)
Intake dari sungai Cengkareng drain inilah pasokan air baku untuk diolah menjadi air bersih di IPA Taman Kota. (Foto: Gapey Sandy)
Intake dari sungai Cengkareng drain inilah pasokan air baku untuk diolah menjadi air bersih di IPA Taman Kota. (Foto: Gapey Sandy)
Sekilas PALYJA
PALYJA adalah kependekan dari PAM Lyonnaise Jaya. Ini merupakan perusahaan swasta yang pemegang saham mayoritasnya (51%) dikuasai Suez yang bermarkas di Paris, Perancis dan Astratel Nusantara (49%).

Pada Juni 1997, tercapai kesepakatan kerjasama antara PAM Jaya (operator air bersih Jakarta) dengan SUEZ Environment (area pelayanan Barat Jakarta), dan Thames Water (area pelayanan Timur Jakarta).

Bentuk kerjasamanya berupa pendelegasian pengelolaan air bersih dari PAM Jaya kepada swasta dalam bentuk kerjasama selama 25 tahun. Segala aset utilitas akan dikembalikan kepada PAM Jaya ketika kontrak berakhir. Lingkup kerjasamanya meliputi produksi dan distribusi, layanan pelanggan, perawatan dan rehabilitasi, serta investasi.

Hingga akhir 2015, sambungan air bersih (jumlah pelanggan) meningkat menjadi 404.769 sambungan dibandingkan 1998 dengan sebanyak 201.000 sambungan. Volume akhir air terjual mencapai 160,3 juta m3 dibandingkan 89 juta m3 pada 1998. Akses air bersih juga meningkat drastis menjadi 73,23% dari hanya 32% pada 1998.

Seorang warga mendapat ikan dari memancing jelang sore di sebelah Stasiun Pompa RW 04 Kembangan Utara. (Foto: Gapey Sandy)
Seorang warga mendapat ikan dari memancing jelang sore di sebelah Stasiun Pompa RW 04 Kembangan Utara. (Foto: Gapey Sandy)
PALYJA gencar mem-viral-kan hastag yang membuktikan kepeduliannya akan air, yaitu #BersamaDemiAir

* * * *

Klik VLOG Kompasiana Visit ke PALYJA ini di sini dan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun