Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bersih dan Senyum untuk Buktikan Pesona Indonesia

9 Oktober 2016   10:55 Diperbarui: 9 Oktober 2016   17:52 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Sepa di Kepulauan Seribu. Salah satu KSPN atau Kawasan Strategis Pariwisata Nasional adalah Kepulauan Seribu di Jakarta. (Foto: Lisdiana Sari)
Pulau Sepa di Kepulauan Seribu. Salah satu KSPN atau Kawasan Strategis Pariwisata Nasional adalah Kepulauan Seribu di Jakarta. (Foto: Lisdiana Sari)
Doberai Eco Resort di Raja Ampat, Papua. Obyek wisata yang bersih, nyaman dengan layanan ramah dan murah senyum dambaan para wisatawan. (Foto: Lisdiana Sari)
Doberai Eco Resort di Raja Ampat, Papua. Obyek wisata yang bersih, nyaman dengan layanan ramah dan murah senyum dambaan para wisatawan. (Foto: Lisdiana Sari)
GBBS mulai digaungkan sejak 19 September 2015. Kala itu, sinergi dua kementerian yakni Kemenko Bidang Maritim dan Sumber Daya beserta Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, berhasil menandatangani deklarasi GBBS tersebut.

Gerakan yang diharapkan menjadi “viral”, familiar dan membudaya ini merupakan salah satu bagian dari tiga Gerakan Nasional Revolusi Mental, yaitu Indonesia Tertib, Indonesia Melayani dan Indonesia Bersih. GBBS pun dikembangkan dalam rangka membangun sikap mental masyarakat Indonesia yang sehat karena memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan, dan berkepribadian ramah bersahabat.  GBBS terdiri dari dua gerakan moralitas publik yaitu Budaya Bersih dan Budaya Senyum.

Adapun nilai-nilai dasar revolusi mental yang terkandung dalam GBBS adalah Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong.  Dengan demikian diharapkan GBBS menjadi pembuka jalan bagi kekuatan pembangunan ekonomi nasional dan sekaligus kekuatan bangsa Indonesia sebagai poros maritim dunia.  Gerakan ini merupakan gerakan nasional dan akan dilaksanakan secara berkesinambungan mulai tahun 2016 hingga 2019.  Pencanangan GBS telah dilaksanakan pada tanggal 28 November 2015 di kawasan Marunda, Jakarta Utara.

Indonesia berada di urutan kedua sebagai pembuang sampah plastik di lautan dunia. (Sumber: Jenna Jambeck)
Indonesia berada di urutan kedua sebagai pembuang sampah plastik di lautan dunia. (Sumber: Jenna Jambeck)
Fakta dan data sampah plastik di dunia. (Sumber: Ocean Conservancy)
Fakta dan data sampah plastik di dunia. (Sumber: Ocean Conservancy)
Kedua gerakan moralitas publik diatas, ditumbuhkembangkan dengan cara menerapkan delapan prinsip Revolusi Mental, yaitu: (1) gerakan sosial, (2) tekad politik, (3) lintas sektoral, (4) partisipatif, (5) pemicu, (6) mudah dilaksanakan, populer, holistic, sistematik, (7) moralitas publik, dan (8) terukur.

Mengapa harus Budaya Bersih?

Asal tahu saja, setiap tahunnya ada 8 juta ton sampah plastik sedunia yang mencemari lautan. Menurut sebuah riset yang dimuat jurnal Science, para peneliti menegaskan sampah plastik yang mengalir ke laut dapat mencapai jumlah yang lebih besar lagi. Angka 8 juta ton hanyalah sampah yang dibuang masyarakat pesisir yang berada di 192 negara.

Adalah Jenna Jambeck, peneliti dari Universitas Georgia yang pada 2015 kemarin memperkirakan bahwa, para penduduk yang tinggal di sekitar 50 kilometer dari garis pantai setiap negara, menghasilkan 275 juta ton sampah plastik pada 2010. Adapun sampah plastik yang terbuang dan mencemari lautan mencapai 4,8 hingga 12,7 juta ton.

Pesona Pulau Derawan di Kalimantan Timur yang sangat elok dan eksotis. (Foto: Gapey Sandy)
Pesona Pulau Derawan di Kalimantan Timur yang sangat elok dan eksotis. (Foto: Gapey Sandy)
Jambeck dan tim penelitinya kemudian merinci 20 negara yang diperkirakan paling banyak mencemari laut dengan sampah plastik. Cina menempati posisi pertama pada daftar itu, dengan menghasilkan 8,8 juta ton (sekitar 27 persen dari produksi sampah plastik global). Diperkirakan 1,3 sampai 3,5 juta ton di antaranya terbawa arus ke lautan.

Ironisnya, Indonesia menempati posisi kedua dengan produksi sampah plastik mencapai 3,2 juta ton. Jumlah sampah plastik yang mencemari laut mencapai 1,29 juta ton. Penelitian ini pun masih memberi penegasan, bahwa sekitar 83 persen sampah di Indonesia tidak dikelola dengan baik.

“Fakta riset ini parah sekali! Pantaslah kalau sangat merisaukan, karena ternyata perilaku kita sangat menyedihkan terhadap sampah plastik di lautan. Padahal, kita punya budaya Nusantara yang sangat menjunjung tinggi kebersihan, seperti misalnya yang diterapkan oleh masyarakat Desa Panglipuran di Bali. Bahkan, ada juga satu hotel di Sumba Barat, yang terpilih oleh sebuah majalah travel wisata dunia sebagai hotel terbaik sedunia tahun 2016. Namanya, Hotel Nihiwatu,” ujar Musyarafah Machmud selaku Wakil Ketua Satuan Tugas GBBS ketika menjadi pembicara di acara Kompasiana Nangkring bersama Kemenko Bidang Kemaritiman dengan tajuk “Sukseskan GBBS”, pada 9 September kemarin di Jakarta.

Menyelam di Tulamben, Bali. Pesona alam bawah laut Indonesia pun menjadi pariwisata menjanjikan. Bayangkan bila laut Indonesia kotor dan jorok? Adakah wisatawan yang akan datang menyelam? (Foto: Lisdiana Sari)
Menyelam di Tulamben, Bali. Pesona alam bawah laut Indonesia pun menjadi pariwisata menjanjikan. Bayangkan bila laut Indonesia kotor dan jorok? Adakah wisatawan yang akan datang menyelam? (Foto: Lisdiana Sari)
Snorkeling di Pulau Derawan, Kalimantan Timur. (Foto: Gapey Sandy)
Snorkeling di Pulau Derawan, Kalimantan Timur. (Foto: Gapey Sandy)
Menurut Musyarafah yang akrab disapa Ara, tujuan akhir GBBS adalah peningkatan pariwisata Indonesia, sekaligus memperbaiki citra buruk Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik nomor dua sedunia tadi. “Kenapa turisme ini penting? Karena, pada 2020 nanti, sektor pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia. Mengalahkan sektor pertambangan, perkebunan dan sebagainya. Selain itu, serapan tenaga kerja pada sektor pariwisata juga diprediksikan melebihi sektor lainnya,” ujarnya yang juga Ketua Dharma Wanita Persatuan Kemenko Bidang Maritim ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun